Makalah Perdagangan dan Pembayaran Internasional

Advertisement
       
      
              
    
  
  
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Indonesia sebagai negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, keadaan dan perkembangan perdagangan luar negeri serta neraca pembayaran internasional tidak bisa lepas dari hal-hal yang sedang dan akan berlangsung di dalam percaturan ekonomi global. Situasi dan kecenderungan umum perekonomian dapat dipastikan akan mempengaruhi perekonomian Indonesia. Perekonomian dunia yang lesu akan melesukan pula perdagangan antar negara di dunia, termasuk Indonesia. Hubungan ekonomi dengan luar negeri adalah bagian dari hubungan internasional secara luas, yang mencakup juga hubungan politik, militer, pendidikan dan kebudayaan. Bagi negara sedang berkembang seperti Indonesia, terlebih dengan system ekonomi terbuka, memungkinkan hubungan ekonomi dengan luar negeri terjadi. Hampir setiap hari dalam surat kabar kita baca bagaimana hubungan-hubungan ekonomi dengan luar negeri baik secara bilateral maupun multilateral itu terjadi  Hubungan ekonomi dengan luar negeri ini memberi pengaruh terhadap perekonomian dalam negeri. Ada pengaruh buruk, tapi juga ada pengaruh menguntungkan. Hubungan ekonomi internasional menyangkut ransaksi barang, jasa modal, moneter, alat pembayaran dan semuanya berpengaruh terhadap ekonomi dalam negeri.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa perdagangan Internasional?
2.      Apa pembayaran Internasional?
3.      Bagaimana kondisi neraca pembayaran Indonesia?

C.     Tujuan
1.      Mengetahui perdagangan Internasional.
2.      Mengetahui pembayaran Internasional.
3.      Mengetahui kondisi neraca pembayaran Indonesia.



BAB II
PEMBAHASAN

A.  Perdagangan Internasional
1.      Pengertian Perdagangan Internasional
Perdagangan di artikan khusus dalam ilmu ekonomi yaitu suatu proses tawar menawar yang di dasarkan atas kehendak sukarela dari masing-masing pihak. Kehendak sukarela merupakan hal yang terpenting dalam perdagangan dalam arti kusus karena mempunyai implikasi yang fundmental, yaitu bahwa perdagangan hanya akan terjadi apabila paling tidak ada satu pihak yang memperoleh keuntungan atau manfaat dan tidak ada (pihak lain) yang merasa dirugikan (Boediono, 1997 : 10)
Perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain atas dasar kesepakatan bersama. Penduduk yang dimaksud dapat berupa antarperorangan (individu dengan individu), antara individu dengan pemerintah suatu negara atau pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara lain. Di banyak negara, perdagangan internasional menjadi salah satu faktor utama untuk meningkatkan GDP. Meskipun perdagangan internasional telah terjadi selama ribuan tahun (lihat Jalur Sutra, Amber Road), dampaknya terhadap kepentingan ekonomi, sosial, dan politik baru dirasakan beberapa abad belakangan. Perdagangan internasional pun turut mendorong Industrialisasi, kemajuan transportasi, globalisasi, dan kehadiranperusahaan multinasional (http://id.wikipedia.org/wiki/Perdagangan_internasional)

2.      Faktor Pendorong Perdagangan Internasional
Banyak faktor yang mendorong suatu negara melakukan perdagangan internasional, di antaranya sebagai berikut :
a.     Untuk memenuhi kebutuhan barang dan jasa dalam negeri
b.     Keinginan memperoleh keuntungan dan meningkatkan pendapatan negara
c.     Adanya perbedaan kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam mengolah sumber daya ekonomi
d.     Adanya kelebihan produk dalam negeri sehingga perlu pasar baru untuk menjual produk tersebut.
e.     Adanya perbedaan keadaan seperti sumber daya alam, iklim, tenaga kerja, budaya, dan jumlah penduduk yang menyebabkan adanya perbedaan hasil produksi dan adanya keterbatasan produksi.
f.      Adanya kesamaan selera terhadap suatu barang.
g.     Keinginan membuka kerja sama, hubungan politik dan dukungan dari negara lain.
h.     Terjadinya era globalisasi sehingga tidak satu negara pun di dunia dapat hidup sendiri.
3.      Teori Perdagangan Internasional
a.    Teori keunggulan mutlak (absolute advantage theory)
        Teori ini dikemukakan oleh Adam Smith, yang menurutnya dengan melakukan spesialisasi pada produksi barang yang produktifitasnya lebih tinggi dibandingkan negara lain, negara tersebut akan memperoleh keunggulan dalam perdagangan internasional. Negara yang melakukan perdagangan internasional, yang dapat memproduksi suatu barang dengan sangat murah karena spesialisasi dan menjualnya ke negara lain dengan harga mahal,memiliki keunggulan mutlak.Menurut Adam Smith,penggagas teori keunggulan mutlak,perdagangan internasional terjadi kalau masing - masing negara memiliki keunggulan mutlak.
b.    Teori keunggulan komparatif (comparative adventage theory)
Teori ini merupakan turunan dari teori sebelumnya yaitu teori keunggulan mutlak. Teori ini dikemukakan oleh David Ricardo murid dari Adam Smith yang melengkapi teori gurunya dengan mengatakan bahwa perbedaan keunggulan komparatif juga dapat memberi keuntungan. Menurut David Ricardo,perdagangan internasional bukan hanya terjadi jika setiap negara memiliki keunggulan mutlak.Keunggulan komparatif dapat menguntunkan jika setiap negara melakukan spesialisasi dalam berproduksi,dengan syarat memiliki keunggulan yang paling besar atau memiliki kekurangan yang paling kecil 

4.      Kebijakan perdangangan internasional

Rangkaian tindakan yang akan diambil untuk mengatasi kesulitan atau masalah hubungan perdagangan internasional guna melindungi kepentingan nasional

a.    Jenis Kebijakan internasional di bidang Impor

1)   Kuota
Pembatasan jumlah barang yang diimpor suatu Negara

Akibatnya:
a)    Naiknya harga barang impor dalam negeri
b)   Mempertinggi daya saing produksi dalam negri dipasar dalam negri
c)    Produksi dalam negri meningkat

2)   Tarif bea masuk

Menaikkan tarif barang impor

Akibatnya:
a)    Naiknya barang impor di pasar dalam negri
b)   Membatasi impor
c)    Mempertinggi daya saing barang-barang dalam negri di pasar dalam negri

3)   Larangan impor

Melarang sama sekali produksi luar negri masuk ke dalam negri

Akibatnya:
a)    Melindungi perusahan dalam negri dari kebangkrutan
b)   Menghindari/mengurai defisit neraca pembayaran

4)   Subsidi
Pemerintah memberikan bantuan baik berupa barang maupun dana

Akibatnya:
a)    Harga produksi dalam negri menjadi murah
b)   Mempertinggi daya saing produksi dalam negri di pasar dalam negri

b.    Jenis Kebijakan internasional di bidang Ekspor

1)   Premi

Tindakan pemerintah dengan membayar kelebihan harga untuk tiap unit hasil produksi atau tiap barang yang diekspor
Akibatnya:
Produksi dalam negri dapat bersaing di luar negri
2)   Dumping
Menjual produksi dalam negri di luar negri lebih murah daripada dalam negri
Akibatnya:
a)    Pemasaran lebih luas
b)   Menghabiskan stok barang
3)   Politik dagang bebas
Pemerintah memberi kebebasan ekspor dan impor
Akibat:
a)    Mutu barang tinggi
b)   Harga relatif murah
4)   Larangan ekspor
Melarang ekspor ke luar negri untuk jenis barang tertentu
Contoh: kayu gelondongan

5.    Manfaat Perdagangan Internasional
a.    Memperoleh barang yang tidak dapat diproduksi di negeri sendiri
Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan hasil produksi di setiap negara. Faktor-faktor tersebut diantaranya : Kondisi geografi,iklim, tingkat penguasaan iptek dan lain-lain. Dengan adanya perdagangan internasional, setiap negara mampu memenuhi kebutuhan yang tidak diproduksi sendiri.
b.    Memperoleh keuntungan dari spesialisasi
Sebab utama kegiatan perdagangan luar negeri adalah untuk memperoleh keuntungan yang diwujudkan oleh spesialisasi. Walaupun suatu negara dapat memproduksi suatu barang yang sama jenisnya dengan yang diproduksi oleh negara lain, tapi ada kalanya lebih baik apabila negara tersebut mengimpor barang tersebut dari luar negeri.
c.    Memperluas pasar dan menambah keuntungan
Terkadang, para pengusaha tidak menjalankan mesin-mesinnya (alat produksinya) dengan maksimal karena mereka khawatir akan terjadi kelebihan produksi, yang mengakibatkan turunnya harga produk mereka. Dengan adanya perdagangan internasional, pengusaha dapat menjalankan mesin-mesinnya secara maksimal, dan menjual kelebihan produk tersebut keluar negeri.
d.   Transfer teknologi modern
Perdagangan luar negeri memungkinkan suatu negara untuk mempelajari teknik produksi yang lebih efesien dan cara-cara manajemenyang lebih modern.

B.     Pembayaran Internasional
1.    Pengertian Pembayaran Internasional
Neraca pembayaran meliputi semua nilai barang dan jasa, transfer-transfer (hadiah, hibah, bantuan asing), transaksi modal (pinjaman dan utang) dan semua transfer keyataan resmi serta tabungan internasional yang dilaksanakan selama kurun waktu tertentu. Jadi neraca pembayaran adalah suatu catatan sistemmatis yang mampu memberikan informasi mengenai tarnsaksi-transaksi ekonomi internasional yang sudah dan sedang dilakukan oleh suatu Negara dengan Negara lain, dinilai dengan mata uang pada setiap periodenya (biasanya setaun sekali).
Transaksi ekonomi yang dicatat dalam neraca pembayaran meliputi transaksi kredit dan transaksi debet. Transaksi kredit adalah transaksi yang menimbulkan atau menambah hak bagi penduduk suatu Negara untuk menerima pembayaran dari penduduk Negara lain. Taransaksi debet adalah transaksi yang menimbulkan atau menambah kewajiban penduduk suatu Negara untuk melakukan pembayaran kepada penduduk lain. (http://yandra.web.id/index.php?proses=view&page=72).
Neraca pembayaran (N/P) mencatat semua tansaksi sebuah negara dengan negara lain, yang meliputi transaksi internasional sebuah negara pada suatu periode tertentu, biasanya satu tahun. Surplus/defisitnya dapat dilihat melalui lalu lintas moneter/cadangan devisa
Surplus: saldo neto neraca pembayaran bertanda negatif-kenaikan cadangan devisa
Defisit: Saldo neto neraca pembayaran bertnda positif-penurunan cadangan devisa

2. Komponen neraca pembayaran
a.    Neraca Perdagangan
               Neraca perdagangan yang merupakan selisih antara total ekspor dan impor barang, jasa, dan transfer. Dalam perhitungannya, neraca perdagangan ini tidak mencakup transaksi-transaksi asset finansial dan kewajiban (hutang). Data ini merupakan indikator tren perdagangan luar negeri yang merupakan aliran bersih dari total ekspor dan impor barang dan jasa sebagai penerimaan atau penghasilan. Dengan adanya transaksi ekspor maka akan diterima sejumlah uang yang nantinya akan menambah permintaan terhadap mata uang negara eksportir. Begitu pula sebaliknya pada impor barang dan jasa dimana sejumlah uang harus dikeluarkan guna membayar barang dan jasa yang kita impor, hal ini akan menambah penawaran akan mata uang negara importir.
               Neraca perdagangan adalah suatu catatan atau ikhtisar yang memuat atau mencatat semua transaksi ekspor dan transaksi impor barang-barang. Ekspor barang-barang dicatat sebelah kredit, sedangakn import barang-barang dicatat dalam pos debet.
} Surplus: Nilai Ekspor>Nilai Impor
} Defisit: Nilai Impor>Nilai Ekspor
b.      Current account (neraca berjalan)
Terdiri dari transaksi impor dan ekspor barang dan jasa. Pada current account, ekspor dicatat sebagai kredit karena menghasilkan devisa bagi negara. Sedangkan impor dicatat sebagai debit karena “menghilangkan”/mengeluarkan devisa dari negara. Selain ekspor dan impor, transaksi lain yang termasuk dalam current account adalah pembayaran faktor (factor payment) dan unilateral transfers.
Neraca pembayaran meliputi semua transaksi tahun berjalan, yaitu ekspor, perdagangan barang dan bukan barang. Ekspor barang merupakan taransaksi kredit yang menyebabkan terjadinya aliran uang masuk ke dalam negeri.
Surplus:  Neraca perdagangan & jasa positif
                Surplus neraca perdagangan>defisit neraca jasa
Defisit:    Neraca perdagangan & jasa negatif
    Surplus neraca perdagangan<defisit neraca jasa
c.       Capital Account (neraca transaksi modal)
Neraca transaksi modal meliputi pemberian pinjaman (pours) dan utang (borrowing) berupa pinjaman jangka pendek dan jangka panjang. Transaksi modal tersebut dapat berupa hal-hal berikut:
1) Kredit untuk kegiatan perdagangan dari Negara lain.
2) Deposito yang dimiliki penduduk kita di luar negeri, atau deposito yang dimiliki penduduk luar negeri di dalam negeri.
3) Pembelian surat-surat berharga jangka pendek oleh penduduk luar negeri, atau penjualan surat-surat berharga jangka pendek kepada penduduk luar negeri di dalam negeri.
4) Adanya investasi di luar negeri, atau investasi asing di dalam negeri.
5) Pembelian surat-surat berjangka panjang oleh penduduk luar negeri, atau penjualan surat-surat berharga jangka panjang kepada penduduk luar negeri di dalam negri.
6) Pinjaman jangka panjang dari penduduk Negara lain kepada Indonesia, atau pinjaman jangka panjang dari penduduk Indonesia kepada Negara lain.
d.      Financial account
Mencatat transaksi aset finansial, transfer pembayaran, piutang maupun utang internasional. Ini mencakup pencatatan akan FDI (foreign direct investment atau Penanaman Modal Asing/PMA), pembayaran dividen, cicilan hutang, bunga atau utang, pembelian surat berharga, saham, dan lain sebagainya. Financial account mengukur devisa masuk dan keluar seperti pada current account, dimana transaksi yang menghasilkan devisa dicatat sebagai kredit (capital inflow). Sebaliknya, transaksi yang mengakibatkan devisa keluar dari suatu negara dicatat sebagai debit (capital outflow). Capital inflow merupakan dana/modal yang masuk ke dalam suatu negara (dicatat sebagai kredit), misalnya melalui investasi asing (FDI), pembelian saham, obligasi, atau surat berharga lainnya. Capital inflow yang berkontribusi baik bagi perekonomian adalah yang dalam jangka panjang, misalnya melalui investasi modal riil (FDI) berupa pembangunan pabrik, pembelian mesin baru, dls. Sedangkan capital inflow jangka pendek sering juga disebut “hot money”, merupakan dana yang hanya singgah sebentar di suatu negara dan tidak berkontribusi langsung ke peningkatan output (GDP). Hot money biasanya hanya mencari keuntungan jangka pendek, misalnya dari pembelian saham. Capital outflow. Ini merupakan dana/modal yang keluar dari suatu negara (dicatat sebagai debit), misalnya ada swasta/masyarakat yang melakukan investasi (baik FDI maupun pembelian saham dan surat berharga lainnya) di luar negeri, pembayaran cicilan hutang luar negeri, pembayaran bunga atas hutang luar negeri, dll.
Contoh transaksi yang menghasilkan devisa (kredit) pada financial account adalah : hutang luar negeri, FDI,  pembelian saham maupun obligasi dalam negeri oleh investor asing, dll. Semua transaksi ini mendatangkan devisa bagi negara. Misalnya transaksi berlangsung antara Indonesia-Amerika, maka cadangan dolar (devisa) Indonesia akan bertambah akibatnya adanya transaksi-transaksi diatas.
Contoh transaksi yang mengurangi devisa (debit) pada financial account adalah pembayaran cicilan hutang luar negeri,  pembayaran bunga dari hutang luar negeri, pembayaran dividen atas saham dalam negeri yang dimiliki investor asing, pembayaran bunga dan hutang obligasi yang jatuh tempo, pengiriman laba dari FDI atau investasi asing yang ditanamkan di dalam negeri, dll. Semua transaksi ini mengurangi devisa suatu negara.


e.      Neraca Jasa
Dumairy (1996 : 101) menyatakan Neraca jasa Indonesia senantiasa defisit sepanjang era PJP I. Pengeluaran untuk jasa selalu lebih besar daripada penerimaannya, baik dari sektor migas maupun sektor non migas. Pengeluaran jasa didominasi oleh pembayaran bunga utang luar negeri serta biaya angkutan laut.
Neraca meliputi transportasi dan asuransi, pengeluaran para wisatawan, laba perorangan yang dibagiakan, kiriman uang, hibah, jasa-jasa yang diterima dari dan yang diberikan ke Negara lain.
Unsur: Penerimaan dan Pengeluaran Jasa
Negatif: Penerimaan jasa<Pembayaran jasa ke luar negeri
f.       Cadangan Devisa
Posisi cadangan devisa suatu negara biasanya dinyatakan aman apabila mencukupi kebutuhan impor untuk jangka waktu setidak-tidaknya 3 bulan. Jika cadangan devisa yang dimiliki tidak mencukupi kebutuhan untuk 3 bulan impor, maka hal itu dianggap rawan. Tipisnya persediaan valuta asing suatu negara dapat menimbulkan kesulitan ekonomi bagi negara yang bersangkutan. Bukan saja negara tersebut akan mengalami kesulitan mengimpor barang-barang yang dibutuhkannya dari luar negeri, tetapi juga bisa memerosotkan kredibilitas mata uangnya. Kurs mata uang di pasar valuta asing mengalami depresiasi. Apabila posisi cadangan devisa itu terus menipis dan semakin tipis, maka dapat terjadi “serbuan (rush) terhadap valuta asing di dalam negeri. Menghadapi keadaan demikian, sering terjadi pemerintah negara yang bersangkutan akhirnya terpaksa melakukan devaluasi.
                Devaluasi memiliki pengaruh jangka pendek dan jangka panjang. Dalam jangka pendek mekanisme harga dan mekanisme mneter penting. Dari segi mekanisme harga, posisi neraca pembayaran membaik (ekpor naik dan impor turun) apabila penawaran ekspr dan permintaan impor cukup elastis. Dari segi mekanisme moneter ( a la monetarist), devaluasi menaikkan harga-harga di dalam negeri sehinga menurunkan real balance masyarakat dan selanjutnya menurunkan impor. Dari segi ini pun neraca pembayaran cenderung mambaik. Tetapi penurunan real balance selalu di ikuti oleh kelesuan usaha dan keluhan likuiditas di sektor perusahaan. Dalam jangka panjang sebagian atau seluruh perbaikan neraca pembayaran tersebut bisa hilang. Bila cost inflation terjadi dan stok uang di naikkan, maka impor cenderung meningkat kembali dan ekspor menurun. Devaluasi adalah salah satu cara untuk mengoreksi overvalued exchange rate, tetap tidak mengobati penyebab keadaan tersebut, yang sering kali adalah ketidakmampuan mengendalikan inflasi dalam negeri.
3. Transakasi Neraca Pembayaran
Dalam neraca pembayaran terdapat beberapa transaksi yang akan berpengaruh terhadap neraca pembayaran itu sendiri. Transaksi-transaksi tersebut adalah sebagai berikut:
a. Transaksi Barang
Transaksi barang adalah semua transaksi yang menyangkut kegiatan ekspor dan impor barang yang terjadi antara dua Negara atau lebih. Kegiatan ekspor dan impor ini dicatat di neraca perdagangan.
b.    Transaksi Jasa
Tarnsaksi ini adalah meliputi pemberian atau penerimaan jasa yang terjadi antara dua Negara atau lebih. Transaksi yang termasuk transaksi jasa antara lain jasa transportasi, parawisata, premi asuransi, dan sebagainya.
c.     Transaksi Modal
Transaksi modal adalah transaksi penerimaan atau pembayaran yang terjadi antara penduduk suatu Negara dengan penduduk Negara lain sehubungan adanya peminjaman dan penanaman modal. Tarnsaksi hasil modal bisa berupa bunga (interest) dan bagi keuntungan laba usaha (deviden).
d.    Transaksi Unilateral/Hadiah (Grant)
Transaksi unilateral adalah transaksi pemindahan hak antara penduduk suatu Negara kepada penduduk Negara lain yang tidak menimbulkan kewajiban, baik masa sekarang maupun masa yang akan datang. Misalnya hadiah yang diterima dari Negara lain, kiriman uang untuk keluarga di luar negeri, dan sebagainya.
e.     Investasi Jangka Panjang (Long Term Investment)
nvestasi modal untuk jangka panjang (lebih dari satu tahun) yang dilakukan oleh penduduk suatu Negara di Negara lain (luar negeri). Misalnya membeli saham atau obligasi untuk tujuan investasi jangka panjang di luar negeri.
f.     Investasi Jangka Pendek (Short Term Investment)
Investasi jangka pendek (kurang dari satu tahun) adalah transaksi yang dilakukan oleh penduduk suatu Negara di Negara lain (luar negeri). Misalnya untuk membeli saham atau obligasi dengan tujuan untuk memperoleh capital gain (keuntungan naiknya nilai kurs) dari perusahaan di luar negeri.
g.    Transaksi Pemindahan Emas (Gold Movement)
Transaksi pemindahan emas adalah transaksi pemindahan hak pemilikan emas yang dilakukan penduduk suatu Negara dengan penduduk Negara lain.
h.    Transaksi Pengangkutan Mata Uang (Currency Shipment)
Transaksi ini terjadi apabila seorang penduduk menabungkan uangnya di bank luar negeri.

4. Ikhtisar Neraca Pembayaran
Transaksi ekonomi yang dilakukan oleh suatu Negara dapat dibedakan atas dua macam:
a.       Transaksi Debet
Transaksi debet adalah transaksi yang dapat menimbulkan bertambahnya kewajiban Negara dalam melakukan pembayaran kepada Negara lain.
b.      Transaksi Kredit
Transaksi Kredit adalah transaksi yang dapat mengakibatkan bertambahnya hak suatu Negara untuk menerima pembayaran dari Negara lain.
Untuk lebih jelasnya, perhatikanlah ikhtisar neraca pembayaran dalam tabel berikut ini!
Debet
(Mengalirnya Uang ke Luar Negeri)
Kredit
(Mengalirnya Uang dari Luar Negeri)
1. Neraca Barang (current account) Impor barang-barang
1. Neraca Barang (current account)
Ekspor barang
2. Neraca Jasa (errors dan omission)
a. Bunga dan deviden dibayar kepada luar negeri
b. Biaya pariwisata di luar negeri
c. Biaya taransportasi yang dilakukan oleh luar negeri
d. Pembeyaran untuk jasa-jasa yang dilakukan oleh Bank, Asuransi, Telekomunikasi untuk luar negeri
e. Pemberian hadiah dan pengiriman uang kepada penduduk Negara lain
2. Neraca Jasa (errors dan omission)
a. Bunga dan deviden dari luar negeri
b. Biaya pariwisata orang asing di dalam negeri
c. Biaya taransportasi dari luar negeri
d. Pembayaran untuk jasa-jasa yang dilakukan oleh Bank, Asuransi, Telekomunikasi dari luar negeri
e. Penerimaan hadiah, dan kiriman uang dari penduduk Negara lain
3. Neraca kapital (capital account)
a. Investasi jangka panjang yang ditanamkan penduduk di Negara lain
b. Investasi jangka pendek yang ditanamkan penduduk di Negara lain
c. Penduduk yang menabungkan uangnya di bank luar negeri Pelunasan utang
3. Neraca kapital (capital account)
a. Investasi jangka panjang yang ditanamkan oleh penduduk Negara lain di dalam negeri
b. Investasi jangka pendek yang ditanamkan oleh penduduk Negara lian di dalam negeri
c. Penduduk Negara lain yang menabungkan uangnya di bank dalam negeri
d. Pengambilan utang
4. Neraca Emas (gold account)
Impor emas
4. Neraca Emas (gold account)
Ekspor emas


 
ekanisme N

5. Keseimbangan Neraca Pembayaran
Neraca pembayaran harus selalu berada pada keadaan seimbang dengan saldo nol dimana penjumlahan di sebelah debit harus sama dengan di sebelah kredit. Dalam mebahas keseimbangan neraca pembayaran, akan diuraikan keseimbangan dari masing-masing komponen neraca pembayaran.
a.    Keseimbangan Transaksi Berjalan
Keseimbangan transaksi berjalan adalah keseimbangan yang dihitung dari transaksi barang, jasa, hasil modal dan transaksi unilateral. Taransaksi berjalan dinyatakan seimbang bila arus uang yang masuk sama besarnya dengan arus uang yang keluar akibat transaksi barang, jasa, hasil modal dan transaksi unilateral yang terjadi antar negara. Namun demikian, transaksi berjalan dapat defisit atau surplus.
b. Keseimbangan Transaksi Modal
Keseimbangan transaksi modal adalah keseimbangan yang dihitung dari transaksi investasi jangka panjang, investasi jangka pendek, pemindahan emas, dan transaksi pengangkutan mata uang. Neraca transaksi modal dinyatakan seimbang bila arus uang keluar untuk investasi jangka panjang, investasi jangka pendek, serta pemindahan asset dan tabungan sama besarnya dengan arus masuk dari transaksi-transaksi tersebut yang terjadi antar Negara. Akan tetapi, transaksi modal dapat mengalami defisit atau surplus.
c.    Keseimbangan Neraca Pembayaran
Keseimbangan neraca pembayaran adalah keseimbangan yang terjadi akibat transaksi berjalan dan transaksi modal. Keseimbangan neraca pembayaran akan terjadi bilamana arus uang masuk yang terjadi akibat transaksi berjalan dan transaksi modal sama besarnya dengan aru uang keluar dari transaksi tersebut di atas yang terjadi antar Negara. Keseimbangan neraca pembayaran sebenarnya dapat terliat dari perubahan cadangan devisa resmi.

6. Defisit Dan Surplus Neraca Pembayaran
Neraca pembayaran dikatakan devisit bila nilai ekspor barang lebih kecil dari importnya dan dikatakan surplus bila ekspor barang lebih besar dari impornya. Pada umumnya neraca pembayaran akan dikatakan sehat jika mengalami surplus, dan neraca penawaran akan dikarenakan kurang sehat jika mengalami defisit. Akan tetapi, tidak selamanya bahwa defisit neraca pembayaran berarti kurang sehat atau membahayakan. Hal ini harus dilihat pada komponen mana yang mengalami defisit.
Jika defisit terdapat pada transaksi berjalan, maka untuk menutup defisit tersebut harus ditimbangkan penerimaan pada transaksi modal, misalnya dengan cara mencari pinjaman luar negeri atau menarik investor asing untuk menanamkan modalnya di dalam negeri. Demikian pula jika penyebab devisit tersebut pada komponen transaksi berjalan, maka untuk menyehatkan atau menutup defisit tersebut harus diusahakan meningkatkan pada komponen transaksi berjalan, misalnya dengan meningkatkan ekspor barang dan jasa dan sebagainya.
Perlu disadari pula surplus neraca pembayaran yang berkepanjangan akan kurang bearti jika tidak digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya. Cadangan devisa yang tertumpuk terus menerus karena surplus neraca pembayaran tidak akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat jika tidak digunakan untuk kesejahteraan masyarakat.

7. Mekanisme neraca pembayaran
Ada tiga macam mekanisme berpengaruh terhadapneraca pembayaran suatu negara dari suatu perubahan ekonomi atau suatu kebijaksanaan, yaitu: mekanisme harga, mekanisme pendapatan, dan mekanisme moneter. Ketiganya saling kait mengkait dan saling bekerja berdampingan.

a.    Mekanisme Harga
Mekanisme harga bekerja lewat pengaruh perubahan harga-harga terhadap ekspor dan impor. Mekanisme hume dalam sisitem standar emas penuh adalah contoh terbaik untuk menggambarkan bekerjanya mekanisme harga. Bila surplus neraca pembayaran terjadi, stok uang dalam negeri meningkat, harga dalam negeri meningkat, dan penduduk negara tersebut akan meningkatkan impornya dan menurunkan ekspornya. Selama surplus belum hilang impor akan terus meningkat dan ekspor menurun. Akhirnya neraca pembayaran akan kembali seimbang. Dalam sistem moneter lainpun mekanisme harga masih bekerja, meskipun tidak sesempurna dalam sisitem standard emas penuh. Elastisitas harga dari penawaran ekspor dan permintaan impor sangan menentukan efektifitas mekanisme harga dalam membawa kembali neraca pembayaran kearah keseimbangan. Karena berbagai faktor penghambat, sekarang para ekonom berangapan bahwa mekanisme harga saja tidak bisa di andalkanuntuk mengobati ketimpangan neraca pembayaran yang besar.
b.      Mekanisme Pendapatan
Mekanisme pendapatan bekerja melalui proses pelipat (multiplier). Kenaikan ekspor, melalui proses pelipat menimbulkan kenaikan pendapatan nasional. Selanjutnya kenaikan pendapatan nasional meningkatkan impor melalui kecenderungan mengimpor (prospensity to import). Kenaikan impor ini tidak akan sebesar kenaikan ekspor yang mengakibatkannya. Ini berarti bahwa mekanisme pendapatan saja tidak bisa membawa neraca pembayaran ke posisi keseimbangan kembali secara penuh.
c.       Mekanisme Moneter
Mekanisme moneter bekerja lewat stok uang di dalam negeri sebagai akibat perubahan keadaan atau kebijaksanaan. Bila ekspor naik dan surplus neraca pembayaran terjadi, stok uang dalam negeri meningkat, tingkat bunga menurun pengeluaran investasi meningkat, pendapatan nasional meningkat dan akhirnya impor meningkat. Ini adalah mekanisme moneter menurut Keynes. Mekanisme moneter menurut golongan moneterist memberi tekenan pada apa yang terjadi dengan stok uang riil atau real balance. Bila real balance meningkat, pengeluaran meningkat, dan impor meningkat. Bila kenaikan stok uang di imbangi dengan kenaikannharga, real balance bisa meningkat atau turun, sehinga imporpun tetap atau turun. Mekanisme moneter tidak bisa membawa neraca pembayaran ke posisi keseimbangan yang penuh.
8.    Tujuan dan Fungsi Neraca Pembayaran
Penyusunan neraca pembayaran mempunyai beberapa tujuan, yaitu:
a.    Memberikan informasi kepada pemerintah mengenai posisi Negara di perdagangan internasional,
b.    Memberikan bantuan dan sistem pembayarannya,
c.    Memberikan bantuan kepada pemerintah dalam mentapkan kebijakan moneter dan fiskal,
d.   Memberikan keterangan kepada pemerintah di dalam menetapkan berbagai kewajiban perekonomian nasional seperti ekspor impor, lalu lintas moneter serta produksi, dan
e.    Membantu pemerintah dalam mengambil keputusan dalam bidang politik perdagangan dan urusan pembayarannya.
Neraca pembayaran memiliki beberapa fungsi, yaitu:
a. Alat pembukuan anggaran dan alat pembayaran luar negeri,
b. Alat untuk menjalankan pengaruh transaksi luar negeri terhadap pendapatan nasional,
c. Alat untuk mengukur keadaan perekonomian suatu Negara,
d. Alat untuk menetapkan kebijakan moneter dan fiskal, dan
e. Untuk mengetahui transaksi luar negeri terhadap pendapatan nasional.

C. Kondisi Neraca Pembayaran Indonesia
Bank Indonesia (BI) mencatat neraca pembayaran Indonesia (NPI) kuartal kedua 2010 mengalami surplus yang cukup signifikan sebesar 5,4 miliar dolar AS didorong oleh transaksi berjalan maupun transaksi modal dan finansial.
Kepala Biro Humas BI, Difi Johansyah mengatakan bahwa jumlah cadangan devisa pada akhir kuartal kedua ini bertambah menjadi 76,3 miliar dolar AS atau sama dengan 5,8 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Difi menjelaskan bahwa transaksi berjalan pada kuartal kedua 2010 mengalami surplus sekitar 1,8 miliar dolar AS yang ditopang oleh kinerja positif pada neraca perdagangan nonmigas, neraca perdagangan gas, dan neraca transfer berjalan.
Kinerja ekspor nonmigas mampu melampaui kenaikan impor nonmigas karena proses pemulihan ekonomi dunia saat ini terus berjalan. Sedangkan surplus transaksi berjalan tersebut lebih rendah daripada kuartal pertama sebesar 2,1 miliar dolar AS, disebabkan oleh meningkatnya defisit pada neraca perdagangan minyak dan neraca pendapatan.
Impor minyak mengalami kenaikan signifikan akibat konsumsi bahan bakar minyak (BBM) yang meningkat mengikuti akselerasi pertumbuhan ekonomi domestik. Sementara itu, kenaikan defisit neraca pendapatan lebih banyak bersifat musiman sesuai dengan jadwal pembayaran dividen dan bunga utang luar negeri. Sedangkan transaksi modal dan finansial selama kuartal kedua ini mencatat surplus sebesar 3,3 miliar dolar AS di setiap komponen utama transaksi modal dan finansial, baik investasi langsung, investasi portofolio, maupun investasi lainnya.
Arus masuk investasi langsung di Indonesia meningkat sejalan dengan iklim investasi yang semakin kondusif dan prospek perekonomian yang membaik. Penarikan utang luar negeri oleh korporasi dan penarikan simpanan penduduk di luar negeri juga mengalami kenaikan sebagai respons terhadap meningkatnya kebutuhan valuta asing dan kegiatan investasi di dalam negeri. Namun, secara keseluruhan surplus transaksi modal dan finansial tersebut lebih rendah daripada triwulan sebelumnya 4,3 miliar dolar AS, terutama akibat imbas negatif dari krisis utang di Eropa terhadap penurunan arus masuk investasi portofolio.





     BAB III
SIMPULAN

Perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain atas dasar kesepakatan bersama. Penduduk yang dimaksud dapat berupa antarperorangan (individu dengan individu), antara individu dengan pemerintah suatu negara atau pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara lain.
Faktor pendorong perdagangan internasional adalah adanya perbedaan kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam mengolah sumber daya ekonomi, adanya kelebihan produk dalam negeri sehingga perlu pasar baru untuk menjual produk tersebut.
Kebijakan Perdagangan internasional antara lain kebijakan impor, meliputi: kuota, bea masuk, larangan impor, subsidi. Kebijakan ekspor meliputi: premi, dumping, politik dagang bebas, dan larangan ekspor.
Manfaat perdagangan internasional antara lain: untuk memperoleh barang yang tidak dapat diproduksi dalam negri, perolehan devisa, alih teknologi, memperluas daerah permasaran, stabilisasi ekonomi nasional, memperluas kesempatan kerja, penghematan ongkos produksi, peningkatan kualitas konsumsi, stabilisasi harga.
neraca pembayaran (N/P) mencatat semua tansaksi sebuah negara dengan negara lain, yang meliputi transaksi internasional sebuah negara pada suatu periode tertentu, biasanya satu tahun. Surplus/defisitnya dapat dilihat melalui lalu lintas moneter/cadangan devisa.
Neraca pembayaran meliputi: neraca perdagangan, current account (neraca berjalan), capital account,  financial account, neraca jasa, dan cadangan devisa.
Ada tiga macam mekanisme berpengaruh terhadapneraca pembayaran suatu negara dari suatu perubahan ekonomi atau suatu kebijaksanaan, yaitu: mekanisme harga, mekanisme pendapatan, dan mekanisme moneter. Ketiganya saling kait mengkait dan saling bekerja berdampingan.



DAFTAR PUSTAKA

Boediono. 1997. Seri Sinopsis Pengantar Ilmu Ekonomi No. 3 EKONOMI INTERNASIONAL Edisi 1. Yogyakarta: BPFE.
Dumairy. 1996.  PEREKONOMIAN INDONESIA. Jakarta: Erlangga.


Dilansir dari : http://pakguruhonorer.blogspot.com/2015/06/perdagangan-dan-pembayaran-internasional.html
       
      
               
    
       
Advertisement

You might also like

0 Comments


EmoticonEmoticon