Bagaimana Tahapan dan Proses (Siklus) Akuntansi ?

Advertisement
       
      
              
    
  
  
Pada dasarnya akuntansi didefinisikan sebagai pencatatan, pengelompokan dan pelaporan transaksi keuangan. Tahapan atau rangkaian dalam proses tersebut dinamakan Siklus Akuntansi atau yang sering disebut dengan pembukuan.

Proses akuntansi ini juga bisa disebut dengan siklus akuntansi, karena kegiatan itu dilakukan secara terus menerus sehingga terlihat seperti siklus. Siklus Akuntansi bersifat akuntable serta harus dapat dipertanggung jawabkan isinya, karena disusun dengan kaidah dan prinsip akuntansi.

Sedangkan pengertian pembukuan/laporan keuangan ialah hasil akhir dari siklus akuntansi, artinya aktivitas pengumpulan data serta laporan finansial tersebut disajikan dalam suatu format laporan keuangan/finansial tertentu sesuai dengan kebijakan masing-masing perusahaan.

Pembukuan berbeda dengan akuntansi. Pada pembukuan, pekerjaan hanya sebatas sampai pada siklus saja. Namun pekerjaan akuntansi memiliki lingkup yang lebih luas, dimana didalamnya teramasuk pemeriksaan (auditing), akuntansi manajemen, penyusunan sistem akuntansi, sampai perpajakan.


9 Tahapan Dalam Siklus Akuntansi



Dalam satu siklus akuntansi ada 9 tahapan yang harus dilalui, yaitu:

1. Mengumpulkan dan menganalisa data transaksi


Tahap pertama dalam siklus akuntansi ini dimulai dengan mengumpulkan data transaksi keuangan yang umumnya disebut nota Bukti transaksi keuangan tidak harus selalu dalam bentuk nota , namun bisa dalam bentuk surat perjanjian, surat pengakuan utang-piutang, atau kwitansi.
Bukti-bukti inilah yang kemudian dijadikan dasar dalam melakukan analisa atau identifikasi, apakah transaksi tersebut diakui atau tidak. Misalnya, usaha Anda pada tanggal 20 Februari 2015 melakukan pembelian pesawat telepon, dimana dalam pembelian tersebut Anda mendapatkan nota sebagai bukti pembelian. Selain membeli pesawat telepon, Anda juga memberikan uang makan karyawan produksi, dan karyawan yang menerima uang makan menandatangani kwitansi. Bukti pembelian telepon dan kwitansi uang makan ini yang dikumpulkan oleh staff accounting yang kemudian diverifikasi apakah bukti tersebut sah atau tidak dan berapa besarnya nilai yang diakui.

2. Membuat jurnal/posting


Setelah bukti transaksi diterima dan dianalisa, maka tahap berikutnya adalah memasukkan nilai yang tercantum pada bukti transaksi ke dalam buku catatan transaksi. Proses pencatatan ini  disebut  menjurnal atau posting. Pembuatan jurnal bisa dilakukan setiap kali setiap ada transaksi atau sekaligus dimasukkan pada sore hari menjelang jam kerja tutup. Pencatatan transaksi ini dalam akuntansi disebut dengan Jurnal Umum.
Pada era digital saat ini, proses menjurnal sudah jarang dilakukan secara manual melainkan dengan menggunakan software akuntansi.

3. Memindah jurnal umum ke buku besar


Pada jurnal umum, catatan transaksi masih tercampur dengan berbagai macam transaksi lainnya. Di tahap ketiga ini catatan transaksi dipindahkan sesuai dengan kelompok akunya (sesuai dengan jenis transaksi)
Misalnya: jenis transaksi pembelian aset dimasukkan ke dalam akun aktiva tetap, transaksi penjualan dimasukkan ke dalam akun penjualan. Kelompok akun ini disebut dengan Buku Besar. Dalam buku besar, satu jenis transaksi dikumpulkan menjadi satu kelompok, contohnya akun kas terdiri dari transaksi yang hanya berupa kas saja atau akun buku besar penjualan berisi transaksi penjualan saja. Pada akhir tahapan ini, nilai-nilai transaksi yang terkumpul akan membentuk nilai akhir yang disebut dengan saldo akhir, yang dapat berupa saldo debit atau kredit sesuai dengan jenis akunnya.
Pada saat ini munculnya software akuntansi membuat proses ini menjadi lebih mudah. Software akuntansi akan secara otomatis melakukan pemindahan data dari jurnal umum ke buku besar, setelah posting dilakukan.
Proses ini jika dikerjakan secara manual dilakukan settiap kali menjelang penutupan buku sehingga saldo kahir buku besar juga baru bisa diketahui. Namun dengan menggunakan software akuntansi proses ini terjadi setiap kali transaksi diinput ke dalam software dan saldo akhir akan diketahui saat itu juga.

4. Membuat neraca percobaan


Neraca percobaan dibuat menjelang penutupan buku.  Langkah ini dilakukan untuk memastikan bahwa jumlah nilai transaksi debit sama dengan transaksi kredit. Saldo akhir pada akun bersaldo debit dijumlahkan dan saldo pada akun bersaldo negatif juga dijumlahkan kemudian dibandingkan. Jika nilainya sama berarti sudah balance. Lalu bagaimana jika tidak balance? harus ditelusuri kembali, dilakukan pengecekan mengapa terjadi ketidaksamaan.

5. Membuat jurnal penyesuaian 


Jurnal penyesuaian dibuat agar tercapai  keseimbangan. Ada beberapa penyebab yang mengakibatkan ketidaksamaan, diantaranya:
– Ada transaksi yang terlewat (belum dicatat)
– Kesalahan perhitungan (nilai transaksi yang dicatat terlalu besar atau terlalu kecil)
– Ada transaksi yang tidak bisa diakui akibat penerapan sistem akrual.

6. Membuat neraca percobaan setelah penyesuaian


Melakukan langkah pada poin 4, jika masih belum balance maka langkah 5 diulangi. Kedua langkah tersebut harus dilakukan sampai balance

7.Menyusun laporan keuangan 


Setelah saldo balance, langkah selanjutnya adalah membuat Laporan Keuangan. Laporan keuangan terdiri dari 4 jenis laporan :
– Laporan laba rugi
– Neraca
– Laporan arus fas
– Laporan perubahan modal

8. Penutupan buku


Pendapatan dan biaya yang diakumulasi dilaporkan untuk periode tertentu (bulanan, kuartal, atau tahunan). Agar akun pendapatan dan biaya tidak tercampur dengan periode berikutnya, maka harus ditutup pada setiap akhir periode sehingga saldonya nol.  Selisih yang dihasilkan antara pendapatan dengan biaya akan memberikan nilai tertentu. Nilai inilah yang disebut dengan Laba atau Rugi. Disebut laba jika selisih bernilai positif, sedangkan rugi jika selisih bernilai negatif.
Setelah langkah ini dilakukan, maka akun pada pendapatan dan biaya bernilai nol. Akun yang memiliki nilai saldo adalah akun yang masuk dalam kelompok neraca (piutang, kas, persediaan, aktiva tetap, dan modal).

9. Membuat penyesuaian kembali


Inilah tahap terakhir dalam siklus akuntansi. Membuat penyesuaian kembali ini dilakukan untuk:
– memastikan semua kolompok akun pendapatan dan biaya sudah ditutup
– memastikan semua saldo akun pada kelompok neraca sudah balance dan siap digunakan menjadi saldo awal pembukaan buku periode selanjutnya.
Rangkaian tahapan tersebut merupakan siklus akuntansi yang akan terus berulang pada periode selanjutnya selama perusahaan masih berjalan. Tidak rumit bukan? Namun kenyataannya tidak sesederhana itu. Setiap jenis usaha memiliki transaksi dan perlakuan pencatatan yang berbeda dengan tingkat kompleksitas yang beragam sesuai dengan bidang atau skala usaha. Kerumitan dan kompleksitas ini akan terbantu dengan digunakannya software akuntansi yang mampu membuat laporan secara otomatis, meminimalkan human error, serta menyajikan laporan keuangan yang tepat, cepat, dan akurat.

Namun ada juga yang menyederhanakan menjadi 3 Tahap



Ketiga tahap siklus akuntansi seperti yang akan dijelaskan dibawah ini:


1. Tahap Pencatatan dan Penggolongan (Pencatatan Bukti Transaksi Keuangan)


Untuk memulai semua proses tentu saja kita membutuhkan data secara otentik dan akuntable, karena itulah pada tahap pertama kita harus mencatat setiap transaksi keuangan yang terjadi, pencatatan yang detail akan sangat memudahkan menganalisis arus kas (cash flow) perusahaan.
Setelah data-data kita catat berdasarkan bukti transaksi berupa nota/kwitansi atau tanda transaksi lain maka step selanjutnya kita menggolongkan pengeluaran tersebut.
Tujuan penggolongan tersebut untuk memudahkan kita dalam menganalisis data keuangan tersebut. Step-step pencatatan serta penggolongan transaksi keuangan tersebut antara lain :
Pembuatan/penyusunan bukti-bukti transaksi, baik transaksi internal ataupun eksternal perusahaan.
Pencatatan setiap transaksi pada jurnal tertentu (jurnal umum atau khusus).
Catat hasil pencatatan di jurnal tersebut ke laporan buku besar.


2. Tahap Peringkasan Laporan Keuangan


Tahap kedua adalah meringkas laporan yang telah kita buat tadi. Tujuan peringkasan laporan keuangan agar memudahkan kita dalam menganalisis data. Semakin ringkas dan jelas maka semakin bagus. Pada tahap peringkasan ini kita harus melalui dalam beberapa step seperti berikut ini:
Merancang neraca saldo, datanya berasal dari saldo-saldo di buku besar.
Menyusun jurnal penyesuaian, tahap ini bertujuan untuk menyesuaikan/menyelaraskan fakta / keadaan yang sesungguhnya di akhir periode, serta menyusun neraca lajur yang digunakan untuk mempermudah dalam proses penyusunan laporan keuangan.
Pembuatan jurnal penutup, pembuatan ini bertujuan untuk mengetahui tingkat laba dan rugi perusahaan (neraca keseimbangan) serta untuk menutup perkiraan / temporary account.
Membuat neraca saldo setelah penutupan, di perlukan untuk mengecek pencatatan kembali pada periode selanjutnya.
Menggunakan informasi dari data tersebut untuk pengambilan keputusan/kebijakan. Misalnya untuk perluasan usaha, investasi, dll.
Menyusun jurnal pembalik, berfungsi untuk mengantisipasi kesalahan pencatatan pada periode selanjutnya.


3. Tahap Laporan Keuangan atau Financial Statements


Tahap paling akhir ialah pembuatan/perumusan laporan keuangan atau financial statements. Laporan tersebut hasil dari analisis di tahap kedua tadi. Ada beberapa tahap untuk melakukan analisa laporan keuangan, tahap laporan keuangan sebagai berikut :
Laporan Neraca (Balance Sheets) adalah laporan keuangan untuk menunjukkan posisi assets atau aktiva, Liabilities atau hutang, serta Equity atau modal.

Laporan Rugi Laba (Income Statments) adalah laporan keuangan yang terdiri dari seluruh beban pengeluaran serta pendapatan/income sehingga diperoleh nilai laba dan rugi.
Laporan Perubahan Modal (Equity Statements) adalah inti dari laporan keuangan yang berisi informasi tentang perubahan modal perusahaan, misal jumlah modal yang disetor di awal (capital stock), saldo laba periode berjalan (current earning), tambahan modal disetor (paid-in capital), serta saldo laba ditahan (reatained earning).

Laporan Arus Kas (Cash Flow Statments) adalah bagian dari laporan keuangan dalam periode tertentu yang berisi aliran dana kas baik masuk ataupun keluar. Biasanya di golongkan berdasarkan arus kas dari aktivasi investasi, aktivasi operasi, serta aktivasi pendanaan.

Catatan atas Laporan Keuangan adalah laporan tambahan yang berisi catatan informasi yang lebih detail tentang akun tertentu sehingga memberikan nilai yang lebih komprehensif dari suatu laporan finansial perusahaan.


       
      
               
    
       
Advertisement

You might also like

0 Comments


EmoticonEmoticon