Advertisement
Teorisasi Akuntansi
Syari’ah
di Indonesia
Oleh: Dwi
Suwiknyo1
Pdf Asli DOwnload disini (KLIK)
Abstract
Shari’ a accounting, at level
ontology and epistemology there is agreement
PG BNPOH FYQFSU PG BDDPVOUJOH UIBU TIBSJB
BDDPVOUJOH EJąFST GSPN DPOWFOUJPOBM
BDDPVOUJOH#VUJONFUIPEPMPHJFTMFWFMUIFSFBSFTUJMMEJąFSFODFPGPQJOJPOBNPOHFYQFSU
PGTIBSJBBDDPVOUJOHDzJTBSUJDMFJTTUSJWJOHUPmOETIBSJABBDDPVOUJOHNFUIPEPMPHJFT
&TQFDJBMMZFYQSFTTBDDPVOUJOHQSJODJQMFTIBWJOHJEFPMPHZWBMVFDPNJOHGSPNTIBSJAB
also
its can synergy with process behavior of people (habitus) taking place in
Indonesia.
DzFSFCZXJMMCFPCUBJOFEQSJODJQMFBOEQSPDFEVSFTIBSJBBDDPVOUJOHDPNJOHGSPN Islam and
easy to be application.
Keywords: akuntansi syari’ah,
metodologi, nash, habitus, dan teorisasi.
I.
Pendahuluan
Teori
akuntansi konvensional dinyatakan baik secara verbal maupun matematis.
Perumusan teori akuntansi dimulai dari abstraksi (tidak nyata/ unrealworld
abstraction) yang ada dalam pikiran manusia. Supaya lebih bermanfaat,
hasil pikiran tersebut kemudian dihubungkan dengan praktik akuntansi. Secara
umum, teori akuntansi yang dibangun dapat diterima jika memiliki kriteria
kebenaran di antaranya dogmatics basis, self-evident basis, dan TDJFOUJmDCBTJT.2 Chambers
misalnya, memberikan langkah-langkah perumusan akuntansi
konvensional sebagai berikut:
*
Dosen mata kuliah
Pengantar Akuntansi di Sekolah Tinggi Ekonomi Islam Yogyakarta, serta peserta
Program Pasca Sarjana Konsentrasi Ekonomi Islam MSI UII Yogyakarta.
2 Maksudnya, (1) dogmatics basis berarti
kebenaran sesuatu diperoleh karena kepercayaan atas informasi yang diberikan
oleh orang lain (dogmatis), (2) self-evident basis artinya
kebenaran didapatkan dari pernyataan yang didasarkan pada pengetahuan umum,
pengalaman, dan observasi. Maka diperlukan kelayakan (reasonableness),
kepekaan (sensibility) dan kejelasan (obviousness), (3) TDJFOUJmD CBTJT artinya kebenaran dihasilkan dari proses
coba-coba selama bertahun-tahun yang memerlukan bukti-bukti empiris yang logis
dan objektif. Selengkapnya lihat Sri Widodo. 1990. Teori Akuntansi,
(Yogyakarta: Penerbitan Universitas Atma Jaya), hal 16-17.
Vol. I, No. 2, Desember 2007
|
211
|
JURNAL
EKONOMI ISLAM
(BNCBS$IBNCFSTDzFPSZ$POTUSVDUJPO1
Teori
akuntansi konvensional yang dibentuk dengan kontruksi di atas sangat tergantung
pada realita praktik akuntansi itu sendiri. Perumusan teori yang bersumber pada
praktik akuntansi berusaha menarik kesimpulan umum dari pengamatan dan
pengukuran praktik akuntansi. Metode ini disebut dengan proses induksi. Namun,
proses induktif tetap terkait erat dengan proses deduktif karena proses
deduktif memberikan petunjuk pemilihan data yang akan diteliti. Hal senada juga
disampaikan oleh Ahmed Belkaoui yang menjelaskan bahwa perumusan teori
akuntansi konvensional yang paling dikenal menggunakan metodologi deskriptif.
Metode ini muncul sebagai konsekuensi atas keyakinan bahwa akuntansi merupakan
seni yang tidak dirumuskan. Karenanya, upaya-upaya yang dilakukan lebih
bersifat coba-coba untuk membenarkan apa yang tersusun melalui praktik
akuntansi.
Pendekatan
induktif dilaksanakan dengan empat langkah, yaitu (1) observasi dan pencatatan
semua observasi, (2) analisa observasi dan deteksi gejala yang berulang-ulang
dan kesamaan-kesamaan, (3) generalisasi dari hasil analisa
(prinsip-prinsip/postulat2),
dan (4) pengujian ulang hasil generalisasi dan prinsip-prinsip tersebut.
Argumentasi pendekatan induktif adalah menuntun atau bertitik tolak dari
hal-hal yang bersifat khusus (informasi dari praktik akuntansi yang
berulang-ulang) menuju hal-hal yang bersifat umum (postulat dan prinsip
akuntansi). Kontruksi inilah yang dikembangkan oleh Chambers dengan
mengeluarkan pernyataan, “It is possible to build up a theory of accounting
1.+3(SB LJO"DDPVOUJOH.FUIPEPMPHZBOEDzF8PSLPG3+$IBNCFST, (London: Garland Publishing), p. 82.
2Postulat
berarti dalil, anggapan dasar, landasan berpikir, atau premis dari rangkaian
berpikir yang belum tentu jelas sehingga diperlukan pembuktian. Lihat Achmad
Maulana (2004), Kamus Ilmiah Populer, Cetakan Kedua, (Yogyakarta:
Absolute), hal 412.
212 Vol. I, No. 2, Desember
2007
JURNAL
EKONOMI ISLAM
without
reference to the practice of accountingw3
Jika
didasarkan pada pernyataan di atas maka experience (pengalaman)
merupakan unsur penting yang dapat memberikan kontribusi bagi perumusan teori
akuntansi. Namun, kontruksi tersebut telah dikritik bahwa teori yang dibangun
berdasar pada realita (terlebih berhubungan dengan perilaku manusia) kurang
memberikan ‘kebenaran’. Selain itu, (1) peneliti dapat dipengaruhi oleh ide-ide
yang ada di bawah sadarnya mengenai hubungan-hubungan relevan atas data yang
diperoleh, (2) data mentah akuntansi antar perusahaan berbeda karakter dan
sifat interaksinya sehingga sulit dilakukan generalisasi, (3) pendekatan
induktif sangat membutuhkan waktu yang lama untuk mendapat kebenaran dari
kejadian yang berulang-ulang. Oleh karena itu, konstruksi tersebut bertentangan
dengan metode normative (pendekatan etikal). Teori akuntansi normatif lebih
sepakat membenarkan apa yang seharusnya benar, bukan hanya membenarkan apa
yang benar.4 Artinya, generalisasi harus tetap diperkuat dan didukung
dengan proses logis pendekatan deduktif. Metode penalaran deduktif
digunakan untuk menurunkan prinsip-prinsip logis yang memberikan landasan bagi
penerapan yang konkret dan praktis. Upaya penerjemahan postulat menjadi acuan
berupa simbol yang lebih mudah dibaca dan dapat diaplikasikan dalam akuntansi
menggunakan metode aksiomatik. Sifat dasar dari metode aksiomatik adalah (1)
dalil-dalil dipilih dan dinyatakan atas dasar pengakuan yang dinyatakan secara
eksplisit, CFCFSBQBEBMJMEBQBUEJWFSJmLBTJTFDBSBFNQJSJTIVCVOHBOEJantara dalil harus
dinyatakan secara jelas dan dapat diuji secara terpisah dari
pernyataan-pernyataan tertentu dalam dalil tersebut. Hubungan dasar di
antara dalil meliputi konsep negasi (not atau tidak), penghubung (and atau
dan), disjunction (entah… atau), dan implikasi (jika…maka).5 Hasil dari
metode aksiomatik dikembangkan menjadi prinsip-prinsip (standard) dan
prosedur akuntansi. Hanya saja, jika dilihat dari proses perumusan teori
akuntansi pendekatan deduktif, maka akan terlihat kelemahan-kelemahan di
antaranya (1) jika beberapa postulat dan premis salah, maka kesimpulannya
(konklusi) juga akan salah. (2) Pendekatan deduktif terlalu jauh dari realitas
sehingga sulit mendapatkan rumusan yang bersifat praktis.
Kesimpulannya,
secara umum terdapat dua golongan teoretisi akuntansi, yaitu (1) satu golongan
yang menyusun teori akuntansi secara induktif, yaitu berdasarkan apa
yang terjadi dalam praktik akuntansi (teori deskriptif/pragmatis pendekatan
induktif), dan (2) menyusun teori akuntansi yang mengarah pada apa
3
.+3(B LJO"DDPVOUJOH.FUIPEPMPHZBOEDzF8PSLPG3+$IBNCFST, (London: Garland Publishing), p. 81.
4 Perdebatan tentang metode deskriptif dan
normative dapat dibaca selengkapnya Ahmed Belkaoui (1981), "DDPVOUJOH DzFPSZ, (New York: Harcourt Brace Jovanovich, Inc.),
p. 7.
5 Contoh-contoh
penggunaan metode aksiomatik dapat ditemukan dalam Eldon S. Hendriksen (1999), Teori
Akuntansi, Wim Liyono (terj.), (Jakarta: Penerbit Erlangga), hal 8.
Vol. I, No. 2, Desember 2007
|
213
|
JURNAL
EKONOMI ISLAM
yang seharusnya digunakan
dalam praktik (teori normative pendekatan deduktif). Kondisi ini sangat
mempengaruhi penyusunan prinsip-prinsip akuntansi (generally accepted
accounting principles).6
Oleh karena itu, dibutuhkan teori akuntansi yang menyeluruh (a comprehensive
theory of accounting) memberikan aturan-aturan untuk mengakui objek ekonomi
tertentu yang relevan, mengukur nilai karakteristiknya, serta dasar untuk
menilai baik dan buruknya praktik akuntansi.7
Di Indonesia,
pengembangan akuntansi konvesional dilakukan dengan riset yang lebih bersifat
kuantitatif-nomerik yang dikembangkan oleh Husein Umar.8
Alasan logis yang melatarbelakangi riset tersebut adalah semakin berkembangnya
kebutuhan akuntansi yang lebih condong pada bidang keuangan (akuntansi
keuangan). Lebih diperjelas lagi oleh Supramono dengan bukunya yang berjudul Desain
Proposal Penelitian Akuntansi dan Keuangan.9
Kedua riset tersebut sangat bergantung dengan data yang ada di lapangan. Data
yang terkumpul kemudian dianalisis dengan bantuan statistik. Jadi, perkembangan
teori akuntansi konvensional –hingga saat ini- sangat bersifat empirical.
Terkait dengan studi akuntansi syari’ah, pertanyaan yang kemudian muncul adalah
bagaimana metode teorisasi akuntansi syari’ah di Indonesia?
II. Teorisasi Akuntansi Syari’ah di
Indonesia
Akuntansi
syari’ah, pada tataran ontology dan epistemology terdapat kesepahaman antar
para pakar akuntansi bahwa akuntansi syari’ah berbeda dengan akuntansi
konvensional. Namun, dalam tataran metodologi masih ada perbedaan pandangan di
kalangan pakar akuntansi syari’ah.10
Perbedaan
6 Salah
satu dampak (bukti nyata) dari perdebatan perumusan prinsip akuntansi yaitu
pembubaran $PNNJUUFFPO"DDPVOUJOH1SPDFEVSF
(CAP) yang diganti Accounting Principles Board (APB), kemudian
diganti lagi Financial Accounting Standard Board (FASB). Lihat S.
Hadibroto (1987), Masalah Akuntansi, (Jakarta: Lembaga Penerbitan
Fakultas Ekonomi), hal 13.
7 Beberapa penulis akuntansi yang aktif
memperkenalkan teoritis deduktif
EJBOUBSBOZB 8" 1BUPO "DDPVOUJOH ɨFPSZ /FX :PSL ɨF
3POBME 1SFTT +# $BOOJOH5BY &DPOPNJD PG "DDPVOUBODZ /FX:PSL ɨF 3POBME
1SFTT
H.W. Sweeny, Stabilized Accounting, (New York: Hayer &
Brothers, 1936); K.
MacNeal, Truth in Accounting, (Philadelphia: university of
Pensylvania Press, 1939);
44"MFYBOESFi*ODPNF.FBTVSFNFOUJOB%ZOBNJD&DPOPNZw'JWF.POPHSBQITPO
Business Income, (New
York: AICPA, 1950). Lihat Supriyono (1985), Teori Akuntansi
(Perumusan teori dan Tujuan Akuntansi), (Yogyakarta: BPFE Yogyakarta), hal 29.
8 Husein Umar (1998), Riset
Akuntansi, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama).
9 Supramono
(2004), Desain Proposal
Penelitian Akuntansi dan
Keuangan,
:PHZBLBSUB"OEJ0ĊTFU
10
Metodologi berarti cara-cara atau langkah-langkah yang tepat untuk menganalisa
sesuatu. Lihat Achmad Maulana, et. al. (2004), Kamus, hal 306.
214 Vol. I, No. 2, Desember
2007
JURNAL
EKONOMI ISLAM
tersebut sangat mudah diketahui
dengan cara membaca hasil dari karya-karya (tulisan) terkait akuntansi syari’ah
–baik tulisan tingkat internasional maupun skala nasional. Tulisan tersebut
merupakan hasil gagasan (ide) sebagai cerminan perjalanan perumusan akuntansi
syari’ah. Selain itu, banyak pengetahuan dan pemahaman masyarakat –akademisi
atau praktisi- yang dibangun dari tulisan-tulisan tersebut. Selain itu, tulisan
tersebut sering digunakan sebagai referensi bagi dosen maupun pengembangan
penelitian akuntansi syari’ah. Oleh karena itu, hadirnya tulisan tersebut
sangat menentukan persepsi masyarakat tentang konsep/teori akuntansi syari’ah.
Tingkat
internasional, seperti beberapa tulisan yang terkumpul dalam 1SPDFFEJOH PG *OUFSOBUJPOBM $POGFSFODF * dengan tema "DDPVOUJOH $PNNFSDF 'JOBODF
DzF *TMBNJD 1FSTQFDUJWF yang diselenggarakan di Rydge Hotel, Bankstown
Sydney, Australia pada 18-20 Februari 1997.11 Sedangkan
ditingkat nasional, tulisan yang terkumpul dalam Simposium Nasional 1:
Sistem Ekonomi Islami, diselenggarakan oleh PPPEI FE UII Yogyakarta,
13-14 Maret 2002, diantaranya:
1.
Muhamad, Penyesuaian Teori
Akuntansi Syari’ah: Perspektif Akuntansi Sosial dan Pertanggungjawaban
2.
Iwan Triyuwono, Sinergi Oposisi
Biner: Formulasi Tujuan Dasar Laporan Keuangan Akuntansi Syari’ah
3.
Sofyan Syafri Harahap, DzF %JTDMPTVSF PG *TMBNJD7BMVFT"OOVBM 3FQPSU UIF
Analysis
of Bank Muamalat Indonesia’s Annual Report
4.
Nur Hidayat, Urgensi Laporan Keuangan
(Akuntansi Syari’ah) dalam Praktik Ekonomi Islam
5.
Dwi Cahyono, ddk., Penerapan
Akuntansi Syari’ah dan Akuntabilitas Keuangan Masjid-masjid (Studi
Kasus di Masjid-masjid Kotamadya Semarang)
Dua tahun
kemudian (2004), Prosiding Simposium Nasional Sistem Ekonomi Islami
II diselenggarakan oleh PPBEI FE Universitas Brawijaya Malang, 28-29 Mei
2004, tulisan dengan tema akuntansi syari’ah di antaranya:
1.
Fuad dan Imam Ghozali, Islamic Mental Accountancy Towards
Relative and
11 Diantaranya
yaitu Nabil Baydoun and Roger Willett (*TMBNJD"DDPVOUJOHDzFPSZ);
Omar Abdullah Zaid (Accounting Books and Reports in the Islamic State);
Mahmoud Etfekey ("DDPVOUJOH
$VSSJDVMVN
3FGPSN
BU
($$
6OJWFSTJUJFT),
Mohammad Akhyar "EOBO BOE .UFIBFM (BČLJO DzF
4IBSJBI *TMBNJD #BOLT BOE "DDPVOUJOH $PODFQUT
and Practices), Saeed Askary and Frank Oarke (Accounting
In the Koranic Verses); Nabil Baydoun and Roger Wtott (Islam and
Accounting: Ethical Issues In the Preparation of Financial Information);
Kazi Firoz Alam (Islam, Ethics and Accounting Practices); Youstf Mustafa
Sa’ada (Ethical Rules of Financial Transactions In Islam); dan Raja A
Bucheery and Keith L. Hood (DzF
"VEJU
&YQFDUBUJPO
(BQ
*O
#BISBJO
DzF
$BTF
PG
'JOBODJBM
and Religious Auditors). Lihat selengkapnya 1SPDFFEJOH PG *OUFSOBUJPOBM
$POGFSFODF
*
"DDPVOUJOH $PNNFSDF 'JOBODF
DzF *TMBNJD 1FSTQFDUJWF (1997), (Sydney: Faculty of Business and technology University of Western
Sydney MacArthur), p. 1-2.
Vol. I, No. 2, Desember 2007
|
215
|
JURNAL
EKONOMI ISLAM
Absolute Saving: an Experimental
Studi
2.
Iwan Triyuwono, Formulasi
Karakter Laporan Keuangan Akuntansi Syari’ah dengan Pendekatan Filsafat
Manunggaling Kawulo-Gusti (Syekh Siti Jenar)
3.
Adewirman Syafei, dkk., DzF-FWFMPG*TMBNJD#BOLT"OOVBM3FQPSUT4IBSJB $PNGPSNBODF " $PNQBSBUJWF 4UVEZ PG *TMBNJD #BOLT JO *OEPOFTJB BOE
Malaysia
4.
Sofyan S. Harahap dan Yaswar Z. Basri, Social Economic
Disclousure in Annual
3FQPSU PG *OEPOFTJBO #BOLT " $PNQBSJTPO PG
B $POWFCUJPOBM #BOL BOE BO
Islamic
Bank
5.
Abdul Djalil, Mengkontruksi Akuntansi Manajemen Perbankan
Syari’ah
6.
Dwi Ratmono, Pengungkapan Islamic Value dalam Pelaporan
Keuangan Bank
4ZBSJBINFOVSVU1BSBEJHNB"LVOUBOTJ4ZBSJBI'JMPTPmT5FPSJUJTEBO14",
No.
59
Keberagaman
tulisan di atas merupakan hasil perbedaan metodologi yang digunakan. Sebagian
tulisan mengungkap akuntansi syari’ah berdasarkan Qur’an dan hadis. Sedangkan
pada tulisan yang lain, keterpaduan data praktik akuntansi sangat menentukan
perumusan akuntansi syari’ah. Hal ini diakui oleh AAO-IFI ("DDPVOUJOHBOE"VEJUJOH0SHBOJ[BUJPOGPS*TMBNJD'JOBODJBM*OTUJUVUJPOT) dalam SFAC
No. 1 paragraf 22 yang tertulis sebagai berikut:
Two
approaches to establishing objectives have merged through the EJTDVTTJPOXIJDIUPPLQMBDFBUEJąFSFOUQMBDFBUEJąFSFOUNFFUJOHPGUIF
DPNNJUUFFTFTUBCMJTIFECZUIFCPBSEDzFTFBSF
1.
Establish
objectives based on the principles of Islam and its teaching and then consider
these established objectives in relation to contemporary accounting thought.
2.
Start with
objectives established in contemporary accounting though, test them against
Islamic Shari’a, accept those that are consistent with shari’a and reject those
that are not.12
Pernyataan based
on the principles of Islam dalam poin (1) menunjukkan bahwa hal yang tepat
tentang pengembangan akuntansi syari’ah tetap harus berawal dari prinsip ajaran
Islam itu sendiri. Kemudian baru dikompromikan dengan pemikiran akuntansi yang
sudah berjalan (relation to contemporary accounting thought).
Metode (1) ini dapat ditunjukkan dengan gambar sebagai berikut:
12 Accounting and
Auditing Organization for Islamic Financial Institutions (AAOIFI) (1998), Accounting
and Auditing Standards of Islamic Banks and Financial Institution,
(Bahrain: AAOIFI)
216 Vol. I, No. 2, Desember
2007
JURNAL
EKONOMI ISLAM
Gambar 2:
Struktur
Teorisasi Akuntansi Syariah Metode (1)
Metode tersebutlah yang dituliskan Nabil Baydoun and Roger
Willett dalam karyanya Accounting In the Koranic Verses, yaitu:
an appropriate
basis for future research under the assumption that Koranic texts when related
to accounting bestow the authority to develop accounting from Islamic
perspective.13
Atas
pernyataan tersebut, catatan yang sangat menarik untuk digarisbawahi adalah an
appropriate basis for future research. Pernyataan ini membawa implikasi
yang besar terhadap perumusan teori akuntansi syari’ah yaitu Islam sebagai
sumber ilmu. Jika metode ini dijalankan, maka penguasaan tentang ilmu al-Quran
menjadi alat yang wajib ditekuni oleh peneliti akuntansi syari’ah. Dari sinilah
kemudian muncul syarat menjadi peneliti akuntansi syari’ah tidak jauh berbeda
dengan syarat seorang mufasir/mujtahid. Seperti penguasaan bahasa Arab, ilmu OBɥXV, ilmu UBɧSJGɧBSG, ilmu BMJTZUJRBR, ilmu BMNBɱOJ, ilmu BMCBZɱO, ilmu al-CBEɳ, ilmu VɧVMVEEJO, ilmu VɧVMBMmRI, mengetahui latar belakang turunnya ayat (BTCɱCBMOV[ɵM), nasikh dan mansukh, qira’at al-Quran, dan perangkat
lainnya. Apabila persyaratan itu tidak dipenuhi, maka akan sukar menafsirkan
al-Quran (bahkan tak mustahil penafsirannya menjadi keliru).14 Jika
menafsirkannya saja keliru, maka konsep akuntansi syari’ah yang dihasilkannya
pun otomatis keliru.
Di tingkat Internasional, Muhammad Kamal ‘Atiyah dikenal
sebagai pakar yang ulet mengembangkan metode (1) ini. Karyanya berjudul /V[VN.VIBTBCBI
13 Lihat
Nabil Baydoun and Roger Willett (1997), “Accounting In the Koranic
7FSTFTw 1SPDFFEJOHT PG
*OUFSOBUJPOBM $POGFSFODF *), Australia:
Universitas of Western Sydney, p. 140.
14 Nashruddin Baidan (2002), Metode Penafsiran Al-Quran, (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar), hal 296.
Vol. I, No. 2, Desember 2007
|
217
|
JURNAL
EKONOMI ISLAM
Gɳ *TMBN merupakan wujud konkretnya.15 Penulisannya
lengkap dengan ayat-ayat al-Quran yang diperjelas dengan hadis. Mulai dari nash
tersebut, kemudian EJUVSVOLBONFOKBEJLBJEBILBJEBIBLVOUBOTJTZBSJBI.JTBMOZB24"O/JT̷
BZBUEBO242̷GBZBUNFNCFSJLBOQSJOTJQUFOUBOHQFOHBXBTBO (control).16 Implikasi
dua ayat tersebut sangat berbeda dengan akuntansi konvensional yang terbatas
pada pengawasan yang bersifat horizontal (human control). Prinsip
pengawasan yang diberlakukan bagi pelaku akuntansi syari’ah melibatkan
unsur pengawasan vertical (Allah Ta’ala). Akuntansi syari’ah tidak EBQBUEJMFQBTLBOEBSJLFUFSMJCBUBO"MMBI485ZBOHUFSSFnFLTJEBSJQFNFOVIBO hukum-hukum
yang telah ditetapkan-Nya yaitu syari’ah (Islamic law).
Di Indonesia,
buku Muhamad yang dikembangakan dari tesisnya tentang Prinsip-prinsip
Akuntansi dalam Al-Qur’an dapat menjadi salah satu contoh dari metodologi
(1) ini.17 Hasilnya, Muhamad menyimpulkan
bahwa ayat-ayat yang berkaitan dengan masalah hisab (perhitungan) pada
intinya adalah mengandung nilai-nilai yang dapat diterapkan dalam pelaksanaan
akuntansi syari’ah, di antaranya prinsip kebenaran, keadilan, dan
pertanggungjawaban.18
Terlihat jelas bahwa nilai-nilai yang diterapkan pada akuntansi syari’ah harus
bersumber pada Islam, yaitu al-Qur’an dan tidak bisa melupakan hadis.19
Contoh lain, jelas al-Qur’an
menunjukkan kaidah pencatatan dengan
15 Buku ini telah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia, lihat
Muhammad Kamal ‘Atiyah (1993), Sistem Perakaunan dalam Islam, Mohd. Nor
bin Ngah (terj.), (Kuala Lumpur, Malaysia: Dewan Bahasa dan Pustaka Kementerian
Pendidikan Malaysia).
16 “...hendaklah
kamu adakan saksi-saksi (tentang penyerahan itu) bagi mereka. dan cukuplah
Allah sebagai Pengawas BUBT
QFSTBLTJBO JUVw
,BMJNBU cukuplah Allah sebagai Pengawas ini
secara langsung dijelaskan dalam al-Quran surat Qaaf (50) ayat 18,
“Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat
pengawasZBOHTFMBMVIBEJSw
17 Selengkapnya dapat dibaca Muhamad (2000), Prinsip-prinsip
Akuntansi dalam Al-Qur’an, (Yogyakarta: UII Press)
18
Melihat metode yang dikembangkan oleh Muhamad
untuk merumuskan akuntansi syariah, maka Nur Ghofar Isma’il (mahasiswa IAIN
Walisongo Semarang) tertarik untuk menelusurinya dengan membuat skripsi dengan
judul Studi Analisis Pendapat Muhamad al-Musahamah tentang Ayat-ayat
Akuntansi dalam Al-Qur’an. Skripsi ini kemudian diterbitkan menjadi
buku, lihat Muhamad dan Nur Ghofar Isma’il (2005), Akuntansi Syariah: Studi
Analisis Pendapat Muhamad al-Musahamah tentang Ayat-ayat Akuntansi dalam
Al-Qur’an, (Yogyakarta: Penerbit al-Musahamah), hal 103.
19 “Melalui al-Qur’an, Islam ternyata telah menggariskan bahwa
konsep akuntansi yang harus diikuti oleh para pelaku transaksi atau pembuatan
laporan akuntansi adalah menekankan pada konsep pertanggungjawaban atau accountability
sebagaimana
EJUFHBTLBOEBMBNTVSBUBM#BRBSBIBZBUw4FMFOHLBQOZBCBDB.VIBNNBE
i"LVOUBOTJ 4ZBSJBI 3FnFLTJ "LVOUBOTJ 1FSUBOHHVOHKBXBCBOw Mukaddimah Jurnal Studi
Islam dan Informasi PTAIS), Yogyakarta: Kopertais Wilayah III dan PTAIS DIY,
hal 5.
218 Vol. I, No. 2, Desember
2007
JURNAL
EKONOMI ISLAM
memperinci besaran transaksi dan
jatuh tempo utang.20
Bagaimana model pencatatannya, maka Omar Abd. Zaid belajar dari pencatatan yang
pernah dilakukan di Negara Islam.
Di Negara Islam,
para akuntan terbagi dalam tujuh fungsi. Enam fungsi berkaitan pekerjaan
akuntansi dan satu fungsi khusus untuk mengoreksi pembukuan. Pengkoreksian
pembukuan ini kemudian dikenal dengan
OBNB NVSBKBBUVM IJTBCBU BUBV BS
SJRBCBUVM LIBSJKJZZBI QFOHBXBTBO eksternal).21
Selain
itu, dikenal pula istilah UIJSB[(tanda
terima pembayaran), syahid (dokumen penerimaan), dan BM2BJEVM.V[EBXBK (pembukuan berpasangan). Dengan demikian, metode (1) jelas
dapat memberikan kontribusi bagi perumusan teori akuntansi syari’ah.
Berbeda
dengan metode (1), pernyataan accept those that are consistent with Shari’a
and reject those that are not pada metode (2) lebih moderat. Senada dengan
LBFEBImRIZBOHCFSCVOZJiBTBTMGɳBMBɧZBBMAJCBIBIJMMɱEBMMBBMEBMɳMVABMɱ
tahrimihiw
BTBMEBSJTFHBMBTFTVBUVBEBMBIEJCPMFILBOLFDVBMJEBUBOHTFCVBIEBMJM yang
mengharamkannya). 22 Inti metodenya, jika akuntansi saat ini sejalan dengan
syari’ah maka dapat diterima. Sebaliknya, jika bertentangan dengan syari’ah
maka KFMBTEJUPMBLTFIJOHHBUFSLFTBO*TMBNTFCBHBJmMUFSBUBTBLVOUBOTJLPOWFOTJPOBM23 Metode
(2) ini dapat ditunjukkan dengan gambar sebagai berikut:
20
Dalam al-Qur’an surat al-Baqarah ayat 282,
“...dan janganlah kamu jemu
NFOVMJTVUBOHJUVCBJLLFDJMNBVQVOCFTBSTBNQBJCBUBTXBLUVNFNCBZBSw
21
Sebenarnya ada gagasan bahwa nama yang dapat
digunakan bukanlah “akuntansiwUFUBQJimuhasabahw/BNVOJTUJMBIiakuntansiwTVEBITBOHBUQPQVMBSEBO memiliki esensi yang
sama dengan “hisabwNBLBJTUJMBIiakuntansiwUFUBQEJHVOBLBO Lihat selengkapnya
Omar Abdullah Zaid (2004), Akuntansi Syariah: Kerangka Dasar dan Sejarah
Keuangan dalam Masyarakat Islam.4ZBm*"OUPOJPEBO4PGZBO4)BSBIBQ
(terj.), (Jakarta: LPFE Universitas Trisakti), hal 19.
22
$BSBLFSKBTFQFSUJJOJEBMBNmMTBGBUJMNVEJLFOBMEFOHBODPOUFYUPGKVTUJmDBUJPO. -JIBULBFEBImRIUFSTFCVUEJCVLV"%KB[VMJKaidah-kaidah
Fikih, (Jakarta: Kencana Predana
Media Group), hal 130.
23 Bandingkan
metode (2) ini dengan *TMBNJ[BUJPOPG&DPOPNJDT
versi Muhammad
"OBT ;BSRB i*TMBNNJ[BUJPO PG
&DPOPNJDT ɨF $PODFQU BOE .FUIPEPMPHZw
(J.KAU:
Islamic Economic, vol. 16, no. 1), p. 3-42. Sekaligus lengkapi dengan *TMBNJ[BUJPO PG ,OPXMFEHF model
al-Faruqi di buku Isma’il Raji al-Faruqi (1982),
*TMBNJ[BUJPO PG ,OPXMFEHF (FOFSBM
1SJODJQMFT BOE 8PSLQMBO, (Brentwood, Maryland:
*OUFSOBUJPOBM*OTUJUVUFPG*TMBNJDɨPVHIUQ
Vol. I, No. 2, Desember 2007
|
219
|
JURNAL
EKONOMI ISLAM
Gambar 3:
Struktur
Teorisasi Akuntansi Syariah Metode (2)
Metode (2)
inilah yang digunakan Iwan Triyuwono dan Moh. As’udi dalam karyanya Akuntansi
Syari’ah: Memformulasikan Konsep Laba dalam Konteks Metafora Zakat.
Salah satu kesimpulan dari penelitian mereka yaitu:
“…konsep laba business income lebih relevan dengan akuntansi
syari’ah, dibandingkan dengan konsep laba historical cost. Konsep business
JODPNF TFTVBJ EFOHBO NFLBOJTNF [BLBU EBO TZTUFN UBOQB
CVOHB ZBOH berlaku dalam ajaran Islam. Konsep business
income adalah nilai saat ini (current value) yang dikembangkan menjadi dua
bentuk nilai yaitu nilai masukan dan nilai keluaran. Nilai masukan menghasilkan
laba ZBOH EJTFCVU CVTJOFTT QSPmU
4FEBOHLBO OJMBJ LFMVBSBO NFOHIBTJMLBO MBCBZBOHEJTFCVUSFBMJ[BCMFQSPmUw24
Untuk
menghasilkan kesimpulan tersebut, mereka mengkaji terlebih dahulu konsep laba
menurut historical cost dan business income. Selanjutnya,
menelusuri laba dalam konteks sistem ekonomi tanpa bunga. Kesimpulannya dapat
diketahui setelah membandingkan kedua konsep tersebut dengan mencari
karakteristik yang identik sama.25
Metodologi
(2) ini banyak dikembangkan oleh para peneliti yang memiliki latar belakang
keilmuan akuntansi konvensional yang mapan.26
Selain Iwan
24 Penggunaan nilai saat ini (current value) dalam business
income mengakibatkan konsep ini tidak mengenal time value of money
dan cost of capital. Selengkapnya baca Iwan Triyuwono dan Moh. As’udi
(2001), Akuntansi Syariah: Memformulasikan Konsep Laba dalam Konteks
Metafora Zakat, (Jakarta: Salemba Empat), hal 96.
25 “Asumsi ini adalah cara utama untuk menunjukkan bahwa syari’ah
merupakan
CBHJBO UBL UFSQJTBILBO EBSJ
BLVOUBOTJ EBO TJTUFN FLPOPNJw MJIBU *XBO 5SJZVXPOP
(2000), Organisasi dan Akuntansi Syari’ah, (Yogyakarta:
LKiS), hal 317.
26
Seperti Iwan
Triyuwono yang menyelesaikan S1-nya di fakultas Ekonomi jurusan Akuntansi di
Universitas Brawijaya (1986), Master of Economics di Macquarie
220 Vol. I, No. 2, Desember
2007
JURNAL
EKONOMI ISLAM
Triyuwono,
Sofyan Syafri Harahap juga termasuk pakar yang mempopulerkan metode (2) ini,
yaitu ketika menuliskan:
Konsep kapitalis
memiliki banyak compatibility dengan konsep ekonomi Islam. Sehingga konsep
Akuntansi Konvensional (kapitalis) saat ini akan menuju irama Akuntansi Islam.27
Hasil
dari perumusan akuntansi syari’ah dengan metode (2) lebih memilih (selection)
atas teori-teori akuntansi konvensional yang searah dengan nilai Islam. Bentuk
dari nilai Islam yang digunakan di antaranya pertanggungjawaban, keadilan,
kejujuran, dan aspek normative yang diperoleh dari al-Qur’an. Misalnya, seleksi
yang dilakukan Sofyan Syafri Harahap lebih memilih konsep enterprise theory
dari pada proprietory dan entity. Alasannya, karena
enterprise theory lebih mencakup aspek sosial dan
pertanggungjawaban. Enterprise theory menjelaskan bahwa akuntansi harus
melayani bukan saja pemilik, perusahaan, tetapi juga masyarakat secara umum.
Dengan demikian, perumusan akuntansi syari’ah tetap memanfaatkan prinsip
konvensional yang ada, tidak perlu menghapusnya BQBMBHJNFODBSJiCFOUVLCBSVw
Berdasarkan
paparan di atas, jelas bahwa proses teorisasi akuntansi syari’ah di Indonesia
dilakukan dengan dua metode yang berbeda. Namun, keduanya sama-sama melupakan
pijakan bahwa akuntansi hidup dan terbentuk di mana akuntansi tersebut digunakan.
Artinya, selain mengungkap prinsip-prinsip akuntansi syari’ah yang mempunyai
nilai ideologi yang bersumber pada nash, juga mensinergikannya dengan
proses perilaku ekonomi yang berlangsung di Indonesia.28
Metode ini merupakan metode alternative sekaligus koreksi dari metode (1) dan
metode (2), sehingga akan hadir perumusan akuntansi syari’ah yang berwatak
Indonesianis.29
Oleh karena itu, dibutuhkan metode (3) seperti berikut ini:
University
Australia (1992) dan PhD in Accounting di University of Wollongong
Australia (1996).
27 Fenomena ini
dilihatnya dari munculnya trend dalam akuntansi seperti munculnya ide Lee, isu
Akuntansi Pertambahan Nilai, Akuntansi Sumber Daya Manusia, Akuntansi Karyawan,
Akuntansi Pertanggung Jawab Sosial atau Akuntansi Sosio Ekonomi, dan lain
sebagainya. Lihat Sofyan Syafri Harahap (1999), Akuntansi Islam,
(Jakarta: Bumu Aksara), hal 9.
28 A. C. Littleton menekankan pentingnya peran sosial dalam
perumusan akuntansi
EBMBNBSUJLFMOZB"$-JUUMFUPOi4PDJBMJ[FE"DDPVOUTwDzF"DDPVOUJOH3FWJFX
Vol. 8, p. 69-74.
29
"LVOUBOTJBEBMBISFnFLTJCVEBZBNBLBBLVOUBOTJUJEBLEBQBUEBOUJEBLIBSVT
dinilai kecuali dalam konteks masyarakat di mana akuntansi
dipraktekkan. Lihat Sadao Takatera (1988), Posobility of Accounting (Kanosei
no Kaikeigaku), (Tokyo: Sanrei-shobo), p. 5.
Vol. I, No. 2, Desember 2007
|
221
|
JURNAL
EKONOMI ISLAM
Gambar 3:
Struktur
Teorisasi Akuntansi Syariah Metode (3)
Skema
tersebut menerangkan bahwa akuntansi syari’ah merupakan hasil pemahaman manusia
menangkap sinyal kebenaran ilmu yang bersumber dari kebenaran mutlak (nash)
dan kebenaran empiris.30 Keduanya merupakan sumber ilmu –termasuk akuntansi- bagi
kemudahan hidup manusia mencapai falah ZBOHUFSFnFLTJEFOHBOIBEJSOZBBZBURBVMJZBI
dan
terciptanya ayat kauniyah.31 Perumusan
tersebut dilakukan pada tema penelitian tertentu sehingga ada titik temu antara
konsep dengan praktik.32 Kelebihan metode ini yaitu tetap menjaga orisinalitas dari
ajaran Islam (al-ashalah) dan mampu memenuhi tuntutan praktis (applicable)
masyarakat Indonesia.
Tahapannya pertama
mengungkap isyarat nash dalam term akuntansi. Operasionalnya,
pengungkapan al-Qur’an dilakukan menggunanakan tafsir tematik (mawdhu’iy),
yang menggunakan corak adabi al-ijtima’i yang diperkuat dengan hadis.33
Alasan menggunakan metode tematik karena metode tersebut memiliki beberapa
kelebihan yang tidak dimiliki oleh metode tafsir lainnya
30
-PVBZ4BmDzF'PVOEBUJPOPG,OPXMFEHF"$PNQBSBUJWF4UVEZJO*TMBNJD
BOE8FTUFSO.FUIPETPG*ORVJSZ, (Malaysia: IIUM and
IIIT), p. 149.
31 Lihat Bab Sumber Ilmu dan Pemikiran di buku Abu Azmi Azizah
(2004), Bagaimana Berpikir Islami, (Solo: Era Intermedia), hal 77-96.
32 Bandingkan
dengan metodologi $POTUSVDUJWJTU4USVDUVSBMJTN
$4versi
Bourdieu. Lihat Pieree Bourdieu (1977), 0VUMJOFPGBDzFPSZPG1SBDUJDF,
(Cambridge: Cambridge University Press), Pieree Bourdieu (1989), %JTUJODUJPO B 4PDJBM
$SJUJRVF
PG
+VEHFNFOU
of Taste, (Cambridge-MA: Harvard University Press), dan sekaligus Pieree
Bourdieu and Loic JD. Wacquant (1992), "O
*OWJUBUJPO
UP
3FnFDUJWF
4PDJPMPHZ
$IJDBHP ɨF
University of Chicago Press).
33 Pilihan corak ini diambil dengan landasan bahwa yang paling
dekat untuk mengungkap bidang JRUJTIBEZ adalah corak
penafsiran adabi al-ijtima’i. Lihat Ivan Rahmawan (2005), Kumpulan
Ayat-ayat Al-Qur’an: Bertema Muamalah-Ekonomi, (Yogyakarta: Pilar Media),
hal 95.
222 Vol. I, No. 2, Desember
2007
JURNAL
EKONOMI ISLAM
seperti UBIMJMJNVRBSBOdan ijmali.34 Beberapa
kelebihannya antara lain mampu menjawab tantangan zaman, tersusun secara
praktis, sistematis, dinamis sesuai dengan tututan zaman dan membuat pemahaman
menjadi utuh.
Cara kerja
metode tafsir mawdhu’iy yaitu (1) memilih atau menetapkan masalah
al-Qur’an yang akan dikaji secara mawdhu’iy, (2) melacak dan menghimpun
ayat-ayat yang berkaitan dengan masalah yang telah ditetapkan,
(3)
menyusun ayat-ayat tersebut secara runtut menurut kronologi
masa turunnya, disertai pengetahuan mengenai latar belakang turunnya ayat (BTCɱCB[OV[ɵM),
(4)
mengetahui korelasi (munasabah) ayat-ayat tersebut di
dalam masing-masing suratnya, (5) menyusun tema bahasan di dalam kerangka yang
pas, sistematis, sempurna, dan utuh (outline), (6) mempelajari ayat-ayat
tersebut secara tematik dan menyeluruh dengan cara menghimpun ayat-ayat yang
mengandung pengertian serupa, mengkompromikan antara pengertian yang ’am
dan khash, antara yang NVUIMBRdan yang NVRBZZBEmengsinkronkan ayat-ayat yang lahirnya tampak kontradiktif,
menjelaskan ayat nasikh dan mansukh, sehingga semua ayat tersebut
bertemu pada satu muara, tanpa perbedaan dan kontradiksi atau tindak-an
pemaksaan terhadap sebagian ayat kepada makna-makna yang sebenamya tidak tepat,
35 dan (7)
menguatkan pembahasan dengan hadis sehingga hasilnya menjadi semakin jelas dan
sempurna.36
Tahapan kedua,
merekam perilaku ekonomi seseorang yang berkiblat pada isyarat nash
tersebut. Tahap kedua tersebut merupakan proses penelitian empiris di
lapangan untuk membuktikan bahwa sebenarnya masyarakat Islam mempunyai
nilai-nilai yang dapat dijadikan sumber akuntansi syari’ah yang memang sesuai
dengan nilai mereka sendiri (habitus) baik material, batin, maupun
spiritual. Desain penelitian yang dapat digunakan yaitu desain penelitian
kualitatif dengan pendekatan eksploratoris. Desain penelitian ini dapat
dilakukan dengan empat prosedur, yaitu (1) LFZJOGPSNBOUUFDIOJRVF(2) focus group interview;
(3) secondary-data analysis, dan (4) case study method.37 Polanya memakai pola
experience survey EFOHBONFOHHVOBLBOUFLOJLXBXBODBSBFUOPHSBmT deep interview) sehingga dapat memberikan informasi yang
mendalam mengenai situasi mFME.38
Selain itu juga
34 Nashruddin Baidan (1998), Metodologi
Penafsiran Al-Qur’an, (Yogyakarta:
1VTUBLB1FMBKBS0ĊTFUIBM
35 Abd. Al-Hayy Al-Farmawi (1994), Metode Mawdhu’iy: Suatu
Pengantar, Suryan
"+BNSBI UFSK
+BLBSUB153BKB(SBmOEP1FSTBEBIBM
36
Lihat Muhammad
Akram Khan (1989), Economic Teachings of Prophet Muhammad: A Select Anthology
of Hadith Literature of Economics, (Pakistan: International Institute of
Islamic Economics).
37 Mudrajad mengatakan penelitian eksploratif adalah penelitian
yang bertujuan
VOUVL NFOHFNCBOHLBO QFOHFUBIVBO BUBV EVHBBO ZBOH TJGBUOZB
iNBTJICBSVw EBO untuk memberikan arahan bagi penelitian
selenjutnya. Lihat Mudrajad Kuncoro (2003), Metode Riset untuk Bisnis dan
Ekonomi, (Jakarta: Penerbit Erlangga), hal 72.
38 Lihat juga Lexy Moleong (1989), Metodologi Penelitian
Kualitatif, (Bandung: Remaja Karya), hal 85.
Vol. I, No. 2, Desember 2007
|
223
|
JURNAL
EKONOMI ISLAM
mampu mengetahui alasan subyek
melakukan suatu kegiatan (habitus) dengan cara observasi langsung.39
Data habitus yang terkumpul perlu dilakukan validasi dengan melalui
beberapa tahap untuk menghilangkan unsur dubois (data yang bohong).40
Kemudian, pengolahan data habitus menggunakan system pengkodean (terbuka,
terporos, dan terpilih) versi Anselm Strauss dan Juliet Corbin.41
Hasil terpilih akan menguatkan konsep yang terungkap dari nash yang
terpilih pada tahapan pertama.
Di
Indonseis, penelitian yang mirip dengan metode alternative tersebut yaitu milik
Aji Dedi Mulawarman dalam karyanya Menggagas Laporan Arus Kas Syari’ah
Berbasis Ma’isyah: Diangkat dari Habitus Bisnis Muslim Indonesia yang EJQSFTFOUBTJLBOQBEBBDBSB4JNQPTJVN/BTJPOBM"LVOUBOTJ9EJ6OIBT.BLBTBS Mulawarman
telah mereduksi akun interest yang mengandung unsur time value of
money dalam laporan arus kas. Tahapan pertama tersebut
berdasarkan ketentuan syara’ tentang pelarangan riba.42 Tahap kedua,
Mulawarman melakukan proses penelitian mFME terhadap habitus
responden. Survei tersebut menemukan bahwa responden mengeluarkan idle-cash
berdasarkan intuisi-spiritual. Pengeluaran idle-cash tersebut digunakan
untuk tujuan RBSEIIBTTBO bukan
charity. Berdasarkan dua tahapan penelitian tersebut, Mulawarman
menyimpulkan bahwa aliran kas dari penerapan intuisi-spiritual bukan meletakkan
aliran kas hanya untuk nilai-tambah dalam bentuk ekonomi-materi semata, tetapi
juga dalam bentuk aliran kas berwatak sosial-lingkungan (altruistic)
sebagai manivestasi barakah. Penemuan ini belum pernah terungkap dalam
pelaporan arus kas konvensional yang hanya berorientasi ekonomi-materi pada operating,
investing, dan mOBODJOH.43 Dengan
demikian, Mulawarman telah menemukan nama akun Transaksi Barakah sebagai tempat
entry nominal uang yang dikeluarkan untuk tujuan maslahah.44
III. Penutup
Metodologi akuntansi syari’ah yang
sedang berkembang dewasa ini terbagi
39 Imam
Suprayogo dan Tobroni (2003), Metodologi Penelitian Sosial-Agama,
cetakan kedua, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya), hal 172.
40
Burhan Bungin (2003), Analisis Data Penelitian Kualitatif, (Jakarta: PT.
3BKB(SBmOEP1FSTBEBIBM
41 Anselm Strauss dan Juliet Corbin (2003), Dasar-dasar
Penelitian Kualitatif, M. Shodiq (terj.), (Yogyakarta: Pustaka Pelajar),
hal 71.
42 Berdasarkan QS. Ar-Rum: 39, an-Nisaa’: 160-161, Ali Imran: 130,
dan al-Baqarah: 275-276.
43 Penjelasan
lengkap tentang DBTInPXTUBUFNFOU
ada di buku Jamie Pratt (2000),
'JOBODJBM"DDPVOUJOH*O"O&DPOPNJD$POUFYU,
(United States of America: South-Western College
Publishing), p. 154.
44 Aji Dedi Mulawarman (2007), “Menggagas Laporan Arus Kas Syari’ah
Berbasis
.BJTZBI%JBOHLBUEBSJ)BCJUVT#JTOJT.VTMJN*OEPOFTJBw.BLBMBI"4
.BLBTBS
Unhas).
224 Vol. I, No. 2, Desember
2007
JURNAL
EKONOMI ISLAM
menjadi dua kubu. Masing-masing
kubu memiliki pendekatan yang berbeda dalam merumuskan akuntansi syari’ah. Satu
kubu berusaha keras merumuskan akuntansi syari’ah dari basis keilmuan yang
dimiliki Islam. Sedangkan kubu yang lain menghendaki perumusan akuntansi
syari’ah berangkat dari kerangka akuntansi konvensional. Hanya saja,
masing-masing memiliki keterbatasan sehingga perlu adanya metode lain sebagai
alternative yaitu metode (3). Struktur metode (3) merupakan bentuk integrasi
antara nash dan realita (habitus). Metode
(3) yang
diharapkan dapat menjadi metode dalam perumusan akuntansi syari’ah yang
berwatak Indonesianis. wa Allahu a’lam bi’sh-shawab.
DAFTAR PUSTAKA
Accounting
and Auditing Organization for Islamic Financial Institutions (AAOIFI) (1998). Accounting
and Auditing Standards of Islamic Banks and Financial Institution.
Bahrain: AAOIFI.
‘Atiyah,
Muhammad Kamal (1993). Sistem Perakaunan dalam Islam. Mohd. Nor bin Ngah
(terj.). Kuala Lumpur. Malaysia: Dewan Bahasa dan Pustaka Kementerian
Pendidikan Malaysia
Azizah, Abu Azmi (2004). Bagaimana
Berpikir Islami. Solo: Era Intermedia
Baidan,
Nashruddin (1998). Metodologi Penafsiran Al-Qur’an. Yogyakarta: Pustaka 1FMBKBS0ĊTFU
-------,
Nashruddin (2002). Metode Penafsiran Al-Quran. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar
#BZEPVO/BCJMBOE3PHFS8JMMFUUi"DDPVOUJOH*OUIF,PSBOJD7FSTFTw
1SPDFFEJOHTPG*OUFSOBUJPOBM$POGFSFODF*. Australia: Universitas of Western Sydney
Belkaoui, Ahmed (1981). "DDPVOUJOH DzFPSZ. New York: Harcourt Brace Jovanovich. Inc.
Bungin, Burhan (2003). Analisis Data Penelitian
Kualitatif. Jakarta: PT. 3BKB(SBmOEP1FSTBEB
Bourdieu, Pieree (1977). 0VUMJOFPGBDzFPSZPG1SBDUJDF. Cambridge:
Cambridge University Press
-------
(1989). %JTUJODUJPOB4PDJBM$SJUJRVFPG+VEHFNFOUPG5BTUF.
Cambridge-MA:
Harvard University Press
------- and Loic JD. Wacquant (1992). "O *OWJUBUJPO UP
3FnFDUJWF 4PDJPMPHZ. $IJDBHPɨF6OJWFSTJUZPG$IJDBHP1SFTT
Djazuli, A. (2006). Kaidah-kaidah Fikih. Jakarta:
Kencana Predana Media Group
Faruqi,
Isma’il Raji al- (1982). *TMBNJ[BUJPO PG
,OPXMFEHF (FOFSBM 1SJODJQMFT and Workplan. Brentwood. Maryland: International
Institute of Islamic ɨPVHIU
Vol. I, No. 2, Desember 2007
|
225
|
JURNAL
EKONOMI ISLAM
Farmawi, Abd. Al-Hayy Al- (1994). Metode
Mawdhu’iy: Suatu Pengantar. Suryan
"+BNSBI UFSK+BLBSUB153BKB(SBmOEP1FSTBEB
(BċLJO.+3"DDPVOUJOH.FUIPEPMPHZBOEDzF8PSLPG3+$IBNCFST.
London: Garland Publishing
Harahap, Sofyan Syafri (1999). Akuntansi
Islam. Jakarta: Bumu Aksara Hendriksen, Eldon S. (1999). Teori
Akuntansi. Wim Liyono (terj.). Jakarta:
Penerbit
Erlangga
Hadibroto,
S. (1987). Masalah Akuntansi. Jakarta: Lembaga Penerbitan Fakultas
Ekonomi
Khan,
Muhammad Akram (1989). Economic Teachings of Prophet Muhammad: A Select
Anthology of Hadith Literature of Economics. Pakistan: International Institute
of Islamic Economics
Kuncoro, Mudrajad (2003). Metode
Riset untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta:
Penerbit Erlangga
-JUUMFUPO"$w4PDJBMJ[FE"DDPVOUTwDzF"DDPVOUJOH3FWJFXVol. 8. p.
69-74
Mulawarman, Aji Dedi (2007).
“Menggagas Laporan Arus Kas Syari’ah Berbasis
.BJTZBI%JBOHLBUEBSJ)BCJUVT#JTOJT.VTMJN*OEPOFTJBw.BLBMBI"4
02.
Makasar: Unhas
Moleong,
Lexy (1989). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Karya
Maulana, Achmad et al. (2004). Kamus
Ilmiah Populer. Edisi 2. Yogyakarta:
Absolut
Muhamad
(2000). Prinsip-prinsip Akuntansi dalam Al-Qur’an. Yogyakarta: UII Press
------- dan
Nur Ghofar Isma’il (2005). Akuntansi Syariah: Studi Analisis Pendapat Muhamad
al-Musahamah tentang Ayat-ayat Akuntansi dalam Al-Qur’an. Yogyakarta:
Penerbit al-Musahamah
i"LVOUBOTJ 4ZBSJBI 3FnFLTJ "LVOUBOTJ
1FSUBOHHVOHKBXBCBOw (Mukaddimah Jurnal Studi Islam dan Informasi PTAIS).
Yogyakarta: Kopertais Wilayah III dan PTAIS DIY
Pratt,
Jamie (2000). 'JOBODJBM"DDPVOUJOH*O"O&DPOPNJD$POUFYU. United States of America:
South-Western College Publishing
1SPDFFEJOHPG*OUFSOBUJPOBM$POGFSFODF*"DDPVOUJOH$PNNFSDF'JOBODFDzF
Islamic
Perspective (1997). Sydney: Faculty of Business and technology University
of Western Sydney MacArthur
Rahmawan, Ivan (2005). Kumpulan
Ayat-ayat Al-Qur’an: Bertema Muamalah-
Ekonomi.
Yogyakarta: Pilar Media
4Bm-PVBZDzF'PVOEBUJPOPG,OPXMFEHF"$PNQBSBUJWF4UVEZJO*TMBNJD
BOE8FTUFSO.FUIPETPG*ORVJSZ. Malaysia: IIUM and IIIT
226 Vol. I, No. 2, Desember
2007
JURNAL
EKONOMI ISLAM
Supramono (2004). Desain Proposal Penelitian Akuntansi
dan Keuangan. :PHZBLBSUB"OEJ0ĊTFU
Supriyono (1985). Teori Akuntansi (Perumusan teori dan
Tujuan Akuntansi). Yogyakarta: BPFE Yogyakarta
Suprayogo, Imam dan Tobroni (2003). Metodologi Penelitian
Sosial-Agama. cetakan kedua. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Suwiknyo,
Dwi (2007). Riset Akuntansi Syari’ah. Yogyakarta: STEI Yogyakarta
Strauss, Anselm dan Juliet Corbin (2003). Dasar-dasar Penelitian Kualitatif.
M.
Shodiq
(terj.). Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Triyuwono, Iwan dan Moh. As’udi
(2001). Akuntansi Syariah: Memformulasikan
Konsep Laba dalam Konteks Metafora
Zakat.
Jakarta: Salemba Empat
------- (2000). Organisasi dan
Akuntansi Syari’ah. Yogyakarta: LKiS
Takatera, Sadao (1988). Posobility
of Accounting (Kanosei no Kaikeigaku). Tokyo:
Sanrei-shobo
Umar, Husein (1998). Riset
Akuntansi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Widodo, Sri (1990). Teori Akuntansi. Yogyakarta:
Penerbitan Universitas Atma Jaya
Zaid,
Omar Abdullah (2004). Akuntansi Syariah: Kerangka Dasar dan Sejarah Keuangan
dalam Masyarakat Islam . 4ZBm* "OUPOJP EBO
4PGZBO 4 Harahap
(terj.). Jakarta: LPFE Universitas Trisakti
;BSRB.VIBNNBE"OBTi*TMBNNJ[BUJPOPG&DPOPNJDTɨF$PODFQU
BOE.FUIPEPMPHZw +,"6*TMBNJD&DPOPNJDWPMOPQ
Advertisement
0 Comments
EmoticonEmoticon