Makalah Landasan Pendidikan

Advertisement
       
      
              
    
  
  

Landasan Pendidikan


Pendahuluan
Latar Belakang.
            Hampir semua orang dikenai pendidikan dan melaksanakan pendidikan. Sebab pendidikan tidak pernah terpisah dari manusia. Anak-anak menerima pendidikan dari orang tuanya dan manakala anak-anak ini sudah dewasa dan berkeluarga mereka juga akn mendidik anak-anaknya. Begitupula di sekolah dan perguruan tinggi. Para siswa dan mahasiswa di didik oleh guru dan dosen. Pendidikan adalah khas dan milik manusia. Tidak ada mahluk lain yang membutuhkan pendidikan.
            Dalam bab ini akan dibahas secara berturut-turut tentang pendidikan. Baik dari segi pendidikan pada umumnya, teori umum pendidikan, ilmu pendidikan, tujuan pendidikan, lembaga dan praktek pendidikan, pendidikan sebagai sistem, dan dampak konsep pendidikan yang bertalian dengan pendidikan.
                                     

         









BAB I
PEMBAHASAN

1. Pengertian Pendidikan

            Secara garis besar pendidikan dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu :
1.      Pendidikan
2.      Teori umum pendidikan
3.      Ilmu pendidikan
            Pada jaman purba, kebanyakan manusia memperlakukan anak-anaknya secara insting atau naluri, suatu sifat pembawaan, demi melengsungkan hidup keturunannya. Insting atau naluri merupakan pembawaan sejak lahir, suatu sifat yang tidak perlu dipelajari terlebih dahulu. Yang termasuk insting manusia antara lain sikap melindungi anak, rasa cipta terhadap anak, bayi menangis, kemampuan menyusui air susu ibu, dan merasakan kehangatan dekapan ibu.
            Pekerjaan mendidik mencakup banyak hal yaitu segala sesuatu yang bertalian dengan pengembangan manusia. Mendidik bermaksud membuat manusia menjadi lebih sempurna, membuat  manusia meningkatkan hidupnya dari kehidupan ilmiah menjadi berbudaya.

2. Tujuan Pendidikan

            Tujuan pendidikan di Indonesia dapat dibaca di GBHN tahun 1993 bahwa kebijaksanaan pembangunan sektor pendidikan ditujukan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia, yaitu manusia yang beriman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Barbudi pekerti luhur, berkpribadian mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif, dan sehat jasmani rohani.
Tujuan pendidikan diatas dapat dikelompokan menjadi empat, yaitu :
1.      Hubungan dengan tuhan, ialah beriman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2.       Pembentukan pribadi, mencakup berbudi pekerti luhur, berkepribadian mandiri, maju, tangguh, cerdas dan kreatif.
3.      Bidang usaha, mencakup terampil, disiplin
4.      Kesehatan, yang mencakup sehat jasmani dan rohani.
3. Lembaga dan Praktek Pendidikan
            Lembaga pendidikan di Indonesia secara garis besar dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu :
1. Lembaga pendidikan jalur sekolah
            a. Lembaga pendidikan pra sekolah
            b. lembaga pendidikan dasar
            c. Lembaga pendidikan menengah
            d. Lembaga pendidikan tinggi
2. Lembaga pendidikan jalur luar sekolah
            a. Lembaga pendidikan keluarga
            b. lembaga pendidikan di masyarakat
            Perbedaan utama kedua lembaga itu adalah pada orietasi pendidikannya. Kalau lembaga pendidikan orientasi jalur sekolah berorientasi pada kepada pengembangan manusia Indonesia seutuhnya, maka pendidikan jalur luar sekolah mengutamakan pengembangan afeksi dan psikomotor, yang sudah tentu juga mengembangkan kognisi sebagai unsur penunjang.
4. PENDIDIKAN SEBAGAI SISTEM
            McAhsan (1983) mendefinisikan sistem sebagai strategi yang menyeluruh atau rencana dikomposisi oleh satu set elemen yang harmonis, merepresentasikan kesetuan unit, masing-masing elemen bertujuan sendiri yang semuanya berkaitan teruntuk dalam bentuk yang logis
5. DAMPAK KONSEP PENDIDIKAN
            Dampak konsep pendidiklan sebagai konsekuensinya adalah sebagai berikut :
1. Semua tenaga kependidikan, baik pada jalur sekolah maupun luar sekolah yang mencakup :
            a. Manajer atau administrator pendidikan.
            b. Pengawa pendidikan atau supervesor.
            c. Guru, dosen, eksper, dan narasumber.

BAB II
LANDASAN HUKUM
            Tiap-tiap negera memiliki peraturan perundang-undangan sendiri. Semua tindakan yang dilakukan di Negara itu didasarkan pada perundang-undangan tersebut. Bila ada suatu tindakan yang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan itu, maka dikatakan tindakan itu melanggar hokum. Dan orang bersangkutan patut diadili. Oleh sebab itu, tindakan dikatakan benar bila sejalan atau sesuai dengan hukum yang berlaku di Negara yang bersangkutan.
1. PENGERTIAN LANDASAN HUKUM
            Kata landasan dalam hukum berarti melandasi atau mendasari atau titik tolak. Landasan hukum seorang guru boleh mengajar misalnya, adalah surat keputusan tentang pengangkatanya sebagai guru. Yang melandasi ia sebagai guru adalah surat keputusan itu sebagai hak-haknya. Surat keputusan itu sebagai titik tolak ia sebagai guru. Begitupula halnya mengapa anak-anak sekarang diwajibkan belajar paling sedikit sampai tingkat SLTP, adalah didasari aturan pemerintah tentang Pendidikan Dasar dan ketentuan tentang wajib belajar.
2. PENDIDIKAN MENURUT UNDANG-UNDANG DASAR 1945
            Undang-undang dasar 1945 adalah hukum tertinggi di Indonesia. Pesal yang berkaitan dengan pendidikan dalam undang-undang dasar 1945 hanya 2 pasal, yaitu pasal 31 dan 32. pasal 31 ayat 1 berbunyi Tiap-tiap warga Negara berhak mendapatkan pengajaran. Dan ayat 2 berbunyi. Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu system pengajaran nasional, yang diatur dengan undang-undang.
3. BEBERAPA PP TENTANG PENDIDIKAN dan GBHN
            Ada empat PP atau Peraturan Pemerintah tentang pendidikan, yaitu :
1. Peraturan Pemerintah RI Nomor 27 Tahun 1990 tentang Pendidikan Prasekolah.
2. Peraturan Pemerintah RI Nomor 28 Tahun 1990 tentang Pendidikan Dasar.
3. Peraturan Pemerintah RI Nomor 29 Tahun 1990 Pendidikan Menengah.
4. Peraturan Pemerintah RI Nomor 30 Tahun 1990 Pendidikan Tinggi.
            Sudah tentu tidak semua pasal dan ayat-ayat di dalam PP ini akan dibahas. Hal-hal yang sudah dibahas dalam undang-undang pendidikan tahun 1989 tetapi tercantum di dalam PP ini tidak akan dibahas lagi.
            Pertama-tama yang dibahas adalah tentang Pendidikan Prasekolah. Pasal 2 pada PP itu berbunyi : Pendidikan Prasekolah tidak merupakan persyaratan untuk memasuki pandidikan dasar. Ini berarti bila ada kepala sekolah pendidikan dasar mempersyaratkan siswa yang diterima adalah lulusan pendidikan prasekolah, dapat dituntut di muka pengadilan. Dampak yang lain adalah bagi keluarga tidak mampu menyekolahkan putranya ke pendidikan prasekolah.
4. DAMPAK KONSEP PENDIDIKAN
1.      Adanya perbedaan yang jelas antara pendidikan akademik dan pendidikan professional. Pendidikan akademik menyiapkan para ahli agar mampu mengembangkah ilmu atau teknik di bidangnya masing-masing melalui aktualisasi secara utuh. Sementara pendidikan profesi menyiapkan peserta didik agar ahli dalam menerapkan teori tertentu.
2.      Pendidikan professional tidak cukup hanya menyiapkan ahli dalam menarapkan teori tertentu tetapi mempelajari sara membina para tenaga pembantu, mengusahakan alat-alat bekerja, menciptakan lingkunagn yang kondusif, sistem penilaian dan membiasakan diri agar memiliki komitmen dalam berupaya memuaskan orang-orang yang berkepentingan.

BAB III
LANDASAN FILSAFAT
            Sesungguhnya filsafat telah ada semenjak manusia ada, tetapi keberadaannya tidak diakui secara formal seperti filsafat sekarang. Sebab ia tidak digali, dihimpun dan disistematiskan menjadi suatu hasil pemikiran. Manusia semenjak mereka ada di muka bumi dan hidup bermasyarakat sudah memiliki gambaran dan cita-cita yang mereka kejar dalam hidupnya, baik secara individu maupun secara kelompok, walaupun masih sangat sederhana. Gambaran dan cita-cita itu makin berkembang sesuai dengan perkembangan kebudayaan mereka.
            Filsafat dalam arti sekarang mulai dikenal sejak zaman yunani kuno. Para tokoh filsafat pada waktu itu adalah Socrates (469-399) SM), Plato (427-347 SM), dan Aristoteles (384-322 SM). Socrates mengajarkan bahwa manusia harus mencari kebenaran dan kebijakan dalam cara berfikir diaelektis. Plato mengejarkan bahwa kebenaran hanya ada di alam ide yang bisa diselami dengan akal, sedangkan Aristoteles merupakan peletak dasar empirisme, yaitu kebenaran dapat dicari melalui pengalaman panca indra.
            Pendidikan adalah merupakan salah satu bidang ilmu sama halnya dengan ilmu-ilmu yang lain. Pendidikan lahir di induknya yaitu filsafat. Sejalan dengan proses pengembangan ilmu, ilmu pendidikan juga lepas perlahan-lahan dari induknya. Pada awalnya pendidikan berada bersama dengan filsafat sebab filsafat tidak pernah bisa membebaskan diri dengan pembentukan manusia. Filsafat diciptakan oleh manusia untuk kepentangan memahami kedudukan manusia, pengembangan manusia dan penempatan hidup manusia.
FILSAFAT PENDIDIKAN
            Filsafat pendidikan ialah hasil pemikiran dan peruntungan secara mendalam sampai keakar-akarnya mengenai pendidikan. Ada sejumlah filsafat pendidikan yang dianut bangsa-bangsa di Dunia.
            Agar uraian filsafat pendidikan ini lebih lengkap, berikut ini akan diuraikan beberapa filsafat pendidikan yang dominan di dunia. Aliran itu ialah :
1.      Esensialis
2.      Perenialis
3.      Progresivis
4.      Rekonstruksionis
5.      Eksistensialis


BAB IV
                                                         LANDASAN SEJARAH       
            Sejarah adalah keadaan masa lampau dengan segala macam kejadian atau kegiatan yang dapat didasari oleh konsep-konsep tertentu. Sejarah mencakup segala macam kejadian dalam alam ini, termasuk hal-hal yang dikembangkan oleh budi daya manusia. Demikianlah ada sejarah candi, sejarah fosil, sejarah batu-batuan, sejarah perkembangan benua dan pulau, sejarah politik sejarah suatu Negara, sejarah ilmu, sejarah pendidikan, dan sebagainya.
            Sejarah penuh dengan informasi-informasi yang mengandung kejadian-kejadian. Informasi yang lampau ini terutama yang bersifat kebudayaan pada umumnya berisi konsep, praktik, dan hasil yang diperoleh.
1. SEJARAH PENDIDIKAN DUNIA
            Umur sejarah pendidikan dunia sudah panjang sekali. Mulai dari zaman Hellenisme 150-500 M, ke zaman pertengahan tahun 500-1500, jaman Humanisme atau Renaissance serta zaman Reformasi dan komtra reformasi pada tahun 1600-an.
Pendidikan yang mulai menunjukan perdedaan eksistensinya dengan pendidikan-pendidikan sebelumnya adalah sejak zaman realisme. Sila pendidikan-pendidikan sebelumnya masih banyak berakibat pada dunia ide, atau akhirat, maka pada zaman Realisme pendidikan diarahkan pada kehidupan dunia dan bersumber dari keadaan di dunia pula.
            Francis Bacon adalah tokonh pendidikan pada zaman realisme ini (abad ke 17) yang pertama mengembangkan metode induktif.
Tokoh realisme yang lain adalah johan Amos Comenius. Tokoh ini terkenal karena bukunya :
1.      Janua Linguarum reserata atau Pitu Terbuka Bagi Bahasa, Tahun 1631
2.      Didactica Magna atau Buku Didaktik yang Besar, Tahun 1632
3.      Orbis Pictus atau Gambar Dunia, Tahun 1651
            Selanjutnya pada abad ke 18 muncul aliran baru yaitu Naturalis sebagai reaksi terhadap aliran Rasionalis. Tokohnya adalah J.J. Rousseau. Dalam pembaruan pendidikan Rousseou menulis bukunya dengan judul Emile. Pada awal buku itu ditulis kalimat inti yang dimaksud bukunya yaitu : Segala sesuatu adalah baik ketika ia keluar dari alam; dan segala sesuatu menjadi jelek manakala ia suda berada di tangan manusia. Russweou ingin kembali kea lam yang wajar, pendidikan alam, alamlah yang menjadi guru. Emile adalah nama anak yang diperankan dalam buku itu.
            Insting adalah penjaga keselamatan manusia, maka ia adalah pendorong perkembangan rohaniah. Dorongan anak senagian besar masih laten. Dorongan tersebut kemudian muncul menurut urutan tertentu yang bersifat aktif. Urutan itu yang sesuai dengan kebudayaan manusia, harus diketahui oleh pendidik, sehingga mendidik bisa menempa anak yang diibaratka sebagai besi yang masinh panas menjadi bentuk yang baik.
            Zaman Developmentalisme diikutu oleh Zaman Nasionalisme pada abad ke 19. paham ini muncul sebagai upaya membentuk patriot-patriot bangsa, mempertaruhkan bangsa dari imperialis, antara lain perang-perang yang dilakukan oleh kaisar Napoleon. Asal usul bangsa Eropa ini dimulai dari munculnya orang-orang bebas/golongan III, yang dimenfaatkan oleh para bangsawan menentang kekuasaan gereja.
            Akhir abad ke 18 negara-negara nasional telah berdiri dengan persaingan-persaingan dalam industri dan perdagangan. Lalu timbul pula niat untuk mencari daerah lain karena kemakmuran serta kesehatan penduduk bertambah. Maka terjadilah perang antar bangsa. Tokoh-tokohnya antara lain L Chalotais di Prancis, Ficte di Jerman, dan Jefforson di Amerika Serikat tujuan pendidikan mereka adalah untuk menjaga, memperkuat, dan mempertinggi kedudukan Negara yang diutamakan adalah :
1.      pendidikan Sekuler
2.      Pendidikan Jasmani
3.      Pendidikan Kejuruan
2. SEJARAH PANDIDIKAN INDONESIA
                Pendidikan di Indonesia sudah ada sebelum Negara Indonesia berdiri. Sebab itu sejarah pendidikan Indonesia cukup panjkang. Pandidikan itu sudah ada sejak zaman kuno, kemudian diteruskan pada zaman agama Hundu dan Budha, zaman pengaruh aagama islam, pendidikan zaman penjajahan, sempai pada pendidikan zaman kemerdekaan.
                Pada waktu bangsa Indonesia berjuang merintis kemerdekaan, ada tiga tokoh pendidikan sekaligus pejuang kemerdekaan yang berjuang melalui pendidikan. Tokoh – tokoh itu adalah Mohamad Syafei, Ki Hajar Dewantara, dan Kyai Haji Ahmad Dahlan.
                Mohamad Syafei mendirikan sekolah INS atau Indonesisch Nederlandse School di Sumatra barat pada tahun 1926. Ki Hajar Dewantara mendirikan Taman Siswa di Yogyakarta. Tokoh ketiga adalah Ahmad Dahlan yang mendirikan organisasi islam pada tahun 1912 di Yogyakarta.
3. MASA PERJUANGAN BANGSA
                Perjuangan bangsa Indonesia untuk mewujudkan suatu bangsa yang merdeka dan mengisinya agar menjadi jaya adalah panjang sekali. Seperti diketahui pendidikan pada masa penjajahan Belanda dapat dikatakan tidak menguntungakan Bangsa Indonesia.
Salah seorang tamatan pada perguruan tinggi adah Wahidin, yang setelah mendirikan Yayasan Dana Belajar, meneruskannya dengan mendirikan Budi Utomo kerena mendapat sambutan hangat dari mahasiswa. Keketika perjuangan fisik berakhir, maka nilai-nilai 45 itu dipandang sudah mampu karena misinya sudah berakhir dan mengkristal dalam wujud yang lebih jelas. Wujud nilai-nilai 45 antara lain ialah :
1.      Berani berbuat
2.      Rela berkorban
3.      Kompak bersatu
4.      Rasa senasib dan sepenanggungan
5.      pentang menyerah
6.      Patuh pada pimpinan
7.      Cinta akan keberadaan dan keadilan
4. MASA PEMBANGUNAN
                Setelah Indonesia merdeka, terutama katika gangguan dan masalah dalam negeri sudah mulai reda, pembangunan untuk mengisi kemerdekaan mulai digerakkan. Pembangunan dilaksanakan serentak di berbagai bidang, baik spiritual maupun material. Untuk mencapainya maka dikembangkanlah kebijakan Link dan Mach di bidang pendidikan. Konsep keterkaitan dan kepadanan ini dijadikan strategi oprasional dalam meningkatkan relevasi pendidikan. Arti konsep ini adalah
1.      Link berarti pendidikan memiliki kaitan fungsional dengan kebutuhan pasar merupakan implementasi kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan kelembagaan
2.      Match bararti lulusan yang mampu memenuhi tuntutan para pemakai baik jenis, jumlah, maupun mutu yang dipersyaratkan.

BAB V
LANDASAN SOSIAL BUDAYA
1. SOSIOLOGI DAN PENDIDIKAN
                Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dalam kelompok-kelompok dan struktur sosialnya. Sosiologi mempunyai cirri-ciri sebagai berikut :
1.      Empiris, adalah merupakan cirri utama sosiologi sebagai ilmu. Sebab ia bersumber dan kenyataan yang terjadi di lapangan.
2.      Teroritis, adalah merupakan peningkatan dari fase penciptaan tadi yang menjadi salah satu bentuk budaya yang bisa disimpan dalam waktu lama dan dapat diwariskan kapada generasi muda.
3.      Komutif, sebagai akibat dari penciptaan terus menerus  sebagai konsekuensi dari terjadinya perubahab di masyarakat yang membuat teori-teori itu akan berkomulasi mengarah kepada teori yang lebih baik.
                Proses sosial dimulai dari interaksi sosial dan dalam proses sosial itu selalu terjadi interaksi sosial. Dalam proses sosial terdapat ionteraksi sosial, yaitu suati hubungan sosial yang dinamis. Interaksi sosial akan terjadi apabila memenuhi Kontra sosial dan Komunikasi. Komunikasi adalah proses penyampaian pikiran dan perasaan seseorang ke orang lain atau sekelompok orang.
                Teori Struktural Fungsional memanfaatkan struktur dan fungsi untuk meningkatkan produktifitas kelompok. Yang dimaksud structural ialah bagian kelompok dengan peranan dan posisinya masing-masing. Sedangkan Teori Konflik menggunakan prinsip pemaksaan dalam melakukan perbaikan atau perubahan kelompok sosial. Sama dengan teori Struktural Fungsional. Teori inipun kemudian dikembangkan menjadi teori Radikal. Artinya perubahan dalam kelompok sosial dilakukan secara Radikal.
2. KEBUDAYAAN DAN PENDIDIKAN
                Kebudayaan menurut Tylor adalah totalitas yang kompleks yang mencakup pengetahuan dan kemampuan setra kebiasaan yang diperoleh orang sebagai anggota masyarakat. Kneller mengemukakan ada dua tonggak yang membuat kebudayaan berkembang dengan pesat yaitu Revolusi Indusri I dan Revolusi Industri II.
                Pendidikan adalah suatu proses membuat orang kemasukan budaya, membuat orang berprilaku mengikuti budaya yang memasuki dirinya. Karber dan Smith menyebutkan ada enam fungsi kebudayaan dalam kehidupan manusia yaitu :
1.      Penerus keturunan dan pengasuh anak
2.      Pengembangan kehidupan ber ekonomi
3.      Transmisi budaya
4.      Meningkatkan Keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
3. MASYARAKAT DAN SEKOLAH
                Beberapa ahli menulis tentang manfaat pendidikan bagi masyarakat. Ada yang mengatakan bahwa pendidikan adalah kunci bagi pemecahan masalah sosial dengan dengan cara melatih anak secara tepat sehingga mereka tidak melakukan tindakan-tindakan kriminal.
                Selanjutnya Wuradji menyebutkan fungsi-fungsi pendidikan sebagai berikut. Pertama, pendidikan sebagai lembaga konversi yang mencakup fungsi control sosial terhadap para lulusan dalam wujud kualifikasi tertentu yang cocok untuk jenis pekerjaan tertentu. Kedua, pendidikan sebagai perubahan sosial yang mencakup reproduksi kebudayaan, dan perguruan tinggi sebagai pusat perubahan. Untuk membuat kebudayaan, termasuk pendidikan luar sekolah, sebagai sesuatu yang tidak selalu disadari pendidik menjadi wadah proses belajar sehingga anak dapat berkembang wajar sejak awal.

BAB VI
LANDASAN PSIKOLOG
                Psikolog atau ilmu jiwa adalah ilmu yang mempelajari jawa manusia. Jiwa itu sendiri adalah roh yang mengendalikan jasmani yang dapat dikendalikan oleh alam sekitar. Karena itu jiwa atau psikis  dapat dikatakan inti dan kendali kehidupan manusia itu sendiri.
1. PSIKOLOG PERKEMBANGAN
                Ada tiga teori tentang perkembangan. Pendekatan – pendekatan yang dimaksud adalah:
1.      Pendekatan Pendapatan.
2.      Pendekatan Diferensial.
3.      Pendekatan Ipsatif.
Pendekatan penetapan ada dua macam yaitu bersifat menyeluruh dan bersifat khusus. Yang menyeluruh akan mencakup aspek pengembangan sebagai faktor yang memperhitungkan dalam penyusunan tahap perkembangan. Sedangkan yang bersifat khusus hanya mempertimbangkan factor tertentu saja sebagai dasar menyusun tahap-tahap perkembangan anak, misalnya penetapan Piaget.
                Havinghurst menyusun frase-frase perkembangan sebagai berikut :
1.      Tugas perkembangan masa kanak-kanak
2.      Tugas perkembangan masa anak
3.      Tugas perkembangan masa remaja
4.       Tugas perkembangan massa dewasa awal
5.      Tugas perkembangan masa setengah baya
6.      Tugas perkembangan orang tua
2. PSIKOLOGI BELAJAR
                Belajar adalah perubahan prilaku relativ permanen sebagai hasil pengalaman (bukan hasil perkembangan, pengaruh obat atau kecelakaan) dan bisa melaksanakannya kepada orang lain.
                Ada sejumlah prinsip belajar menurut Gagne (1979) sebagai berikut :
1.      Kontiguitas
2.      Pengulangan
3.      Penguatan
4.      motivasi positif
5.      Tersedia materi pelajaran yang lengkap
6.      Ada upaya meningkatkan keterampilan intelektual
3. PSIKOLOG SOSIAL
                Psikolog sosial adalah psikolog yang mempelajari seseorang di masyarakat yang mengombinasikan cirri-ciri psikolog dengan ilmu sosial untuk mempelajari pengaruh masyarakat terhadap individu dan antarindividu.
4. KESIAPAN BELAJAR DAN ASPEK-ASPEK INDIVIDU
                Kesiapan belajar secara umum adalah kemampuan seseorang untuk mendapatkan keuntungan dari pengalaman yang ia temukan. Sementara itu kesiapan kognisi bertalian dengan pengetahuan seseorang dalam menghadapi situasi belajar yang baru. Kemampuan ini bergantung pada tingkat kematangan intelektual, latar belakang pengalaman dan cara-cara pengetahuan sebelumnya di struktur.
                Bagi pendidik di sekolah, baik intervensi pada umur-umur muda maypun melayani motivasi berprestasi pada anak yang lebih tua perlu dilakukan pada setiap saat. Sebab motivasi ini merupakan modal pertama bagi anak untuk gemar belajar. Dalam proses pendidikan peserta didik atau peserta belajarlah yang harus memegang perana utama. Sebab ia adalah individu yang hidup dan berkembang sendiri. Pendidikan harus memperlakukan dan melayani perkembangan mereka secara wajar. Ibarat proses mekarnya bunga, pendidik tidak boleh memaksa kelopak bunga agar segera mekar melainkan harus menunggu dengan sabar sambil rajin memberi pupuk. Biarlah mereka berkembang secara wajar sesuai dengan kodratnya.



           

                                                   


PENUTUP
1. KESIMPULAN
            Dari beberapa uraian dan penjelasan yang telah dikemukakan di atas maka dapatlah penulis mengambil kesimpulan bahwa dengan mata pelajaran Landasan Pendidikan mengajarkan kepada kita tentang bagaimana cara kata tumbuh dewasa dengan prilaku yang baik dan tidak menyimpang. Selain itu mengajarkan kepada kita bagaimana cara mendidik anak dengan baik dan benar karena anak adalah generasi penerus yang harus di beri pengetahuan yang sesuai
2. SARAN-SARAN
            Saya sebagai penyusun makalah ini, sangat mengharap atas segalasaran – saran dan kritikan bagi para pembaca yang saya hormati guna untuk membangun pada masa yang akan datang untuk menjadi yang lebih baik dalam membenarkan alur-alur yang semestinya kurang memuaskan bagi tugas yang saya laksanakan.
Dilansir dari : http://juniarari.blogspot.com/2011/11/landasan-pendidikan.html
       
      
               
    
       
Advertisement

You might also like

0 Comments


EmoticonEmoticon