Konsep Menejemen Keuangan

Advertisement
       
      
              
    
  
  
Konsep Menejemen Keuangan
Menejemen keuangan adalah menejemen terhadap fungsi-fungsi keuangan. Sedangkan fungsi keuangan adalah kegiatan uatama yang harus dilakukan oleh mereka yang bertanggung jawab dalam bidang tertentu. Fungsi menejemen keuangan adalah menggunakan dana dan menempatkan dana.
Menejemen dalam bisnis perusahaan terdiri dari beberapa individu yang di kelompokkan menjadi tiga kelompok yaitu :
1. kelompk menejemen tingkat pelaksana ( operational menegement ), meliputi para suvervisor.
2. Kelompok menejemen menengah meliputi kepala department, manajer devisi, dan manager cabang.
3. Manajemen eksekutif atau disebut juga manajemen puncak eksekutif sebagai penanggung jawab dari fungsi-fungsi : pemasaran, pembelanjaan, produksi, pambiyaan, dan akutansi. Manajemen eksekutif secara prinsipil berkenaan dengan pembuatan keputusan jangka panjang, manajeman menengah berkaitan dengan keputusan jangka menengah, dan manajemen operasional berkaitan dengan keputusan jangka pendek.


Konsep manajeman dapat digambarkan dalam kalimat seperti “ membuat keputusan, memberi perintah, menetapkan kebijakan, menyeediakan pekerjaan dan system reward ( imbalan ) dan mempekerjakan oaring untuk melaksanakan kebijakan”. Manajemen menetapkan tujuan yang akan dicapai dengan mengintegrasikan pengetahuan dan keterampilan dengan kecakapan dan pengalaman personil. Usoaya berhasi, manajemen harus melaksanakan secara efektif fungsi-fungsi perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan. Perencanaan dan pengorganisasian fungsi utama manajemen manajemen eksekutif, sedangkan pengawasan merupakan fungsi operasioanal. Pelaksanaan ketiga fungsi uatama tadi perlu keterlibatan dari tiap tingkatan manajemen.

Manajemen memiliki tiga tahapan penting yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan dan tahap penelitian, ketiga tahap tadi apabila diterapkandalam manajemen keuangan adalah menjadi tahap perencanaan keuangan dan tahap pelaksanaan dan tahap penilaian.

Organisasi Pendidikan Sebagai Organisasi Sektor Publik
Organisasi sector publik merupakan sebuah entenitas ekonomi yang memiliki keunikan tersendiri dan memiliki sumber daya yang tidak kecil bahkan bias dikatakan besar. Organisasi tersebut melakukan transaksi ekonomi dan keuangan tetapi bukan mencari laba seperti halnya entenitas ekonomi yang lain ( perusahaan ) yang mencari laba.
Sementara tujuan organisasi nirlaba menurut Henke O. Emerson adalah untuk layanan social tanpa maksud mengambil keuntungan. Organisasi seperti ini tanpa kepemilikan saham yang dapat dijual atau diperdagangkan oleh perorangan adapun kelebihan pendapatan digunakan untuk meningkatkan kemampuan pelayanan dari organisasi. Sumber pembiayaan setidaknya dari pajak dan atau dari bantuan yang lainnya. Layanan organisasi didistribusikan atas dasar kebutuhan bukann atas dasar permintaan. Contoh dari organisasi nirlaba ini adalah lembaga pemerintah, perguruan tinggi, rumah sakit, lembaga kesehatan dan kesejahteraan lainnya, tempat ibadah, dan yayasan.
Kelompok organisasi nirlaba ini adalah organisasi nirlaba public dan organisasi nirlaba swasta.
Organisasi nirlaba public diciptakan oleh komunitas formal dengan tujuan memberika pelayanan masyrakat. Mereka memiliki sanksi hokum yang membolehkan mereka untuk menarik pajak bagi sumber organisasinya contohnya lembaga-lambaga di pemerintah pusat, provinsi, kabupaten atau kota. Organisasi ini dipimpin oleh wakil yang terpilih yang diharapkan dapat bertindak atas kepentingan dari warga dalam komunitas. Pemimpin tadi secara operesional memiliki akuntabilitaskepada pihak yang meilihnya. Akuntansi dan pelaporan sangat penting dalam lembaga seperti ini.
Organisasi nirlaba swasta diciptakan oleh kelompok orang yang memiliki perhatian pada jenis layanan tertentu, seperti pendidikan dan kesehatan didalam masyarakat yang diselenggarakan atas dasar nirlaba. Lembaga ini pada umumnya diberi ijin oleh pemerintah tetapi tidak memiliki kewenangan menarik pajak sebagai sumber lembaganya. Sedangkan sumber lembaga berasal dari bantuan sukarela untuk sebagian atau seluruh sumber lembaganya.


Ciri-ciri organisasi sector public sebagai berikut:
1. Dijalankan tidak untuk mencari keuntungan financial
2. dimiliki secara kolektif oleeh public
3. kepemilikan atas sumber daya tidak digambarkan dalam bentuk saham yang dapat diperjual belikan
4. Keputusan-keputusan yang terikat kebijakan maupun operasional didasarkan pada konsesus.

Penganggaran ( Budgeting ) / Tahap perencanaan

Penganggaran merupakan proses kegiatan atua proses penyusunan anggaran ( budget ). Budget ini merupakan rencana oprasional yang dinyatakan secara kuantitatif dalam bentuk satuan uang yang digunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan lembaga dalam kurun waktu tertentu ( nanang Fattah, 2000 ). Budget may be defined as the financial plan for the future, usually for one year but posbli a longer odshorter period of time, ( Thomas H.Jones, 1985:22 ). Sementara kalau anggaran sektor publik adalah sebuah proses yang dilakukan oleh organisasi sektor publik untuk mengalokasikan sumber daya yang dimilikinya kedalam kebutuhan – kebutuhan yang tidak terbatas, ( Freeman dalam Deddi Nordiawan, 2006:48 ).
Dari pengertian tersebut mengungkapkan peran anggaran dalam pengolahan kekayaan sebuah organisasi publik. Organisasi sektor publik tentu berkeinginan memberikan pelayanan maksimal kepada masyarakat tetapi sering terkendala oleh keterbatasan sumber daya yang dimiliki, maka anggaran memiliki fungsi dan peran penting.
Anggaran juga dapat dikatakan sebagai pernyataan mengenai estimasi kinerja yang hendak dicapai selama periode tertentu dalam ukuran finalsial. Penganggaran sektor publik berbeda dengan perusahaan swasta. Karena penggangaran sektor publik lebih banyak muatan politis sedangkan perusahaan swasta relatif lebih kecil politisnya. Selain itu bagi sektob publik anggaran tidak hanya sebagai sebuah rencana tahunan tetapi juga merupakan bentuk akuntabilitas atas pengelolaan dana publik yang dibedakan kepadanya.
Karateristik anggaran

Anggaran memiliki dua sisi, yaitu sisi penerimaan dan pengeluaran. Sisi pengeluaran menggambarkan prolehan atau besarnya dana yang diterima oleh lembaga dari setiap sumber dana, misalnya dari pemerintah, masyarakat, orang tua peserta didik dan sumber-sumber lainnya. Sedangkan sisi pengeluaran menggambarkan besarnya biaya yang harus dikeluarkan untuk tiap komponen program. Istilah-istilah yang lazim untuk pengeluaran anggaran adalah dana rutin dan dana pembangun ( recurrent expendituredan capital expenditure ).

Fungsi anggaran
Anggaran disamping sebagai alat untuk perencanaan dan pengendalian manajemen, juga merupakan alat bantu bagi manajemen dalam mengarah kan suatu
organisasi dalam posisi yang kuat atau lemah, ( Nanang Fatth, 2000: 49 ). Sementara beberapa fungsi anggaran dalam manajemen organisasi sektor publik menurut Deddy Nordiawan ( 2006 : 48-49 ) adalah sebagai berikut :
1. Anggara sebagai alat perencanaan
Dengan fungsi ini organisasi tahu apa yang harus dilakukan dan kearah mana kebijakan dibuat.
2. Anggaran sebagai alat pengendalian
Dengan adanya anggaran organisasi sektor publik dapat menghindari adanya pengeluaran yang terlalu besar ( overspending ) atau adanya pengeluaran dana yang tidak semestinya ( misspending ).


3. Anggaran sebagai alat kebijakan
Dengan adanya anggaran organisasi sektor publik dapat menentukan arah atas kebijakan tertentu.
4. Anggaran sebagai alat politik
Dengan adanya anggaran dapat dilihat komitmen pengelola dalam melaksanakan program-program yang telah dijanjikan.
5. Anggaran sebagai alat koordinasi dan komunikasi
Dengan dokumen anggaran yang komprehensif sebuah bagian atau unit kerja atau departemen dapat diketahui apa yang harus dilakukan dan apa yang akan dilukukan oleh masing-masing bagian atau unit kerja lainnya.
6. Anggaran sebagai alat penilaian kerja
Anggaran adalah suatu ukuran yang bisa menjadi patokan apakah suatu bagian / unit kerja telah memenuhi target baik berupa terlaksananya aktivitas maupun terpenuhinya efesiensi biaya
7. Anggaran sebagai alat motifasi
Anggaran dapat digunakan sebagai alat komunikasi dengan menjadikan nilai-nilai nominal yang tercantum sebagai target pencapaian. Denga catatan anggaran akan menjadi alat motivasi yang baik jika memenuhi sifat menangtang tetapi masih bisa dicapai. Maksudnya adalah suatu itu hendaknya jangan terlalu tinggi sehingga tidak dapat dipenuhi juga jangan terlalu rendah sehingga mudah dicapai.

Prensip – prinsip dan prosedur anggaran
Prinsip-prinsip penyusun anggaran apabila dikaitkan denga anggaran sebagai alat perencanan dan pengendalian menurut Nanang Fattah ( 200: 49 ) adalah sebagai berikut :
 Adanya pembagian wewenang dan tanggung jawab yang jelas dalam sistem manajemen organisasi.
 Adanya sistem akutansi yang memadai dalam melaksanakan anggaran.
 Adanya penelitian dan analisis untuk menilai kinerja organisasi.
 Adanya dukungan dari pelaksana dari tingkat atas hingga yang paling bawah.
Sedangkan apabila prinsip-prinsip anggaran dikaitkan dengan peran dan fungsi anggaran sebagai pedoman bagi organisasi publik dan pemerintah adalah seperti dikemukakan oleh Deddy Nordiawan ( 2006 : 49-50 ), yaitu :
 Otorisasi oleh legislatif.
 Komperhenif/menyeluruh.
 Keutuhan artinya semua penerimaan dan pengeluaran tersebut tercangkup dalam suatu dana umum.
 Nondiscretionary apropriasi, jumlah yang tersetuju legislatif harus termanfaatkan secara ekonomis.
 Periodik.
 Akuarat.
 Jelas.
 Trasparansi.
Sedangkan prosedur penyusunan anggaran adalah sebagai berikut :
 Mengidentifikasi kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan selama periode anggaran.
 Mengidentifikasi sumber-sumber yang dinyatakan dalam uang, jasa dan barang.
 Semua sumber dinyatakan dalam bentuk uang sebab anggaran pada dasarnya merupakan pernyataan finansial.
 Menformulasikan anggaran dalam bentuk format yang telah disetujui dan dipergunakan oleh instansi tertentu.

 Menyusun usulan anggaran untuk memperoleh persetujuan dan pihak yang berwenang.
 Melakukan revisi usulan anggaran.
 Persetujuan revisi usulan anggaran.
 Pengesahan anggaran.

Dibawah ini contoh prosedur penyusunan anggaran :

Prosedur Penyusun Anggaran
Bentuk-Bentuk Anggaran
1. Anggaran Butir-Per-Butir (line item budget)
Anggaran butir per butir merupakan bentuk anggaran yang konvensional, namun paling simpel dan banyak digunakan. Dalam bentuk ini, setiap pengeluaran dikelompokksn berdasarkan kategori-kategori atau jenis butir, misalnya gaji, upah, honor menjadi satu kategori atau satu nomor atau bitir sedangkan perlengkapan, sarana, material dalam butir tersendiri.
Kelebihan :
Lebih simpel dan mudah dalam pengawasan pengeluaran biaya.
Kelemahan :
– Tidak membantu dalam pengambilan keputusan seperti mengevaluasi harga dalam hubungannya dengan pencapaian suatu program.
– Tidak akan dapat menunjukkan hubungan antara masukan program dan keluaran.
– Tidak biisa menganalisis untung rugi
– Lebih mengarah pada pembukuan dan tidak terhadap tujuan suatu program.
2. Anggaran Butir Program (Program Budget System)
Bentuk anggaran dirancang untuk mengidentifikasibiaya setiap program. Anggaran program dihitung berdasarkan jenis program. Sebagai bahan perbandingan kalau dalan anggaran butir per butir disebut gaji guru, sedangkan dalam progran disebut gaji untuk perencanaan pengajaran IPA sebagai salah satu komponen, dan komponen lain yang termasuk program percobaan mencakup alat-alay IPA, bahan-bahan kimia, IPA dan sebagainya menjadi satu paket namanya gaji guru program IPA. Adapun keuntungan bentuk anggaran program antara lain:
– Mengoganisasikan sejumlah besar pengeluaran menjadi rencana yang logis dan konkrit.
– Merangsang perencanaan tahunan dan reevaluasi periodik dari pelaksanaan rencana.
– Menghindari sentralisasi berlebihan, dimana keputusan menumpuk ditingkat atas.
3. Anggaran Berdasarkan Kinerja
Bentuk ini sesuai namanya menekankan pada kinerja dan bukan keterperincian dari suatu alokasi anggaran. Pekerjaan dalam suatu program di pecah dalam bentuk beban kerja dan unit hasil yang dapat diukur. Hasil pengukurannya dipergunakan untuk menghitung masukan dana dan tenaga yang dapat dipergunakan untuk mencapai tujuan suatu program. Anggaran berdasarkan hasil ini merupakan alat menajemen yang dapat mengidentifikasi secara jelas satuan dari hasil suatu program dan sekaligus merinci butir perbutir dari kegiatan yang harus dibayar.
4. PPBS/SP4 ( Planning Programing Budgeting System/Sistem Perencanaan Penyusunanan Program dan Penganggaran )
Bentuk ini dipopulerkan oleh Robert McNamara tahun 1960 di AS. PPBS/SP4 merupakan kerangka kerja dalam perencanaan dengan mengorganisasian informasi dan menganalisisnya secara sistematis. Dalam PPBS tiap-tiap tujuan suatu program dinyatakan dengan jelas, baik jangka pendek maupun jangka panjang.
Dalam proses PPBS/SP4 data tentang biaya, keuntungan kelayakan suatu program disajikan sercara lengkap sehingga pengambilan keputusan dapat menentukan keuntungan, kelayakan suatu program yang disajikan secara lengkap sehingga mengambil keputusan dapat menentukan pilihan program yang dianggap paling menguntungkan.
A. Ciri dari SP4/PPBS
– Perencanaan menggunakan pendekatan system
– Orientasi perencanaan pada pengeluaran
– Penganggaran didasarkan pada program yang telah ditetapkan
– Keseimbangan antara otonomi dan pengarahan harus diperhatikan pada prinsip perencanaan atas bawah (bottom-up) dan atas bawah (top-down).
– Perencanaan merupakan kegiatan yang bersinambungan dan bergulir (rolling plan)
B. Tiga Unsur PPBS / SP4 yang saling menunjang
– Siklus operasi yang mengatur seluruh urutan jadwal kegiatan yang disesuaikan dengan siklus DUP dan DIP.
– Struktur program yaitu gambaran hierarki yang disusun dengan bertitik tolak dari permasalahan pokok yang dihadapi pada tahun mendatang.
– System informasi yang meliputi, dokumen pengarahan, perencanaan, memo program koordinatif, konsep program operasional, usulan program, memo keuangan, daftar susunan proyek ( DUP ) dan daftar isian proyek (DIP) serta petunjuk operasional.
C. Kelebihan Bentuk SP4/PPBS
– Teksonomik artinya penggolongan tujuan berdasarkan tujuan.
– Analitik artinya ada perbandingan keuntungan dan kerugian alternative.
– Proyekttif yaitu memberi arah perencanaan jangka panjang.
– Konsentrik yaitu member perhatian pada pencapaian tujuan akhir.
– Evaluative yaitu member kemudahan menilai keberhasilan program dan efektifitas penggunaan sumber-sumber.
D. Kelemahannya yaitu:
– Kekelirruan mengkibatkan pemborosan sumber-sumber
– Seringkali mengakibatkan tujuan kualitatif yang sukar diukur.
– Kekurangan data atau informasi dapat mengakibatkan kesalahan prioritas, alokasi biaya dan penyelesaian suatu program.

5. Anggaran Berbasis Nol
Bentuk pembuatan anggaran ini adalah bahwa setiap aktivitas atau program yang tlah diadakan ditahun-tahun sebelumnya tidak secara otomatis dapat dilanjutkan. Setiap aktivitas haris dievaluasi setiap tahun untuk menentukan apakah aktivitas itu dilakukan tahun ini dengan melihat kontribusi yang dibrikan kepada tujuan organisasi.
Proses anggaran berbasis nol adalah sebagai berikut:
– Membagi semua operasi dari organisasi ke dalam unit-unit keputusan. Unit-unit keputusan ini adalah program, aktivitas, atau unit organisasi yang di tingkat rendah.
– Dasar untuk pembagian adalah aktivitas secara spesifik, jasa spesifik, yang diberikan, sub unit organisasi atau aktivitas alternative yang ddilakukan untuk mencapai tujuan dari program.

– Memilih cara terbaik untuk menyediakan jasa berdasarka analisis biaya-manfaat atau analisis lain (pertimbangan politis).
– Menentukan pilihan atas beberapa unit organisasi sehingga didapat keputusan-keputusan tentang berapa banyak jasa yang akan disediakan (sama dengan yang tahun lalu, ditanbah atau dikurangi).
2.4 Akuntansi (Accounting)
Akunting adalah bahasa yang digunakan untuk menggambarkan hasil kegiiatan ekonomi. Kegiatan tersebut melibatkan konversi(perubahan) sumber daya yang ada menjadi barang atau jasayang bias dipakai. Oleh karena itu, akunting mengukur dan menyikapi hasil dari kegiatan konversi suber daya tadi. Teknik manajemen yang digunakan adalah MBO(management by objectif). Kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan financial atau keuangan dalam organisasi laba dan nirlaba.
Selaian yang ada diatas bahawa akutansi adalah merupakan proses pencatatan, pengelompokan kejadian ekonomi dalam bentuk yang teratur dan logis dengan tujuan menyajikan informasi keuangan yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan. Fungsi akutansi bagi badan usaha dan masyarakat adalah menyajikan informasi kuantitatif tertentu yang dapat digunakan oleh pemimpin entitas ekonomi maupun pihak lain untuk mengambil kepetusan. Agar penyajian informasi tepat, maka seorang akuntan harus mememiliki baik pengetahuan mengenal prinsip-prinsip dan tauran-aturan dalam penyusunan informasi akutansi. Disamping itu, seorang akuntan harus mengembangkan sistem yang dapat menjamin bahawa semua peritiwa ekonomi yang terjadi dalam organisasi dapat tercatat dengan mencukupi pada saat yang tepat dan biaya yang pantas.
Kegiatan akutansi memerlukan sistem akutansi yang benar. Dalam sistem akutansi terdiri dari catatan-catatan akutansi(buku cek, jurnal dan buku besar) serta serangkaian proses dan prosedur yang ditetapkan untuk staf, sukarelawan dan para profesional. Tujuan sistem akutansi ini adalah memastikan sistem keuangan dan transaksi ekonami diimputka secara secara tepat kedalam catatan akutansi, serte laporan-laporan yang perlu disajikan secara akurat dan tepat waktu.
Bagan Perkiraan
Bagan Perkiraan adalah daftar masing-masing item, dimana pencatatannya dibagi kedalam lima kategori yaitu:

– Aktiva
– Hutang
– Avtiva bersih
– Pendapatan
– Belanja
Masing-masing pencatatan ditentukan dengan mengidentifikasi angka yang diinputkan kedalam sistem akutansi.
Buku Besar
Buku besar mengklasifikasi informasi pencatatan dimana bagan perkiraan atau akun bertindak sebagai daftar isi buku besar. Dalam sistem manual, ringkasan total dari seluruh jurnal dimasukkan kedalam buku besar setiap bulannya dimana hal ini dilakukan selama satu tahun dan dilaporkan pada tanggal neraca. Dalam sistem terkomputerisasi, data secara khusus dimasukkan kesistem sekali saja. Saat entri data telah disetujui oleh pemakai, perangkat lunak memasukkan informasi itu keseluruh laporan, dimana angka yang akan dicatatat akan muncul.
Jurnal
Jurnal digunakan untuk memcatat semua transaksi akutansi, sebelum diklasifikasi kebuku besar. Jurnal mengatur informasi secara kronologis dansesuai dengan jenis transaksi. Contoh :

– Jurnal untuk mencatat transaksi pengeluaran kas adalah suatu pencatatan secara kronologis atau cek yang ditulis, yang dikategorikan menurut bagan perkiraan atau akun.
– Jurnal untuk mencatat transaksi penerimaan kas adalah pencatatan secara kronologis atas seluruh setoran yang dibuat yang dikategorikan menurut bagan perkiraan atau akun.
– Jurnal untuk mencatat transaksi gaji, yaitu jurnal yang mencatat seluruh transaksi yang terikat penggajian.
– Jurna untuk mencatat transaksi pengeluaran kas dan piutang merupakan bagian akun pertambahan biaya dan pendapatan. Jurnal ini bermanfaat untuk mengelompokkan tansaksi penambahan biaya dan pendapatan yang terlalu banyak melalui jurnal.

Buku Cek
Buku cek menyajikan kombinasi jurnal dan buku besar. Sebagian besar transaksi keuangan akan dicatat melalui buku cek, dimana tanda penerimaan yang disetor ke dan dari pembayaran yang dibuat.
Tabel Siklus Akutansi
Tahap
Pencatatan – Kegiatan pengidentifikasian dan pengukuran dalam bebtuk bukti transaksi dan bukti pencatatan.
– Kegiatan pencatatan bukti transaksi kedalam buku harian atau juranal
– Memindahbukukan(posting) dari jurnal berdasarkan kelompok atau jenisnya kedalam akun buku besar.

Tahap
Pengiktisaran
– Penyusunan neraca saldo (trial balance) berdasarkan akun buku besar.
– Pembuatan ayat jurnal penyesuaian
– Penyusunan kertas kerja (work sheet)
– Pembuatan ayat jurnal penutup
– Pembuatan neraca saldo setelah penutupan
– Pembuatan ayat jurnal pembali
Tahap
Pelaporan – Neraca
– Lapora surplus devisit/laporan aktiva
– Laporan arus kas
– Lapoan perubahan aktiva bersih
– Catatan atas laporan keuangan

Auditing
Auditing adalah proses pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti tentang informasi yang dapat diukur mengenai suatu entitas ekonomi yang dilakukan seorang yang kompeten dan independen untuk dapat menentukan dan melaporkan kesesuaian informasi dimaksud dengan kreteria-kreteria yang telah ditetapkan.

Jenis-jenis Audit :
Audit Laporan Keuangan

Audit laporan keuangan bertujuan menentukan apakah laporan keuangan secara keseluruhan yang merupakan informasi terukur yang akan diverifikasi,telah disajikan sesuai dengan kriteria-kriteria tertentu.
Umumnya kriteria itu adalah prinsip akutansi yang berlaku umum.Seringkali juga dilakukan audit keuangan yang disusun berdasarkan pada basis kas akutansi lainnya yang sesuai dengan kebutuhan organisasi .yang bersangkutan.

Asumsi dasar dari suatu audit laporan keuangan adalah bahwa laporan tersebut akan lebih efisien memperkerjakan satu auditor untuk melaksanakan audit dan membuat kesimpulan yang dapat diandalkan oleh semua pihak daripada membiarkan masing-masing pihak melakukan ausit sendiri-sendiri.

Audit Operasional

Audit operasional merupakan penelaahan atas bagian manapun dari prosedur dan metode operasi suatu organisasi untuk menilai efisiensi dan efektitasnya.Umumnya, pada saat selesainya audit operasional,auditor akan memberikan sejumlah saran kepada manajemem untuk memperbaiki jalannya operasi lembaga.Dalam audit operasional, tinjauan yang dilakukan tidak terbatas pada masalah-masalah akuntansi,tetapi juga meliputi evaluasi terhadap struktur organisasi,pemanfaatan komputer,metode produksi,pemasaran dan bidang-bidang lain sesuai dengan keahlian auditor
Peklaksaan audit operasional dan hasil yang dilaporkan lebih sulit untuk didefinisikan daripada jenis audit lainya.Efisiensi dan efektivitas operasi suatu organisasi jauh lebih sulit pengevaluasiannya secara objektif di bandingkan penerapan dan penyajian laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.Kriteria yang digunakan untuk evaluasi informasi terukur dalam audit operasional cenderung subyektif.Pada praktiknya, auditor operasional cenderung memberikan saran perbaikan prestasi kerja dibandingkan melaporkan keberhasilan prestasi kerja yang sekarang.Dalam hal ini audit operasional lebih merupakan konsultasi manajemen daripada audit.

Audit Ketaatan

Audit ketaatan bertujuan mempertimbangkan apakah auditi(klien) telah mengikuti prosedur atau aturan tertentu yang telah ditetapkan pihak yang memiliki otoritas lebih tinggi.Suatu audit ketaatan pada lembaga(perusahaan) swasta,dapat termasuk penentuan apakah para pelaksana akuntasi telah mengikuti prosedur yang telah ditetepkan oleh lembaga.Contoh peninjauan tingkat upah,pemeriksaan perjanjian dengan pihak lain (seperti bank/kreditor), dan memenuhi ketentuan hokum yang berlaku.

Dalam audit atas badan-badan pemerintahan makin banyak audit ketaatan yang dilakukan oleh karena banyaknya aturan yang dibuat oleh pihak yang berwenang.Di hampir semua organisasi swasta dan nirlaba,selalu terdapat kebijakan khusus,perjanjian, dan kewajiban hukumyang membutuhkan suatu audit ketaatan.

Hasil audit ketaatan biasanya tidak dilaporkankepada pihak luar,tetapi pada pihak tertentu dalam organisasi.
Pimpinan organisasi adalah pihak yang paling berkepentingan atas dipatuhinya prosedur dan aturan yang telah ditetapkan.Oleh sebab itu mereka sering memperkerjakan auditor untuk melakukan tugas itu.


Selain jenis audit diatas, menurut (Thomas H.Jones, 1985:23) terdapat jenis audit yang dapat dikembangkan oleh auditor, yaitu audit yang dilakukan di dalam kantor atau audit di atas meja (desk audit) dengan melihat laporan-laporan yang masuk dan audit yang di lakukan dengan mendatangi objek di lapangan (field audit) untuk memverifikasi data dan laporan yang masuk dan dibuktikan di lapangan.Audit program dan audit keuangan seperti telah dibahas sebelumnya.

Kegiatan lain yang terkait dengan manajemen keuangan adalah membuat laporan pertanggung jawaban keuangan kepada kalangan internal lembaga atau eksternal yang menjadi stakeholder lembaga pendidikan.Pelaporan dapat dilakukan secara periodik seperti laporan tahunan dan laporan pada masa akhir jabatan pimpinan.

Implementasi Lapangan

Penganggaran

Manajemen keuangan pendidikanyang akan dijadikan contoh kajian disini adalah manajemen keuangan tingkat mikro,satuan pendidikan atau lembaga penyelenggara pendidikan sekolah.Setiap sekolah seyogyanya memiliki rencana strategis untuk periode waktu tertentu yang didalamnya mencakup visi,misi dan program, serta sasaran tahunan.Oleh karena itu pembiayaan pendidikan yang terintegrasi dan komprehensif dengan rentra di sekolah dan diarahkan untuk ketercapaian tujuan lembaga sebagaimana sudah didokumentasikan.

Pada lazimnya sumber pembiayaan untuk sekolah setiap sekolah mengenal dua macam pembiayaan, yaitu: pembiayaan rutin dan pembiayan pembangunan.Untukmemperoleh biaya rutin,pimpinan jugan harus memotivasi komite sekolah,sekolahnya dan masyarakat setempat dalm rangka pengumpulan dan untuk menunjang pelaksanan pendidikan yang ditawarkan.Semua dana yang diperoleh harus dikelola secara efektif untuk menjamin agar siswa memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya.


Tujuan utama manajemen keuangan sekolah adalah:
• Menjamin agar dana yang tersedia dipergunakan untuk kegiatan harian. sekol.ah dan menggunakan kelebihan dana untuk diinvestasikan kembali
• Memelihara barang-barang (aset) sekolah, dan
• Menjaga agar peraturan-peraturan serta praktik penerimaan,pencatatan dan pengeluaran uang diketahui dan dilaksanakan.

Karangka kerja manajemmen di sekolah mencakup pengertian sebagai berikut:
• Pembukuan yang cermat dan akurat.
• Pertanggung jawaban yang luwes.
• Pertukaran pengeluaran.
• Kemudahan membelanjakan uang bagi kepala sekolah.Bila tidak akan menghambat kebebasan sekolah dalam bertransaksi apa yang dibutuhkannya.
• Kebijakan keuangan dan,
• Alokasi dana yang tepat

Kebijakan keuangan sekolah terkait dengan pegangan dan bantuan bagi para adminisrator dan manajer dalam mengontrol dan mengatur:
• Penerimaan uang
• Pembukuan uang
• Pengambilan uang,dan
• Pembelanjaan uang.

Alokasi dana yang tepat; kepala sekolah harus menguasai betul apa yang dimiliki dan dibutuhkan oleh tiap bagian.Agar dapat mengalokasikan dana dengan tepat,perlu mengikut-sertakan staf dan para pembantu kepala sekolah dalam proses penentuan alokasi dana.

Selain enam pengertian tadi, perimaan dana sekolah perlu mendapat perhatian pimpinan sekolah.Hal ini berkaitan dengan buku catatan penerimaan dan sekolah,kepala sekolah perlu memahami tenteng:
• -Tujuan diadakannya buku Catatan Penerimaan Dana Sekolah
• -Informasi yang harus tercantum dalam setiap penerimaan, dan
• -Memberdayakan uang tunai.

Selain itu kepala sekolah perlu memahami praktik-praktik pemanfaatan jasa perbankan dan jenis-jenis rekeningnya.Dia juga perlu memahami cara untukpengamanan dan selama bertransaksi dengan baik, dan penarikan dana dan mencegah pemalsuan.
Akuntasi (pembukuan)

Kepala sekolah hendaknya benar-benar memahami dan dapat menjelaskan fungsi tujuan manfaat pembukuan kepada staf keuangan.

Buku Pos (Vate book)

Buku pos pada hakikatnya membuat informasi beberapa dana yang masih tersisa untuk tiap pos anggaran.Bukupos mencatat peristiwa-peristiwa pembelanjaan uang harian.Dari buku pos kepala sekolah dengan mudah dapat melihat apakah sekolah telah berlebih membelanjakan uang.K arenaitu,dianjurkan agar kepala sekolah menyelenggarakan buku tersebut

Pos : Pemeliharaan laboratorium IPA
Anggaran : 8.250.000
Tangal Pembelian Jumlah Sisa ( Rp )
08-08-2007 Mikroskop 3.000.000 5.250.000
02-09-2007 Alat pengukur suhu 60.000 5.190.000
11-10-2007 Bahan-bahan kimia 700.000 4.490000
22-10-2007 Gelas ukur 550.000 3.940.000
22
2.6.4 faktur

fatur dapat berupa buku atau lembaran lepas yang dapat diarsipkan. Seperti pada contoh berikut, faktur berisi rincian tentang : (a) maksud pembelian; (b) tanggal pembelian; (c) jenis pembelian; (d) rincian barang yang dibeli; (e) jumlah pembayaran; (f) tanda tangan pembeli kuasa; (kepala sekolah).
hal-hal penting yang perlu diperhatikan, antara lain :
1. faktur ditulis dan ditanda tangani sebelum uang dibayarkan.
2. Harus ada nomor untuk diagendakan.
3. Kutansi pembelian harus dilampirkan.
4. Faktur untuk mempertanggungjawabkan penggunaan uang umum.
Tangal Jenis barang Uraian Jumlah
02-05-2010 Alat bermain dan alat peraga Pembelian 3 buah bola sepak sesuai kuitansi terlampir RP. 1.600.000

Pembayaran dengan cheque
……………………….Tunai………………………………………………….
Jumlah Dalam
Hurup……………………………………………………………………
Jumlah tersebut diketahui dan disahkan oleh :
Tanggal……………………………………………..tanda tangan……………………………………………………………………………………….

KEPALA SEKOLAH
Dibayar oleh :
Tanggal………………………………………………………………………………….
Tertanda…………………………………………………………………………………..

Tanda tangan juru bayar
…………………………..
……………………………….
…………………………….tanggal

Buku kas
Buku kas mencatat tentang rincian penerimaan dan pengeluaran uang serta saldo secara harian dan pada hari yang sama, misalnya pejmbelian kapur tulis. Dengan demikian kepala sekolah akakn segera tahu tentang keluar masuknya uang pada hari yang sama. Termasuk yang harus dicatat pada buku kas dalah chequeyang diterima dan dikeluarkan pada hari itu
Lembar cek
Lembare merupakan alat bukti bahwa pembayaran yang dikeluarkan adalah sah. Lembar dikeluarkan jika menyangkut tagihan atas pelaksanaan suatu transaksi, misalnya barang yang dipesan sudah dikirim dan catatan transaksinya benar. Orang yang berhak menandatangani lembar cek adalah kepala sekolah atau petugas keuangan.
Jurnal
Sebagai pengawas keuanan kepala sekolah harus membuka buku jurnal dimana seluruh transaksi keuanagn setiap hari dicatat.
Buku besar

Ada data keuangan berarti, informasi dan jurnal hendaknya dipindahkan ke buku besar atau buku kas induk pada akhir bulan. Buku besar mencatat kapan terjadinya transaksi pembelian, keluar masuknya uang saat itu, dan neraca saldonya.

Tangal No faktur Alat tulis Pengeluaran
06-06-2007 182/7 spidol 125.000
23-06-2007 182/7 Kertas HVS 174.000
28-06-2007 183/20 ………………………….. 215.000

Buku kas uang sekolah
Buku kas pembayaran berisi catatan tentang pembayaran uang sekolah siswa menurut tanggal pembayaran, jumlah dan sisa tunggakan atau kelebihan pembayaran sebelumnya. Pencatatan untuk tiap pembayaran harus segera dilakukam untuk menghindari timbulnya masalah karena kuitansi hilang, lupa menyimpan atau karena pekerjaan yang menjadi tertumpuk.

Buku kas piutang

Buku berisi daftar / catatan orang yang berhutang kepda sekolah menurut jumlah uang yang berutang, tanggal pelunasan dan sisa utang yang yang belum dilunasi. Informasi dalam buku ini harus selalu dalam keadaan mutakhir untuk melihat jumlah uang milik sekolah yang belum kembali.

Neraca percobaan
Tujuan utama diadakannya neraca percobaan ialah untuk mengetahui secara tepet keadaan neraca pertanggung jawaban keuangan secara cepat, misalnya mingguan atau dua mingguan. Hal ini memungkinkan kepala sekolah sewktu-waktu (selama tahun anggaran ) menentukan hal yang harus didahulukan dan menangguhkan pengeluaran yang terlalu cepat dari pos tertentu
Simpulan
Pendidikan dianggap sebagai sektor yang strategis dan memiliki peran penting dalam menghasilkan sumber daya manusia dalam suatu bangsa. Kemampuan dan kesungguhan pemerintah untuk membiayai pendidikan sesuai dengan amanat UUD 1945 dan UU NO 2 tahun 2003 tentang sisdiknas mengingat secara legalitas formal, oleh karena dengan menyediakan anggaran yang sesuai dengan amanat merupakan suatu keniscayaan. Biaya atau uang yang disediakan pemerintah untuk pendidikan harus dimanfaatkan oleh lembaga penyelenggara pendidikan baik dipusat maupun di daerah.
Pendidikan sebagai sector publik yang beriorientasi pada pelayanan public dipandang sebagai sector publikyang berorientasi pada nirlaba ( non profit ) berbeda dengan sector publik lain seperti perusahaan yang berorientasi keuangan, lab ( profit ). Tujuan manajemen keuangan pda intinya untuk menjamin agar dana yang tersedia dapat dimanfaatkan secara efektip dan efisien, memelihara barang-barang (aset)
Lembaga pendidikan, dan menjaga agar pengelolaan keuangan tersebut dengan peratuan yang berlaku.


DAFTAR PUSTAKA
Arens, Loebecke. 1991. Auditing, Pendekatan Terpadu . Prentice Hall. Jakarta : Salemba Empat.
Bastian Indra. 2007. Akuntansi Yayasan dan Lembaga Publik . PSASP. Jakarta : Erlangga.
Fausi Imron. 2008. Manajemen Keuangan dalam Lembaga Pendidikan dan Negara. Aviable from : http://imronfausi.wordpress.com/2008/06/15.manajemen-keuangan-dalam-lembaga-pendidikan-dan-negara/
Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia. 2009. Manajemen Pendidikan. Bandung : Alfabeta.

       
      
               
    
       
Advertisement

You might also like

0 Comments


EmoticonEmoticon