Advertisement
Makalah Pembangunan Sosial
image from kppod.org |
Kata sosial diartikan sebagai lawan dari
pengertian benda. Apabila dikaitkan dengan pembangunan maka yang dimaksudkan
bukan pembangunan yang menghasilkan objek fisik yang bersifat kebendaan, tetapi
lebih berat pada aspek manusianya. Kata social diartikan sebagai lawan kata
ekonomi. Dalam pengertian ini sosial dilihat sebagai salah satu aspek
pembangunan ekonomi, yang dicirikan sebagai hal – hal yang tidak langsung
mempengaruhi produktivitas dan memberikan manfaat ekonomi. Conyers mencoba
membuat rumusan pengertian sosial tersebut dikaitkan dengan perencanaan, karena
pembahasan tentang pengertian sosial yang dilakukannya adalah dalam konteks
tulisannya tentang perencanaan sosial. Apabila pengertian tersebut diikuti dan
mengganti kata perencanaan dengan kata pembangunan, pembangunan sosial diberi
makna dalam pengertian yang lebih umum sebagai pembangunan yang dilakukan dari
dan oleh masyarakat.dalam pengertian yang lebih khusus pembangunan sosial dapat
diartikan sebagai pembangunan yang menyangkut aspek non ekonomi dan dalam
rangka tercapainya hak asasi atau kehidupan warga masyarakat sesuai harkat
martabatnya sebagai manusia.
Sumarno Nugroho (1984:89) menggunakan
pengertian pembangunan sosial yang diambil dari rumusan Pre-Conference Working Party
dari Internasional Conference of Social
Welfare. Pembangunan sosial diartikan sebagai aspek keseluruhan pembangunan
yang berhubungan dengan relasi – relasi sosial, system – system sosial dan
nilai-nilai yang berhubungan dengan hal itu. Pembangunan sosial member
perhatian kepada keseimbangan kehidupan manusia dalam memperbaiki atau
menyempurnakan kondisi-kondisi sosial mereka. Sementara itu, konsep pembangunan
sosial juga dapat dilihat kaitannya dalam rangka upaya mewujudkan cita-cita Negara
Kesejahteraan (Welfare State). Dalam
(Welfare State), Negara tidak lagi
hanya bertugas memelihara ketertiban dan menegakkan hokum, tetapi terutama
adalah meningkatkan kesejahteraan warganya (Ndraha, 1987:41). Negara dituntut
untuk berperan aktif dalam mengusahakan kesejahteraan rakyatnya, yang didorong
oleh pengakuan atau kesadaran bahwa rakyat berhak memperoleh kesejahteraan
sesuai harkat dan martabatnya sebagai manusia.
Dalam hal ini Negara yang bersangkutan
dituntut untuk menempatkan pembangunan sosial sebagai bagian integral dari
pembangunan sosialnya. Sebagai salah satu aspek pembangunan nasional, bidang
yang tercakup dalam pembangunan sosial meliputi hal-hal yang berada diluar
aspek ekonomi, yaitu hal-hal yang tidak langsung mempengaruhi produktivitas dan
tidak langsung member manfaat ekonomi, tetapi berkaitan dengan harkat dan
martabat dan hak asasinya sebagai manusia. Pembangunan sosial adalah suatu
proses perubanhan sosial yang terencana dan dirancanguntuk meningkatkan taraf
hidup masyarakat sebagai salah satu keutuhan, dimana pembangunan ini dilakukan
untuk saling melengkapi dengan dinamika pembangunan ekonomi (Isbandi Rukminti
Bandi, 2001:29).
Prioritas utama dalam pembangunan sosial
semestinya diberikan kepada kelompok masyarakat yang masih belum mampu untuk
memenuhi kebutuhan dasarnya sebagai jenjang yang terendah dari kebutuhan
manusia. Pembangunan sosial ditempatkan sebagai salah satu strategi dalam
mengatasi masalah kemiskinan yang merupakan masalah yang dihadapi kelompo
masyarakat yang tidak atau belum mampu memenuhi kebutuhan dasarnya.
B.
Latar
Belakang
Kebijaksanaaan pembangunan dinegara-negara
sedang berkembang pada periode tertentu pernah mengacu pada paradigm
pertumbuhan. Berdasarkan paradigm tersebut, pembangunan nasional lebih diorientasikan
semaksimal mungkin kearah pencapaian pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dan
cepat. Pada umumnya dinyakini, bahwa pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan cepat
tidak hanya berdampak pada perkembangan perekonomian nasional, tetapi juga akan
membawa dampak pada pertumbuhan kesejahteraan sosial. Perkembangan perekonomian nasipnal juga akan
dapat mendorong tumbuhnya berbagai bentuk pelayanan sosial modern.
Secara empirik pandangan tersebut didukung
oleh pengalaman di dunia Barat, dimana pertumbuhan ekonomi yang cepat dapat
terjadi melalui proses industrialisasi. Pembangunan ekonomi dijalankan dengan
memberikan penekanan pada investasi, industrialisasi, dan penerapan teknologi
modern. Perencanaan pembangunan adalah adanya anggapan bahwa alokasi dana untuk
pelayanan sosial tidak produktif dan dianggap merupakan pemborosan terhadap
sumber daya nasional. Implikasi lebih lanjut adalah intervensi pemerintah
terhadap bidang kesejahteraan sosial dapat ditekan seminimal mungkin. Dasar
yang digunakan adalah anggapan bahwa kebutuhan – kebutuhan sosial akan
terpenuhi dengan sendirinya sejalan dengan peningkatan pendapatan masyarakat
baik desa maupun di kota sebagai hasil perkembangan dan pertumbuhan ekonomi.
Dengan pendapatan yang meningkat, setiap warga masyarakat dengan sendirinya
akan lebih mampu memenuhi kebutuhan kesehatan, pendidikan, dan mengatur masa
depan termasuk jaminan hari tua melalui keikutsertaannya ke dalam berbagai
program asuransi dan program jaminan sosial yang lain. Pandangan ini juga
mengakui, bahwa tidak dapat dihindari sama sekali perlunya intervensi
pemerintah terhadap bidang kesejahteraan sosial.
Beberapa faktor penyebaab adanya kegagala
dalam pembangunan sosial. Salah satu diantaranya adalah kesalahan dalam
melakukan implementasi dari perencanaan pembangunan yang sudah dirumuskan. Pendapat
lain mengatakan, kegagalan tersebut merupakan suatu bukti bahwa pengalaman
dalam perkembangan ekonomi dari dunia barat tidak dapat demikian saja diadopsi
untuk model pembangunan di Negara-negara sedang berkembang. Fakor tersebut
adalah pertambahan penduduk yang pesat yang sering melebihi pertumbuhan
ekonomi, sikap tradisional masyarakatnya yang kurang memacu semangat
kewirausahaa, menggenjalanya praktik-praktik korupsi dan kekurangan penguasaan
ilmu pengetahuan dan teknologi.
Dalam perkembangan wacana pembangunan,
urgensi pengembangan sumber daya manusia ini agaknya juga semakin memperoleh
perhatian. Di kalangan pemikir dan pengamat pembangunan sosial, khususnya di
Negara-negara berkembang, juga dijumpai adanya pendapat yang mengatakan bahwa
maksimalisasi pertumbuhan ekonomi tidak lagi menjadi tujuan tunggal pembangunan
nasional. Hal yang justru mendesak adalah penciptaan lapangan kerja, mendorong
perkembangan sosial dan penyebaran distribusi pendapatan dan kesejahteraan yang
lebih merata.
Apabila digunakan skala prioritas, maka focus
perhatian bagi usaha pengembangan sumber daya manusia dan pemerataan pendapatan
tersebut selayaknya diberikan kepada lapisan yang hidupnya masih berada dibawah
standar pemenuhan kebutuhan minimal sesuai harkat dan martabat sebagai manusia.
Dalam perkembangan berbagai konsep dan teori tentang pembangunan nasional,
konsep kebutuhan dasar dinilai sebagai konsep yang sudah lebih maju disbanding
konsep distribusi pendapatan(sjahrir,1986:36). Sjahrir menunjuk ada beberapa
argument moralistic yang kuat bagi digunakannya konsep ini sebagai referensi
kebijakan pembangunan nasional disamping konsep dan teori pembangunan yang
lain. Upaya pemenuhan kebutuhan dasar bagi kaum miskin tidak harus menunggu
tetesan dari buah pertumbuhan ekonomi yang belum jelas kapan datangnya, seperti
yang banyak dijanjikan oleh para ahli ekonomi neo-klasik.
C. Pendekatan Pembangunan Sosial
Pendekatan pembangunan sosial ini bersifat komprehensif dan
universal, dimana pembangunan sosial tidak hanya menyalurkan bantuan bantuan
kepada individu yang membutuhkan ataupun menyediakan layanan-layanan sosial
kepada masyarakat tetapi pembangunan sosial berusaha menghubungkan usaha-usaha
ekonomi dengan sosial.
Pembangunan sosial dapat dilihat sebagai perpanjangan dari
pendekatan residual dan institusional yang lebih banyak dikutip literatur
tentang kesejahteraan sosial (Wilensky dan Lebeaux, 1965; Titmus, 1974).
Model-model kesejahteraan ini telah banyak digunakan untuk mengklasifikasikan
program-program sosial, pendekatan-pendekatan kesejahteraan sosial.
Philantropis dan pekerjaan sosial dianggap sebagai bentuk kesejahteraan sosial
yang bersifat residual sedangkan pendekatan admisnistrasi sosial terkadang
dianggap sebagai pendekatan yang mewakili panangan institusional. Kedua model
ini sesungguhnya berasumsi bahwa kesejahteraan sosial dipenuhi oleh pendapatan
pemerintah yang didapat dari perekonomian.
D.
Karakter-Karakter
Pembangunan Sosial
Pembangunan sosial didefinisikan sebagai ‘proses
perubahan sosial yang terencana didesain untuk mengangkat kesejahteraan
penduduk menyeluruh dengan menggabungkannya dengan proses pembangunan ekonomi
yang dinamis.
Aspek-aspek
kunci dari definisi istilah kesejahteraan sosial :
- Proses pembangunan manusia sangat terkait dengan pembangunan ekonomi.
- Pembangunan sosial memiliki fokus macam-macam disiplin ilmu (interdiciplinary) yang berdasarkan berbagai ilmu sosial yang berbeda. Pembangunan sosial terinspirasi oleh politik ekonomi masa kini. Pembangunan sosial menyentuh nilai, kepercayaan dan ideologis sehingga pembangunan sosial dapat menciptakan intervesi-intervensi baru yang diperdebatkan dan bisa secara kritis dibahas.
- Konsep pembangunan sosial lebih menekankan pada proses pembangunan sosial sebagai sebuah konsep dinamis memiliki ide-ide tentang pertumbuhan dan perubahan yang bersifat eksplisit. Pembangunan adalah satu proses pertumbuhan, perubahan, evolusi dan pergerakan. Pembangunan sosial didefinisikan dengan istilah-istilah konseptual yang memiliki tiga aspek; pertama kondisi sosial awal yang akan dirubah dengan pembangunan, kedua; proses perubahan itu sendiri dan ketiga; keaan akhir ketika tujuan-tujuan pembangunan sosial telah tercapai.
- Proses perubahan yang progresif, kondisi sosial diberagai belahan dunia telah hancur sehingga para penggagas ide pembangunan sosial berpendapat bahwa kembali pada ide-ide perbaikan dan peningkatan sosial sangat dibutuhkan.
- Proses pembangunan sosial bersiat ke arah intervensi, adanya satu asumsi bahwa peningkatan sosial terjadi tidak secara natural karena bekerja dengan pasar ekonomi tetapi asumsi tersebut lebih mengarah kepada usaha-usaha yang terenana kearah perubahan kesejahteraqan sosial.
- Tujuan-tujuan pembangunan sosial didukung dengan beberapa macam strategi. Strategi ini secara langsung maupun tidak langsung untuk menghubungkan intervensi sosial dengan usaha-usaha pembangunan ekonomi.
- Pembangunan sosial lebih terkait dengan rakyat secara menyeluruh dan oleh karena itu ruang lingkupnya lebih bersifat inklusif atau universal
Dilansir dari : http://pakguruhonorer.blogspot.com/2016/02/makalah-pembnagunan-sosial.html
Advertisement
0 Comments
EmoticonEmoticon