Pengertian dan Penjelasan Desa dan Kota Selengkapnya

Advertisement
       
      
              
    
  
  

Pengertian desa, unsur dasa, potensi desa


v Pengertian desa
a. Pengertian dasa secara geografis
Secara geografis desa adalah perwujudan geografis yang terdiri dari unsur - unsur fisiografis, sosial, ekonomi, dan budaya yang saling terkait satu sama lain antara unsur - unsur tersebut, maupun hubungannya dengan daerah lain, serta perubahan - perubahan yang terjadi baik dalam cakupan lokal, regional, maupun internasional. Jadi desa itu mengandung unsur - unsur desa yang berupa kenampakan fisik, sosial masyarakat, ekonomi, serta budaya dan antara unsur - unsur tersebut saling berkaitan satu sama lain. desa juga saling berhubungan dengan daerah - daerah lain yang saling berinteraksi sehingga dimungkinkan terjadi perubahan - perubahan yang dapat berupa perubahan secara lokal ( contohnya perubahan dalam struktur masyarakat), regional, maupun perubahan secara internasional atau global.

b. Pengertian desa secara administratif
Sacara administratif desa adalah organisasi pemerintahan yang terendah dibawah camat dalam lingkungan wilayah hukum negara kesatuan republik indonesia yang mempunyai hak untuk mengatur rumah tangganya sendiri yang mempunyai hak otonomi. Jadi secara administratif desa merupakan suatu organisasi pemerintah dalam lingkungan NKRI yang berada di bawah kecamatan dan mempunyai hak otonomi untuk mengatur kehidupan serta rumah tangganya sendiri yang diatur dalam peraturan - peraturan.

v Unsur - unsur desa

  1. Daerah
Daerah dalam bahasan ini adalah kondisi geografis  desa. Daerah menjadi tempat manusia melangsungkan kehidapan dan penghidupannya. Daerah yang menjadi unsur desa adalah lahan baik yang produktif  maupun yang tidak produktif penggunaanya, lokasi dasa, luas, serta batas desa tersebut dengan daerah lain.
b. Penduduk
Subjek penghuni suatu desa adalah penduduk serta hal – hal yang timbul karena penduduk( contohnya jumlah penduduk, bertambah berkurangnya penduduk, kepadatan penduduk, merata atau tidaknya persebaran penduduk, serta mata pencaharian penduduk tersebut dalam memenuhi kebutuhan hidupnya dan keluarganya.
c.    Tata kehidupan
Setelah adanya daerah dan penduduk, harus ada peraturan atau norma – norma yang mengatur kehidupan dalam wilayah tersebut. Tata kehidupan yang mengatur masyarakat ini mengatur bagaimana masyarakat saling bergaul satu sama lain, dan bagaimana ikatan antar masyarakat dalam kehidupannya.
  1. Letak
Letak suatu desa menjadi unsur penting. Maju mundurnya desa tergantung pada letak desa tersebut. desa yang letaknya berbatasan dengan kota memungkinkan akan lebih cepat berkembang dari pada desa yang terisolir. Hal ini menunjukan betapa pentingnya trasprtasi dan komunikasi untuk memajukan desa yang letaknya terisolir.

v    Potensi desa

Potensi desa dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu potensi fisik dan potensi nonfisik.
  1. Potensi fisik:
Potensi fisik adalah potensi atau sumberdaya yang terdapat di desa yang berupa kenampakan fisik atau kongrit yang dapat menjadi patokan maju mundurnya suatu desa. Desa yang mempunyai potensi fisik yang baik maka ada kemungkinan desa tersebut akan berkembang baik pula. Adapun potensi fisik suatu desa adalah sebagai berikut:
1)      Tanah
Tanah dalam aspek ini dapat berupa sumber sumber tambang dan mineral yang dapat dipergunakan atau dimanfaatkan masyarakat untuk berbagai kebutuhan hidup mereka, baik dalam lingkup internal lingkungan mereka sendiri maupun untuk berinteraksi dengan kota atau daerah lain. Tanah juga merupakan sumber berbagai tanaman mengingat masyarakat desa sangat bergantung pada tanaman atau lingkungan alam sebagai sumber mata pencaharian mereka yaitu bertani dan sebagai penghidupannya.
2)      Air
Semua mahluk hidup membutuhkan air demi menjalani kehidupannya. Air sangat penting bagi kehidupan contohnya untuk minum, mandi, mencuci, dll. Hal tersebut menunjukan begitu bergantungnya manusia dengan air. Desa yang mempunyai kondisi atau kualitas air yang baik akan maju karena perkembangan suatu desa memerlukan tata perairan dan kualitas air yang baik demi kepentingan irigasi, pertanian, dan keperluan sehari – hari seperti kebutuhan rumah tangga, dll.
3)      Iklim
Salah satu ciri masyarakat desa adalah bergantung pada iklim. Mata pencaharian mereka yang sebagian besar adalah petani menuntut mereka bergantung pada musim atau iklim. Kondisi iklim yang baik akan berdampak positif bagi pertanian mereka yang juga akan membaik. Sehingga iklim yang baik akan menjadi potensi fisik desa dalam pengembangannya.
4)      Ternak
Ternak adalah salah satu potensi fisik desa yang dapat berupa sumber bahan makanan masyarakat. Masyarakat desa bisa menggunakan ternak mereka untuk sumber bahan makanan mereka sendiri maupun untuk berinteraksi dengan daerah – daerah lain atau kota. Dalam hal ini ternak juga mampu sebagai sumber keuangan bagi masyarakat, karena banyak masyarakat yang menggantungkan hidupnya dari ternak.
5)      Manusia
Manusia adalah potensi fisik desa yang tidak kalah penting dengan potensi lain. Manusia dapat menjadi produsen maupun konsumen yang mampu menjalankan kegiatan ekonomi. Manusia juga merupakan sumber tenaga kerja baik dalam desa tersebut maupun tenaga kerja untuk kota atau daerah lain.

v   Potensi nonfisik
1)      Masyarakat desa
Masyarakat desa terkenal dengan sifat mereka yang saling pengertian dan gotong royong. Sifat tersebut dapat menjadi kekuatan dalam berproduksi atau pun menjalankan kegiatan ekonomi. Sifat gotong roong dan saling pengertian ini dapat dipengaruhi oleh keadaan geografis desa setempat.
2)      Lembaga sosial
Lembaga – lembaga sosial menjadi wadah masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Contohnya lembaga pendidikan yang memberikan kontribusi berupa pendidikan dan pengetahuan bagi masyarakat desa.
3)      Aparatur desa
Desa yang tertib dan teratur menjadi sesuatu yang sangat diharapkan dapat tercapai. Aparatur desa atau pamong desa menjadi pihak yang sangat berjasa dalam ketertiban dan kelancaran pemerintahan suatu desa. Pemerintahan yang tertib dan teratur akan menciptakan masyarakat yang harmonis.

2.    Ciri – ciri desa dan kota

Ø    Ciri – ciri desa
a. Pekerjaan bertani
Sebagian besar masyarakat desa bermata pencaharian dalam bidang pertanian, baik pertanian dalam arti sempit maupun dalam arti luas. Pertanian mereka masih bergantung pada iklim dan alam dalam penggarapannya.
b. Ukuran masyarakatnya kecil
Ukuran masyarakat desa kecil, karena sebagian besar lahan mereka dijadikan lahan pertanian sebagai mata pencaharian. Sehingga tidak mungkin masyarakat dapat tumbuh dalam ukuran yang besar. Hal tersebut adalah sifat dasar masyarakat pedesaan pada umumnya.
c. Kepadatan penduduk rendah
Lahan di desa yang begitu luas tidak diimbangi dengan kepadatan penduduk desa yang rendah. Sebagian besar lahan di desa masih berupa kondisi alam yang terbentang luas. Mengingat mayoritas penduduk desa masih bermata pencaharian sebagai petani, sehingga mereka lebih mementingkan lahannya untuk pertanian. Karena kondisi tesebut mengakibatkan kepadatan penduduk desa per kilo meternya itu rendah.
d. Lingkungannya alami
Karena berbagai faktor, kondisi lingkungan di desa masih alami. Belum ada bangunan- bangunan bertingkat seperti di kota, belum ada sarana dan prasarana umum yang lengkap seperti: bandara; univeritas, rumahsakit, kantor perpajakan,dll. Yang ada hanya bangunan – bangunan sederhana dengan lingkungan yang sangat asri dan alami dengan pepohonan serta udara yang segar dan jauh dari polusi.
e. Diferensiasi sosial rendah
Pada umumnya masyarakat desa masih seragam dalam adat istiadat, pekerjaan, pendidikan, dan bahasa yang menyebabkan pembagian sosial secara horizontal tidak tinggi. Kehomogenitasan masyarakat desa menjadikan mereka saling akrab satu sama lain dan menyebabkan diferensiasi wilayah tersebut rendah.
f. Stratifikasi sosialnya tidak tajam
Stratifikasi sosial adalah adalah pembagian sosial secara vertical. Di desa stratifikasi sosial tidak setajam dikota. Hal itu karena kuantitas kelas sosial desa tidak begitu besar, perbedaan antara kelas sosial satu dengan yang lain tidak begitu besar, serta jarak sosial di desa kecil atau antara indivdu satu dengan yang lain akrab dan saling mengenal sehingga stratifikasi sosialnya tidak begitu tajam.
g. Mobilitas sosial jarang terlihat
Masyarakat desa homogen yang menyebabkan ketidaksamaannya pekerjaan mereka. Hal tersebut menyebabkan masyarakat enggan berpindah dari satu status sosial ke status sosial lain. Lagi pula stratifikasi dan diferensiasi sosial di desa tidak begitu dipermasalahkan dalam kehidupan mereka sehari - hari.
h. Interaksinya rendah
Interkasi sosial sangat penting dalam kehidupan. Interaksi desa belum kompleks, kurang terdiferensiasi, kurang praktis, kurang terstandarisasi dan kurang termekanisasi.  Hal tersebut karena area komunikasi yang sempit, totalitas komunikasi yang dilakukan bersifat langsung, kontaknya bersifat personal dan permannen.
i.            Solideritas sosial bersifat mekanik
Solideritas masyarakat desa berdasarkan persamaan – persamaan yang terdapat pada mereka, karena hubungan mereka bersifat informal dan tidak terikat kontrak. Biasanya mereka berhubungan menggunakan sifat – sifat dan ciri – ciri mereka yang relative sama demi mencapai tujuan yang sama pula.

j. Kontrol sosial berupa adat istiadat
Kontrol sosial merupakan suatu proses pengkontrolan yang bertujuan agar masyarakat tertib dan tidak ada penyelewengan terhadap norma dan nilai. Kontrol sosial di desa masih tinggi karena hubungan antara masyarakat satu dengan yang lain masih erat sehingga masih bisa saling mengkontrol. Pengontrolan tersebut biasanya menggunakan adat istiadat, nilai, serta norma yang berlaku.

Ø    Ciri- ciri kota:

a.         Pekerjaan heterogen
Berbagai pekerjaan banyak terdapat di kota. Mulai dari pekerjaan yang bergaji tinggi sampai rendah. Hal tersebut karena banyaknya tuntutan hidup di kota. Mayorias pekerjaan mereka tidak bergantung pada alam.
  1. Ukuran masyarakat yang besar
Banyak lahan di kota yang digunakan untuk pemukiman dan tempat tinggal. Hal tersebut mengakibatkan masyarakat dapat berkembang pesat sehingga masyarakat tersebut menjadi besar.
  1. Kepadatan penduduk yang tinggi
Masyarakat yang datang berbondong – bonding ke kota demi mencari pekerjaan, pendidikan, rekreasi, maupun kepentingan lain akan mengakibatkan pertumbuhan masyarakat kota kurang dapat dikendalikan sehingga kepadatan penduduk per kilo meternya besar.
  1. Lingkungannya sudah tidak alami
Lingkungan kota sangat terkait dengan pertumbuhannya. Banyak gedung – gedung yang didirikan, kantor – kantor pemerintahan, bangunan pendidikan, dll menyebabkan lingkungan yang dulunya alami sekarang menjadi tidak ada lagi. Sulit dijumpai lahan pertanian yang terhampar luas dengan udara yang sejuk.
  1. Diferensiasi sosial tinggi
Keanekaragamaan pekerjaan di kota menyebabkan mereka terpisah sangat jauh. Banyak orang yang memandang pekerjaan yang dia miliki menjadi dasar mereka dalam bergaul dan berinterksi. Hal tersebut menimbulkan jurang pemisah yang sangat dalam antara individu satu dengan individu lalin.
  1. Stratifikasi sosial tajam
Status sosial dilihat dari tingkat pendidikan, tingkat sosial dan ekonomi. Karena keanekaragaman pekerjaan, pendidikan, dan kekuasaan maka terjadi pengelompokan sosial secara vertical dan pada akhirnya menimbulkan stratifikasi sosial yang sangat tajam antara status yang satu dengan yang lain.
  1. Mobilitas sosial tinggi
Adanya tuntutan kebutuhan yang beraneka ragam nenyebabkan banyak masyarakat yang pindah dari status yang satu ke status yang lain. Hal tersebut didukung dengan adanya variasi lapangan pekerjaan yang tersedia.
  1. Interaksi sosial tinggi
Variasi kebutuhan yang ada menyebabkan banyak interaksi yang terjadi di kota. Tingginya interaksi tersebut karena area interaksi yang luas, interaksinya bersifat tidak langsung,  kontaknya bersifat imperasional dan tidak mendalam, serta tidak tahan lama.
  1. Solideritas sosialnya bersifat organic
Solideritas sosial masyarakat berdasar atas perbedaan – perbedaan, pembagian pekerjaan, spesialisasi, dan adanya rasa saling ketergantungan satu sama lain. Hal tersebut menyebabkan solideritas sosial masyarakat kota bersifat organic.
  1. Kontrol sosial berupa norma hukum
Pemikiran masyarakat kota yang relistis dan modern menyebabkan mereka menggunakan norma dan peraturan hokum yang ada. Peraturan tersebut digunakan dalam bertingkah laku dan berhubungan satu sama lain.

3.    Faktor geografis suatu wilayah akan berpengaruh terhadap pola pemukiman. Faktor geografis ini mencakup morfolofi, tersedianya sumber – sumber daya, keadaan alam, dll. Daerah yang berada di dataran tinggi atau pegunungan biasanya pola pemukimannya radikal. Daerah yang berada di daerah gurun pasir atau tandus menggunakan pola pemukiman tersebar. Daerah yang mempunyai sumber daya berlimpah akan memusat karena mencari sumberdaya tersebut demi kebutuhan hidup. Pada daerah yang berada di daerah perairan akan menggunakan pola memanjang sepanjang sungai karena membutuhkan sarana air dalam trasportasi. Pada daerah yang datar biasanya menggunakan pola pemanjang jalan atau sepanjang rel kereta. Sehingga keadaaan geografis akan mempengaruhi cocok tidaknya suatu pola pemukiman.
4. Penggunaan lahan di desa dan kota
v    Penggunaan lahan desa
a. Pertanian
Banyaknya masyarakat desa yang berprofesi sebagai petani menuntut mereka menggunakan lahannya sebagian besar untuk lahan pertanian. Lahan pertanian mereka gunakan untuk bekerja dan merawat serta memelihara pertanian mereka. Pertanian tersebut dapat berupa cocok tanam, ternak, perikanan, kehutanan,dll.
b. Pemukiman
Pemukiman sebagai tempat penghidupan dan kehidupan masyarakat merupakan aspek yang sangat penting. Pemukiman desa lebih rendah kuantitasnya dibandingkan dengan lahan pertaniannya. Dalam permukiman tersebut masyarakat beraktifitas dan berinteraksi satu sama lalin.
c. Rekreasi
Suasana desa yang sangat alami dan masih berudara sejuk menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat untuk menikmati dan berekreasi di wilayah pedesaan. Daerah tujuan wisata di desa pada umumnya berupa kenampakan – kenampakan alam seperti air terjun, danau, pegunungan, dll.
d. Transportasi
Terdapat sarana dan prasarana trasportasi yang tidak sekompleks di kota. Di desa sarana dan prasarana transportasi masih sederhana dan seadanya. Hanya terdapat jalan – jalan yang belum begitu besar dan belum ada pula rambu – rambu lalu lintas. Di desa belum ada kereta api, pesawat, maupun kapal.
e. Sarana umum
Sarana umum yang ada pada desa hanya sarana umum pokok saja. Sarana tersebut dapat berupa layanan kesehatan atau puskesmas, musola – musola kecil, sarana pendidikan tingkat SD.
f. Sector  non pertanian
Yang dimaksud non pertanian ini yaitu pengindustrian, jasa, dan perdagangan. Terdapat sektor non pertanian juga di desa meskipun kuantitasnya hanya sedikit bila dibandingkan sektor pertanian

v    Tata guna lahan kota:
  1. Pemukiman
Banyaknya masyarakat kota membuat tuntutan pembangunan pemukiman yang banyak dan berfariasi untuk menjalankan kehidupan dan penghidupannya. Pemukiman di kota sangat padat bila dibandingkan dengan di desa. Mulai dari pemukiman kumuh, sampai dengan pemukiman elite.
  1. Sarana umum
Sarana umum di perkotaan sudah banyak dan kompleks. Sarana umum bidang kesehatan sudah ada rumah sakit besar dan klinik – klinik kesehatan, sarana umum di bidang pendidikan sudah ada perguruan – perguruan tinggi baik negri maupun swasta, dari bidang keagamaan sudah dibangun tempat ibadah yang besar dan mewah.
  1. Perindustrian
Banyak masyarakat kota yang bermata pencaharian dari sektor industri jadi lahan kota banyak pula yang menjadi lahan perindustrian, baik industri kecil, sedang, maupun besar.
  1. Rekreasi
Rekreasi di kota berbeda dengan rekreasi di desa yang kebanyakan adalah kenampakan alam, melainakan merupakan area hiburan seperti dufan, bioskop, dan tempat karaoke.
  1. Transportasi
Transportasi di kota sudah banyak dan komplit, baik yang transportasi udara, darat, maupun air. Transportasi tersebut sangat membantu masyarakat kota yang sibuk dengan pekerjaannya.

5. Manfaat tipologi desa dan faktor yang mempengaruhi
ü Manfaat tipologi desa adalah sebagai bahan acuan bagi pemerintah untuk bijaksana dalam mengambil suatu keputusan. Adanya tipologi desa pemerintah jadi tahu karakteristik masing – masing desa dan mengetahui potensi apa dan seberapa besar potensi yang dimiliki desa tersebut. Sebagai contoh desa A adalah desa yang mempunyai masyarakat yang trampil sehingga pemerintah dapat menggunakan desa tersebut sebagai desa penghasil kerajinan. Contoh lain desa B adalah desa yang kekurangan sumberdaya alam berupa air, sehingga pemerintah bisa mengalokasikan dana pembangunan perairan desa tersebut.
ü  Factor – factor yang mempengaruhi tipologi desa;
  1. Penduduk (D- Density)
Penduduk sebagai subjek penghuni desa sangat mempengaruhi tipologi desa. Desa dengan penduduk dengan SDM rendah akan menjadi desa yang tertinggal, sementara desa dengan penduduk yang SDMnya tinggi akan maju dan terus berkembang.
  1. Alam ( N- Nature)
Kondisi alam yang ada dalam suatu desa akan berpengaruh pada tipologi desa tersebut. Desa yang mempunyai SDA yang tinggi akan menjadi desa yang kaya dan maju, sedangkan desa ynag tidak mempunyai SDA akan menjadi desa yang tertinggal.
  1. Orbitrasi desa ( U- Urban centre)
Interaksi desa dengan daerah – daerah lain dapat menjadi indikator maju tidaknya suatu desa. Desa yang kuantitas interaksi dengan daerah lain tinggi maka dianggap sebagai desa yang maju, begitu pula sebaliknya.
  1. Mata pencaharian (E- Earning)
Mata pencaharian masyarakat akan mempengaruhi tipologi desa. Semakin mata pencaharian penduduknya beraneka ragam maka akan semakin maju pula desa tersebut.
  1. Pendapatan desa (Y- Yield / output )
Pendapatan desa dapat bersumber dari berbagai penerimaan seperti kas desa, kegiatan perekonomian masyarakat desa. Pendapatan desa akan menjadi salah satu patokan maju tidaknya suatu desa. Desa dengan pendapatan tinggi dianggap sebagai desa maju, sementara desa dengan pendapatan rendah akan dianggap sebagai desa tertinggal.
  1. Adat istiadat ( C- Custom)
Setiap masyarakat mempunyai adat istiadat masing – masing. Modern tidaknya suatu desa dapat dilihat seberapa kental adat istiadat setempat dijunjung. Semakin tinggi dan kental adat istiadat dijunjung maka desa tersebut disebut desa tertinggal, sementara untuk daerah yang tidak begitu kental dengan adat istiadat dianggap sebagai desa maju.
  1. Kelembagaan ( L)
Kompleks tidaknya kelembagaan yang ada dalam suatu desa adalah takaran suatu desa itu maju atau tidak. Semakin kompleks kelembagaan yang ada dalam suatu desa maka akan semakin maju pula desa tersebut, dan sebaliknya semakin minimnya kelembagaan suatu desa maka semakin tertinggal pula desa tersebut.
  1. Pendidikan ( E- Education)
Pendidikan masyarakat yang menjadi penduduk suatu desa akan mencerminkan maju tidaknya desa tersebut. semakin banyak masyarakat yang berpendidikan tinggi semakin majunya desa tersebut, semakin sedikitnya masyarakat yang berpendidikan tinggi maka desa tersebut dianggap tertinggal.
  1. Gotong royong ( Gr)
Gotong royong adalah sifat khas dari masyarakat desa, maka desa yang masih mempunyai gotong royong kuat maka desa tersebut disebut desa tertinggal. Sementara itu desa yang sifat gotong royongnya telah memudar maka disebut desa maju.
  1. Sarana prasarana desa (P)
Semakin kompleks dan modernnya sarana dan prasarana yang ada maka semalin maju pula desa tersebut. Sedangkan semakin sederhana dan terbatasnya sarana dan prasarana yang digunakan dalam kehidupan sehari – hari berarti semakin tertinggalnya desa tersebut.

6. Central place theory christaller (Walter Christaller, 1993)
Teori yang dikemukakan walter Christian ini menjelaskan tentang perkembangan kota yangdengan bentuk menyerupai sarang tawon atau heksagon. Pada awalnya inti kota berada pada satu titik yang dikelilingi titik – titik lain yang dan membentuk seperti segi enam. Kemudian srtuktur tersebut berkembang dari setiap sisinya membentuk heksagonal atau sarang tawon baru dan seterusnya berkembang terus seperti itu lagi. Sehingga terjadi pemekaran dan perkembangan daerah pusat kota menjadi lebih luas.
7. Teori perkembangan kota:
a. Teori Konsentris (Burgess,1925)
Teori ini menyatakan bahwa Daerah Pusat Kota (DPK) atau sering yang disebut dengan Central Bussiness District (CBD) merupakan jantung kota yang terletak tepat di tengah – tengah kota. Daerah ini mempunyai bentuk yang bulat sebagai pusat kehidupan masyarakat dal bidang sosial, ekonomi, budaya, politik, dan merupakan lingkungan yang mempunyai aksesibilitas tinggi. DPK atau CBD tersebut dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu:
  • bagian paling inti atau RBD (Retail Business District). Daerah ini didominasi dengan pertokoan, perkantoran, dan jasa.
  • bagian di luarnya atau WBD (Wholesale Business Distric). Daerah ini ditempati oleh bangunan – bangunan untuk kegiatan ekonomi yang berskala besar, contohnya seperti pasar dan pergudangan.
b.    Teori Sektoral (Hoyt,1939)
Teori sektoral merupakan teori penunjang dan pendukung teori konsentris. Dalam teori sektoral menyatakan bahwa DPK atau CBD memiliki pengertian yang sama dengan yang diungkapkan oleh Teori Konsentris oleh Burgess pada tahun 1925.
c. Teori Pusat Berganda (Harris dan Ullman,1945)
Teori ini menyatakan bahwa DPK atau CBD merupakan pusat kota yang terletak relatif lebih di tengah - tengah bagian lainnya yang mempunyai fungsi sebagai salah satu point penting dalam pertumbuhan. Kawasan ini terdapat berbagai kegiatan kota, sebagai pusat fasilitas transportasi dan komunikasi.

8. Masalah di perkotaan
a. Kriminalitas
Angka kriminalitas di kota sangat tinggi baik yang berupa penjambretan, perampokan, penipuan , dll. Hal tersebut karena tuntutan hidup di kota sangat tinggi dan beragam sehingga menimbulkan perasaan ingin menang sendiri, tidak peduli dengan orang lain, dan indifidualisistis. Solusi terbaik menurut saya adalah penegakan hukum yang ketat dan sesuai konstitusi agar pelanggar hukum merasa jera dan tidak mengulanginya lagi.
b. Pemukiman kumuh
Banyak pemukiman kumuh yang ada di kota antara lain di bawah jembatan dan disekitar rel kereta api. Hal tersebut karena masyarakat tidak mampu membeli rumah atau menyewa rumah sebagai tempat tinggal karena harganya yang sangat membumbung tinggi. Solusi mengatasi masalah itu adalah dengan cara menurunkan harga rumah, dan dengan mendirikan pemukiman yang layak huni dan harganya pun lebih terjangkau.
c. Pengangguran
Tenaga kerja dari desa banyak yang datang ke kota untuk mencari pekerjaan namun banyak pula yang akhirnya tidak mendapat lapangan pekerjaan dan akhirnya hanya menjadi penganggur. Masalah tersebut disebabkan karena rendahnya SDM para pencari kerja. Solusi dari masalah tersebut adalah dengan meningkatkan SDM para tenaga kerja dari berbagai bidang, yaitu bidang pendidikan, penguasaan teknologi, maupun pengalaman.
d.Kemacetan
Kota sangat identik dengan kemacetan. Hal tersebut sudah sangat biasa dijumpai dalam lingkungan perkotaan. Hal tersebut dikarenakan setiap orang yang hendak beraktifitas membutuhkan kendaraan agar dapat sampai di tempat aktifitas dengan cepat. Banyak mobil – mobil pribadi yang hanya dikendarai oleh satu orang saja. Hal tersebut karena masyarakat malas dan enggan menggunakan transportasi umum karena berbagai factor, baik keamanaan maupun kenyamanan. Solusi dari masalah tersebut dapat ditembuh dengan cara adanya pembatasan jumlah kendaraan dan pembenahan kembali sarana dan prasarana kendaraan umum agar layak pakai dan menarik minat masyarakat untuk menggunakannya.
e.Kepadatan penduduk yang tinggi
Di kota kepadatan penduduknya sangat tinggi. Banyak para pendatang yang merasa betah dan nyaman tinggal di Jakarta. Hal tersebut dikarenakan masyarakat pendatang mencari pekerjaan dan penghidupannya. Solusi yang dapat ditempuh melalui pembukaan lapangan kerja di desa  - desa sehingga masyarakat tidak perlu dating kekota bemi mencari pekerjaan

9. Proses terjadinya urbanisasi itu terkait dengan factor pendorong dan penarik urbanisasi.
a. faktor pendorong, adalah faktor – faktor yang menyebabkan masyarakat tidak betah di desa. Factor – faktornya antara lain:
  • Sempitnya lapangan pekerjaan
  • Kurangnya fasilitas umum
  • Kurangnya hiburan, dll
b.Faktor penarik, yaitu factor yang menyebabkan masyarakat tertarik pindah kekota, factor – factor tersebut antara lain:
  • Terbuka lebarnya lapangan pekerjaan
  • Fasilitas umum yang komplit dan memadai
  • Lengkapnya sarana hiburan,dll.
Setelah masyarakat mendapatkan alasan mengapa mereka berurbanisasi, maka mereka akan melakukan urbanisasi dengan segala macam alas an dan tujuannya.
Upaya pengendalian urbanisasi:
·      Mengembangkan desa – desa agar masyarakat tidak perlu datang ke kota untuk mencari pekerjaan, pendidikan, dan penghidupannya.
·      Membatasi jumlah masyarakat yang akan melakukan urbanisasi
·      Membekali masyarakat dengan skill dan kemampuan membuka usaha agar tetap mampu membuka pekerjaan di desa bukan hanya sebagai pekerja rendahan di kota.

10. Manfaat mempelajari masyarakat desa kota:

  • Kita mendapat pengetahuan tentang desa dan kota dengan segala aspek kehidupan dan penghidupannya.
  • Kita dapat mengetahui hubungan timbal balik antara desa dengan kota
  • Kita dapat mengetahui permasalahan -  permasalahan yang ada di desa dan kota serta penyebab dan solusi untuk mengatasi masalah tersebut.
  • Mampu mengetahui bagaimana perkembangan dan pertumbuhan desa kota
  • Kita mampu mengetahui tentang potensi desa kota dan bagaimana kita harus  memanfaatkan potensi - potensi tersebut.
  • Kita dapat mengetahui bagaimana cara memajukan desa dan kota.


       
      
               
    
       
Advertisement

You might also like

0 Comments


EmoticonEmoticon